Jumat
Biasa pekan XVIII (H)
Ul.
4:32-40
Mzm.
77:12-13,14-15,16,21
Mat.
16:24-28
Ul.
4:32-40
4:32 Sebab cobalah tanyakan,
dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum
engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah
terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu
seperti itu.
4:33 Pernahkah suatu bangsa
mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang
kaudengar dan tetap hidup?
4:34 Atau pernahkah suatu
allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah
bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan
peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan
kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu,
bagimu di Mesir, di depan matamu?
4:35 Engkau diberi melihatnya
untuk mengetahui, bahwa TUHANlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.
4:36 Dari langit Ia
membiarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau, di bumi Ia
membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar, dan segala perkataan-Nya
kaudengar dari tengah-tengah api.
4:37 Karena Ia mengasihi
nenek moyangmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa
engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar,
4:38 untuk menghalau dari
hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, untuk
membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka dan memberikannya kepadamu menjadi
milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini.
4:39 Sebab itu ketahuilah
pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang di langit di atas dan di
bumi di bawah, tidak ada yang lain.
4:40 Berpeganglah pada
ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik
keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di
tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya."
Mat.
16:24-28
16:24 Lalu Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
16:25 Karena barangsiapa mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:26 Apa gunanya seorang
memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya?
16:27 Sebab Anak Manusia akan
datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu
Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
16:28 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati
sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam
Kerajaan-Nya."
Syarat
Ikut DIA
Saudara terkasih, mengikuti DIA itu sangat mudah
syaratnya yang tidak mudah adalah melakukannya. Dia hanya mensyaratkan agar IA
menjadi nomor satu di atas segalanya. Gampang sekali kelihatannya, namun
benarkah demikian? Kita bisa saja justru menomorsatukan diri sendiri, pasangan,
keluarga, karir, atau apapun yang berpusat pada diri kita sendiri. Banyak godaan
dan ganngguan untuk itu.
Memanggul salib sebagai bukti mengikuti-Nya, bisa
saja justru salib itu karena buatan kita sendiri. Karena berpusat pada diri
sendiri dan keluarga orang menimbun harta dengan cara yang tidak benar. Ketika menghadapi
penegak hukum menyatakan sebagai salib yang harus dipanggul. Ini bukan salib
namun akibat perbuatan sendiri yang memilih menomorsatukan diri sendiri dari
pada Tuhan.
Saudara menempatkan Tuhan di atas segalanya hanya
kita sendiri dan Tuhan yang tahu. Kita bisa mengkaji sudahkah kita menempatkan
Tuhan pada posisinya dengan mengadakan refleksi bagiamana kita mengarahkan hati
kepada-Nya dalam segala suasana dan keadaan. Menghadapi masalah siapa yang kita
jadikan sandaran dan mohon bantuan, mengalami sukacita apa yang kita lakukan,
mengawali hari dan mengakhiri aktivitas dengan apa dan siapa yang kita sapa?
Apa yang kita tampilkan belum tentu sama dengan apa
yang ada di dalam hati kita. Motivasi dan kedalaman hati merupakan hal yang
paling dalam dan hakiki hanya kita dan Allah yang tahu dengan persis. Kadang kita
sendiri tidak tahu karena berbagai hal kita terkendala untuk tahu dengan baik
kita sendiri.
Saudara terkasih, menjalankan kehendak-Nya akan
mampu jika kita setia di dalam mendengarkan kehendak-Nya. Itu hanya bisa kita
dengar ketika kita mampu mendengar suara hati kita. Suara hati yang perlu
dibina terus menerus dengan merenungkan sabda-Nya, mengikuti ibadat-iabdat
dalam memjui dan memuliakan-Nya, berdoa dengan tekun dan setia. Itu semua
sarana dan bukan tujuan. Tujuannya adalah tahu apa yang Ia kehendaki atas kita.
BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar