Rabu, 12 Agustus 2015

Ikatan Persaudaraan

Rabu Biasa Pekan XIX (H)
Ul. 34:1-12
Mzm. 66:1-3a,5,8,16-17
Mat. 18:15-20


Ul. 34:1-12

34:1 Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan,
34:2 seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat,
34:3 Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.
34:4 Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana."
34:5 Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
34:6 Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
34:7 Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.
34:8 Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.
34:9 Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
34:10 Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel,
34:11 dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya,
34:12 dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.


Mat. 18:15-20

18:15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
18:16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
18:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.
18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
18:20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."


Ikatan Persaudaraan

Saudara terkasih bacaan hari ini masih berkaitan dengan apa yang kita renungkan hari kemarin. Di mana bahwa anak kecil yang lemah itu harus menjadi tanggung jawab kita yang dewasa, kuat, dan mempunyai kemampuan. Hari ini, Tuhan menyatakan orang yang salah. Orang salah itu sama dengan anak kecil, untuk memberikan perhatian kepadanya. Kesalahan bukan untuk memberikan hukuman namun untuk memperingatkan, membenarkan, dan meluruskan. Bukan langsung hukuman yang ditimpakan. Nasihat dalam kasih, dengan tahap-tahapnya.
Nasihat menjadi sarana untuk membawa kembali saudara yang bersalah, pertobatan bukan karena hukuman dan paksaan. Allah sendiri yang memberikan keteladanan sikap demikian. memberikan perhatian dan nasihat untuk menyadari kesalahannya. Allah kita bukan Allah penghukum dan pendendam, namun penuh kasih dan pengertian.

Saudara terkasih, bacaan ini sungguh kontekstual dengan kebiasaan dan budaya modern ini yang membicarakan kesalahan orang seperti sebuah warta berita. Penghakiman dan penghukuman yang sering berlebihan, bukan memperbaiki namun makin rusaklah si pelaku. Tuhan mengajak kita untuk memberikan nasihat dan teguran di bawah empat mata berarti tidak perlu ada orang yang tahu, demikian seterusnya, dan berulang kalipun harus dijalankan. Tuhan telah menerima kita dengan ampunan-Nya yang selalu saja kita manfaatkan karena diri kita yang senang pada keadaan yang sama. Keslaahn bukan sarana untuk memberikan hukuman apalagi balas dendam. Pengampunan yang menghantar kepada pertobatan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar