Rabu, 19 Agustus 2015

Upah itu Kemurahhatian Allah

Rabu Biasa Pekan XX (H)
Hak.9:6-15
Mzm. 21:2-3,4-5,6-7
Mat. 20:1-16


Hak.9:6-15

9:6 Kemudian berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo; mereka pergi menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin di tugu peringatan yang di Sikhem.
9:7 Setelah hal itu dikabarkan kepada Yotam, pergilah ia ke gunung Gerizim dan berdiri di atasnya, lalu berserulah ia dengan suara nyaring kepada mereka: "Dengarkanlah aku, kamu warga kota Sikhem, maka Allah akan mendengarkan kamu juga.
9:8 Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami!
9:9 Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
9:10 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara: Marilah, jadilah raja atas kami!
9:11 Tetapi jawab pohon ara itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan manisanku dan buah-buahku yang baik, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
9:12 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur: Marilah, jadilah raja atas kami!
9:13 Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
9:14 Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami!
9:15 Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon


Mat. 20:1-16

20:1 "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
20:2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
20:3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.
20:4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi.
20:5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
20:6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
20:7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
20:8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
20:9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
20:10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.
20:11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
20:12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
20:13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
20:14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
20:16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.



Upah itu Kemurahhatian Allah

Saudara terkasih, bacaan kali ini memberikan gambaran Allah Yang Baik Hati berhadapan dengan murid atau kita yang bersunguh-sungut atas kebaikan dan kemurahan Allah itu. Ilustrasi yang Tuhan gunakan adalah pekerja kebun anggur. Mereka bekerja dengan waktu mulai yang berbeda-beda, kepada pekerja yang mulai dari awal hari ada kesepakatan mengenai upahnya yaitu satu dinar sepanjang hari. Menarik ialah pengupahan yang justru dimulai dari yang terakhir. Mereka yang  masuk terakhir diberi satu dinar, maka para pekerja yang sudah mulai sejak awal berharap akan mendapatkan yang lebih banyak tentunya. Menerima upah yang sama, mereka bersungut-sungut. Mau tidak mau majikan bereaksi atas sikap pekerja mereka.
Perlu kita sadari bahwa Pemilik Kebun telah bersepakat mengenai upahnya, tentu tidak ada yang tidak adil di sini. Apa yang mau disampaikan ialah kemurahan hati Allah. Allah Yang Murah Hati tersebut tidak merugikan pekerja sejak awal. Apa yang terjadi sama dengan kita ketika keselamatan itu berlaku pada semua orang, baik yang setia sepanjang hidupnya ataupun yang nyawa sudah ada di batas badannya dan sekejap akan meninggalkan raganya. Kita ingat peristiwa penyamun di sisi Tuhan ketika sama-sama disalib.

Saudara terkasih bukan Tuhan yang tidak adil, namun kita yang iri akan kebiakan Tuhan. Kita juga memiliki sikap dengki dengan apa yang orang lain terima. Sikap berpamrih juga memberikan pengaruh sehingga kita merasakan apa yang sama-sama diterima sebagai tidak adil, berharap lebih daripada yang orang lain terima. Upah atau berkat dari Allah adalah hak sepenuhnya ada pada kuasa dan tangan Allah dan kita tidak layak untuk mengatur apa yang Tuhan kehendaki. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar