Pw.
S. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkhotbah, Im
(P)
Ul.
6:4-13
Mzm.
18:2-3a,3bc-4,47,51ab
Mat.
17:14-20
Ul.
6:4-13
6:4 Dengarlah, hai orang
Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
6:6 Apa yang kuperintahkan
kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
6:7 haruslah engkau
mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila
engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau bangun.
6:8 Haruslah juga engkau
mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di
dahimu,
6:9 dan haruslah engkau
menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
6:10 Maka apabila TUHAN,
Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah
kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya
kepadamu -- kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan;
6:11 rumah-rumah, penuh berisi
berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali;
kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami -- dan apabila
engkau sudah makan dan menjadi kenyang,
6:12 maka berhati-hatilah,
supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah
Mesir, dari rumah perbudakan.
6:13 Engkau harus takut akan
TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah
engkau bersumpah.
Mat.
17:14-20
17:14 Ketika Yesus dan
murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan
Yesus dan menyembah,
17:15 katanya: "Tuhan,
kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke
dalam api dan juga sering ke dalam air.
17:16 Aku sudah membawanya
kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya."
17:17 Maka kata Yesus:
"Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku
harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu?
Bawalah anak itu ke mari!"
17:18 Dengan keras Yesus
menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itu pun sembuh
seketika itu juga.
17:19 Kemudian murid-murid
Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka:
"Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?"
17:20 Ia berkata kepada
mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat
berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan
pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
Yesus
Menyembuhkan Anak Menderita Ayan
Saudara terkasih, hari ini, Gereja mengajak kita
untuk merenungkan iman kita. Bagaimana kita memiliki iman dan menggunakan dalam
kehidupan sehari-hari kita. Iman bukan semata kata-kata, rumusan, atau
kefasihan kita menerangkan siapa Dia, apa yang Ia lakukan, namun satu yang
pasti ialah jawaban kita atas tawaran
kasih Alllah. Kita sering mampu menenrangkan dengan baik apa kebaikan-Nya,
kuasa-Nya, pengorbanan-Nya, atau apapun tentang Dia. Namun mengenal Pribadi-Nya
secara utuh lalai dan kita lupa yang pokok ini.
Orang yang anaknya ayan ini merupakan lambang,
simbol, dan keterwakilan para murid dan kita semua yang membatasi diri akan
kuasa Allah yang akan bekerja. Kita telah membuat dan menjatuhkan vonis, ah itu
tidak mungkin, sangat sulit hal itu bagiku, tidak akan bisa karena
bla...bla...bla... Pengetahuan, ketrampilan, dan teknologi bisa saja tidak
mampu menyelesaikan. Jangan lupa ada Tuhan yang tak terbatas akan mampu
menyelesaikannya.
Kita bisa mengatakan aku tahu, namun sebatas otak,
sedangkan hati kita sendiri ragu dan cemas bahwa hal itu terlalu besar untuk
bisa diatasi. Tentu kita paling tidak pernah mendengar dokter, rumah sakit, dan
semua daya upaya untuk kesembuhan mengangkat tangan,, dan menyerahkan
sepenuhnya pada Allah dan sembuh. Inilah wujud iman. Hari ini Tuhan mengajak
kita sampai pada tataran ini, para murid pun “gagal” mencapai taraf ini, mereka
tahu bahwa mereka memiliki kuasa, namun mereka ragu dan lupa ada Tuhan yang
akan menyempurnakan kekerungan mereka.
Iman itu berarti pasrah sepenuhnya kepada Allah,
usaha, upaya, dan tindakan kita sebatas pada proses bukan hasil. Ingat ada
Tuhan yang akan memberikan sentuhan akhir atas usaha kita.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar