Hari
Minggu Biasa Pekan XIX (H)
1
Raj. 19:4-8
Mzm.
34:2-3,4-5,6-7,8-9
Ef.
4:30-5:2
Yoh.
6:41-51
1
Raj. 19:4-8
19:4 Tetapi ia sendiri masuk
ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon
arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN,
ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
19:5 Sesudah itu ia berbaring
dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh
dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"
19:6 Ketika ia melihat
sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi
air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.
19:7 Tetapi malaikat TUHAN
datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah,
makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."
19:8 Maka bangunlah ia, lalu
makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari
empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb
Ef.
4:30-5:2
4:30 Dan janganlah kamu
mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari
penyelamatan.
4:31 Segala kepahitan,
kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu,
demikian pula segala kejahatan.
4:32 Tetapi hendaklah kamu
ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
5:1 Sebab itu jadilah
penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2 dan hiduplah di dalam
kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah
menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi
Allah.
Yoh.
6:41-51
6:41 Maka bersungut-sungutlah
orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang
telah turun dari sorga."
6:42 Kata mereka:
"Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal?
Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
6:43 Jawab Yesus kepada
mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
6:44 Tidak ada seorang pun
yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus
Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada tertulis dalam kitab
nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang
telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.
6:46 Hal itu tidak berarti,
bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah,
Dialah yang telah melihat Bapa.
6:47 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
6:48 Akulah roti hidup.
6:49 Nenek moyangmu telah
makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
6:50 Inilah roti yang turun
dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
6:51 Akulah roti hidup yang
telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia.
Bekal
dari-Nya adalah Roti Hidup
Saudara terkasih, beberapa saat yang lalu ada
artikel menarik dalam sebuah surat kabar on line yang menyajikan mengenai bekal
ke sekolah bagi anak. Disebutkan hati-hati bagi ibu agar tidak memberikan bekal
berupa jus dalam kemasan dan gorengan atau makanan sejenisnya. Menarik ialah
artikel ini mirip dengan bacaan kita hari ini.
Dalam bacaan pertama, Tuhan menyediakan bekal bagi
Elia yang sedang dalam keputusasaan karena pengejaran Izebel. Elia benar-benar
putus asa dan bahkan berpikir bahwa ia akan mati, maka ia tidur dan berharap
tidak akan bangun. Tuhan hadir menutus malaikatnya dan menyediakan makan dan
minum. IA menyediakan bekal untuk 40 hari perjalanan yang akan ditempuhnya.
Perjanjian Baru menyediakan bekal jauh lebih
berguna ketika Yesus hadir dan memberikan Roti Hidup yaitu diri-Nya sendiri. Roti
yang membuat kenyang bukan hanya sesaat bahkan memberikan hidup. saudara
terkasih, apa yang Tuhan sampaikan hadir dalam rupa makan karena manusia akan
selalu merasakan bahwa makanan itu penting. Makanan jasmani yang oleh Tuhan
digunakan sebagai sarana memperkenalkan Diri yaitu bekal rohani, bekal
spiritual. Makan roti dan kenyang saja tidak cukup tentunya, maka kita masih
melakukan kegiatan yang berupa aktivitas rohani dan spiritualitas. Berbagai bentuk
kita lakukan untuk mendapatkan santapan rohani tersebut. Bacaan rohani dan
bacaan Kitab Suci, pendalaman iman, liturgi baik Ekaristi ataupun ibadat di
lingkungan, doa bersama, doa pribadi, dan masih banyak olah rohani yang bisa
dilakukan. Bagaimanakah kita dalam membina diri agar memperoleh bekal rohani? Apakah
itu sudah cukup? BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar