Pw. S. Andreas
Kim Taegon, Im dan Paulus Chong Hasang dkk, Martir Korea (M)
1 Tes
3:14-16
Mzm.
111:1-2,3-4,5-6
Luk.
7:31-35
1 Tes
3:14-16
3:14 Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera
dapat mengunjungi engkau.
3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang
harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang
penopang dan dasar kebenaran.
3:16 Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia,
yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang
menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia,
diangkat dalam kemuliaan."
Luk.
7:31-35
7:31 Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang
dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama?
7:32 Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang
saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami
menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.
7:33 Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan
tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan.
7:34 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu
berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan
orang berdosa.
7:35 Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang
menerimanya."
Martir Korea
Santo Andreas Kim Raegon adalah imam
Katolik pertama dari Korea. Di akhir abad ke-18, agama Katolik Roma di Korea
mulai "secara sangat perlahan mengakar", dan diperkenalkan oleh para
umat awam. Baru pada tahun 1836 Korea menerima kedatangan para imam misionaris
yakni para biarawan MEP (Mission
Etrangères de Paris) dari Perancis.
Andreas Kim Taegon terlahir di tengah
keluarga terpandang masyarakat Korea saat itu (yangban), orang tua Kim Taegon
berubah memeluk agama Katolik dan karena itu ayahnya kemudian dihukum mati.
Menjadi Kristen - suatu tindakan terlarang di Korea saat itu yang sangat kental
Konfusianisme-nya. Kim Taegon belajar di sebuah seminari di Makau dan
ditahbiskan menjadi seorang imam di Shanghai setelah enam tahun. Ia kemudian
kembali ke Korea untuk berkhotbah dan menyebarkan Injil.
Selama masa Dinasti Joseon, agama Kristiani
ditindas keras dan banyak umat Kristiani yang disiksa dan dibunuh. Umat Katolik
harus secara tertutup mempraktekkan iman mereka. Kim Taegon adalah salah satu
dari beberapa ribu umat Kristiani yang dihukum mati selama masa ini. Pada tahun
1846, dalam usia 25 tahun, ia disiksa dan dihukum pancung. Kata-kata
terakhirnya adalah:
"ini adalah waktu
terakhir dari hidupku, dengarkan aku baik-baik: bila aku pernah berkomunikasi
dengan orang asing, maka hal ini terjadi untuk agama dan Tuhan-ku. Adalah
untuk-Nya aku ini mati. Kehidupan abadiku baru mulai. Jadilah orang Kristiani
bila engkau berharap untuk bahagia setelah meninggal dunia, karena Tuhan
memiliki hukuman abadi bagi mereka yang menolak untuk mengenal-Nya."
Pada tanggal 6 Mei 1984 Paus Yohanes Paulus II mengkanonisasi Andreas Kim Taegon bersama dengan 102 orang martir Korea lainnya, termasuk diantaranya St.Paulus Chong Hasang. http://katakombe.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar