Pw.
Maksimilianus Maria Kolbe, ImMrt. (M)
Yos.
24:1-13
Mzm.
136:1-3,16-18,21-22,24
Mat.
19:3-12
Yos.
24:1-13
24:1 Kemudian Yosua
mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua orang
Israel, para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya, lalu mereka
berdiri di hadapan Allah.
24:2 Berkatalah Yosua kepada
seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di
seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah
Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain.
24:3 Tetapi Aku mengambil
Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi
seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak
kepadanya.
24:4 Kepada Ishak Kuberikan
Yakub dan Esau. Kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya, sedang
Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir.
24:5 Lalu Aku mengutus Musa
serta Harun dan menulahi Mesir, seperti yang Kulakukan di tengah-tengah mereka,
kemudian Aku membawa kamu keluar.
24:6 Setelah Aku membawa
nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu sampai ke laut, lalu orang Mesir
mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan orang berkuda ke Laut Teberau.
24:7 Sebab itu
berteriak-teriaklah mereka kepada TUHAN, maka diadakan-Nya gelap antara kamu
dan orang Mesir itu dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka
diliputi. Dan matamu sendiri telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir.
Sesudah itu lama kamu diam di padang gurun.
24:8 Aku membawa kamu ke
negeri orang Amori yang diam di seberang sungai Yordan, dan ketika mereka
berperang melawan kamu, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kamu
menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari depan kamu.
24:9 Ketika itu Balak bin
Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil
Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu.
24:10 Tetapi Aku tidak mau
mendengarkan Bileam, sehingga ia pun memberkati kamu. Demikianlah Aku
melepaskan kamu dari tangannya.
24:11 Setelah kamu
menyeberangi sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, berperanglah melawan kamu warga-warga
kota Yerikho, orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi,
orang Hewi dan orang Yebus, tetapi mereka itu Kuserahkan ke dalam tanganmu.
24:12 Kemudian Aku melepaskan
tabuhan mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari
depanmu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu
dan bukan pula oleh panahmu.
24:13 Demikianlah Kuberikan
kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak
kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan
kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya.
Mat.
19:3-12
19:3 Maka datanglah
orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah
diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"
19:4 Jawab Yesus:
"Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula
menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
19:5 Dan firman-Nya: Sebab
itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
19:6 Demikianlah mereka bukan
lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak
boleh diceraikan manusia."
19:7 Kata mereka kepada-Nya:
"Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat
cerai jika orang menceraikan isterinya?"
19:8 Kata Yesus kepada
mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan
isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
19:9 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin
dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
19:10 Murid-murid itu berkata
kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih
baik jangan kawin."
19:11 Akan tetapi Ia berkata kepada
mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang
dikaruniai saja.
19:12 Ada orang yang tidak
dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang
yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya
demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat
mengerti hendaklah ia mengerti."
Perceraian
Saudara terkasih, Gereja hari ini memberikan
permenungan mengenai perceraian bagi Gereja katolik yang memiliki pemaknaan
yang berbeda di negara kita. Sering kita dikacaukan dengan pemahaman tersebut. Gereja
tidak pernah mengizinkan perceriaan, meskipun gereja lain ada yang memberikan
dalam kasus seperti ini.
Bacaan tersebut juga memberikan perbedaan dalam
tradisi Yahudi sebagaimana yang dipertanyakan oleh kaum Farisi. Musa sebagai
pembawa Taurat oleh Farisi dikatakan memberikan izin untuk bercerai dengan
adanya surat cerai. Kita perlu mengerti konteks apa di balik itu. Yesus menyatakan
bahwa karena ketegartegukan mereka sendiri, dalam arti bahwa mereka memiliki
pratek yang berbeda dan kejam, maka Musa meminta adanya surat cerai. Batasan dalam
Taurat ada, namun mereka melakukan praktek yang berbeda. Perempuan yang
diceraikan suaminya tetap milik mantan suaminya tersebut, praktis tidak boleh
dan bisa menikah lagi. Bekas istri yang menikah lagi akan dikatakan dan dihukum
sebagai pezina yang hukumannya tidak main-mian, yaitu rajam hingga mati. Musa meminta
adanya surat cerai untuk menjamin hidup bagi perempuan yang pernah menikah dan
bercerai.
Perkawinan dalam pandangan dan ajaran Yesus sungguh
radikal karena menyatakan apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceriakan
manusia. Luar biasam bagaimana Yesus mengajarkan keterlibatan langsung Allah
dalam perkawinan manusia. Tidak heran kalau para murid “ngeri” melihat hal demikian.
idealisme yang memang menjadi cita-cita kehidupan yang berpusat pada Allah.
Saudara terkasih, orang sering tidak mau
memperbaiki keadaan dan memilih untuk membeli yang baru. Sama dalam hal
perkawinan, ada masalah bukannya mencari jalan keluar namun memilih menghindari
dan menyatakan selesai. Ungkapan cinta, kasih, perhatian, saling memuji bisa
berubah menjadi saling caci hanya karena masalah kecil. Perjalanan waktu sering
mengurangi ikatan kasih sayang yang telah terlupa untuk dibangun. Yesus
mengajak kita untuk memilih membangun sikap ini, bukan untuk meninggalkan apa
yang rusak. Risiko perceraian tentu dapat kita saksikan di sekitar kita. Bagaimana
membangun, mempertahankan, dan tetap menggelorakan kasih sayang satu sama lain
sebagai satu kekuatan demi menghindari perceraian.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar