Jumat, 14 Agustus 2015

Perceraian

Pw. Maksimilianus Maria Kolbe, ImMrt. (M)
Yos. 24:1-13
Mzm. 136:1-3,16-18,21-22,24
Mat. 19:3-12


Yos. 24:1-13

24:1 Kemudian Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua orang Israel, para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya, lalu mereka berdiri di hadapan Allah.
24:2 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain.
24:3 Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya.
24:4 Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir.
24:5 Lalu Aku mengutus Musa serta Harun dan menulahi Mesir, seperti yang Kulakukan di tengah-tengah mereka, kemudian Aku membawa kamu keluar.
24:6 Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan orang berkuda ke Laut Teberau.
24:7 Sebab itu berteriak-teriaklah mereka kepada TUHAN, maka diadakan-Nya gelap antara kamu dan orang Mesir itu dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka diliputi. Dan matamu sendiri telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu lama kamu diam di padang gurun.
24:8 Aku membawa kamu ke negeri orang Amori yang diam di seberang sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kamu, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kamu menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari depan kamu.
24:9 Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu.
24:10 Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun memberkati kamu. Demikianlah Aku melepaskan kamu dari tangannya.
24:11 Setelah kamu menyeberangi sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, berperanglah melawan kamu warga-warga kota Yerikho, orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus, tetapi mereka itu Kuserahkan ke dalam tanganmu.
24:12 Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu.
24:13 Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya.


Mat. 19:3-12

19:3 Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"
19:4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
19:7 Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
19:8 Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
19:9 Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
19:10 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin."
19:11 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.
19:12 Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."


Perceraian

Saudara terkasih, Gereja hari ini memberikan permenungan mengenai perceraian bagi Gereja katolik yang memiliki pemaknaan yang berbeda di negara kita. Sering kita dikacaukan dengan pemahaman tersebut. Gereja tidak pernah mengizinkan perceriaan, meskipun gereja lain ada yang memberikan dalam kasus seperti ini.
Bacaan tersebut juga memberikan perbedaan dalam tradisi Yahudi sebagaimana yang dipertanyakan oleh kaum Farisi. Musa sebagai pembawa Taurat oleh Farisi dikatakan memberikan izin untuk bercerai dengan adanya surat cerai. Kita perlu mengerti konteks apa di balik itu. Yesus menyatakan bahwa karena ketegartegukan mereka sendiri, dalam arti bahwa mereka memiliki pratek yang berbeda dan kejam, maka Musa meminta adanya surat cerai. Batasan dalam Taurat ada, namun mereka melakukan praktek yang berbeda. Perempuan yang diceraikan suaminya tetap milik mantan suaminya tersebut, praktis tidak boleh dan bisa menikah lagi. Bekas istri yang menikah lagi akan dikatakan dan dihukum sebagai pezina yang hukumannya tidak main-mian, yaitu rajam hingga mati. Musa meminta adanya surat cerai untuk menjamin hidup bagi perempuan yang pernah menikah dan bercerai.
Perkawinan dalam pandangan dan ajaran Yesus sungguh radikal karena menyatakan apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceriakan manusia. Luar biasam bagaimana Yesus mengajarkan keterlibatan langsung Allah dalam perkawinan manusia. Tidak heran kalau para murid “ngeri” melihat hal demikian. idealisme yang memang menjadi cita-cita kehidupan yang berpusat pada Allah.

Saudara terkasih, orang sering tidak mau memperbaiki keadaan dan memilih untuk membeli yang baru. Sama dalam hal perkawinan, ada masalah bukannya mencari jalan keluar namun memilih menghindari dan menyatakan selesai. Ungkapan cinta, kasih, perhatian, saling memuji bisa berubah menjadi saling caci hanya karena masalah kecil. Perjalanan waktu sering mengurangi ikatan kasih sayang yang telah terlupa untuk dibangun. Yesus mengajak kita untuk memilih membangun sikap ini, bukan untuk meninggalkan apa yang rusak. Risiko perceraian tentu dapat kita saksikan di sekitar kita. Bagaimana membangun, mempertahankan, dan tetap menggelorakan kasih sayang satu sama lain sebagai satu kekuatan demi menghindari perceraian.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar