Senin, 31 Agustus 2015

Di Nazareth Awal Karya Publik Yesus

Senin Biasa Pekan XXII (H)
1 Tes. 13-17a
Mzm. 96:1-3,4-5,11-12,13
Luk. 4:16-30


1 Tes. 13-17a

4:13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

Luk. 4:16-30

4:13 Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.
4:14 Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.
4:15 Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.
4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
4:22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"
4:23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"
4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
4:27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
4:28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
4:29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.


Di Nazareth Awal Karya Publik Yesus

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan pengalaman pertama Yesus berkarya. Penolakan, bahkan rencana pembunuhan yang Ia terima justru oleh kerabat atau orang yang mengenal-Nya secar fisik dan biologis (mereka mengatakan siapa Yesus sebagai anak Yusuf).
Penolakan dan aniaya akan Yesus derita dan itu dimulai dari Nazareth tempat di mana Ia hidup dan mengenal-Nya secara kasat mata. Tidak heran ketika Ia menyatakan banyak tanda dan sejarah karya keselamatan yang tidak mudah membawa pengaruh dan perubahan. Pendengar dan pengikut-Nya tidak sedikit, namun bahwa penolakan juga bukan ringan yang harus Ia hadapi.

Saudara terkasih, kalau kita mengalami penolakan, dalam berbagai bidang, kita bisa mengingat apa yang Yesus lakukan. Ia tetap berjalan dengan mantab dengan apa yang menjadi  reaksi, tanggapan, dan penerimaan atas karya-Nya. Yesus tahu dengan persis kehendak Allah Bapa-Nya yang mengutus. Penolakan dan sikap itu bukan halangan untuk-Nya tetap bekarya dan mewartakan karya kasih-Nya. Sikap pesimis, takut, khawatir menerima penolakan dan bukan penerimaan adalah perbuatan setan yang menguasai hati sehingga malas untuk melangkah. Karya yang tidak mudah itu bukan tidak mungkin namun perlu usaha terus menerus.BD.eLeSHa.

Minggu, 30 Agustus 2015

Semua Hal Jahat Berasal dari Dalam

Hari Minggu Biasa Pekan XXII (H)
Ul. 4:1-2,6-8
Mzm. 15:2-3a,3cd-4ab,5
Yak. 1:17-18,21b-22,27
Mrk. 7:1-8,14-15,21-23


Ul. 4:1-2,6-8

4:1 "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu.
4:2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.
4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.
4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?
4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini


Yak. 1:17-18,21b-22,27

1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri
1:27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.


Mrk. 7:1-8,14-15,21-23

7:1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
7:4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
7:14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.
7:15 Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.




Semua Hal Jahat Berasal dari Dalam

Saudara terkasih, kita sering dipermasalahkan soal haram dan tidak berkaitan dengan makanan. Kita sebagai orang Kristen memakan semua makanan. Yesus mengatakan bahwa yang dari luar tidak kotor, berarti semua boleh dimakan. Makan dan tidak berkaitan dengan kesehatan bukan masalah boleh dan tidak. Perlu menjadi perhatian adalah justru yang dari dalam, itu sumber kejahatan. Ada percabulan, pencurian, pembunuhan,perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan, semua itu berasal dari dalam.
Saudara terkasih, kita hari-hari ini sedang disibukkan dengan celaan demi celaan kepada pemerintah berkaitan dengan harga dan dollar.bagaimana hawa nafsu dari oknum pejabat yang hanya mencari keuntungan sendiri. Kelicikan demi kelicikan untuk membela diri, membebaskan diri atau rekan dengan berbagai cara, termasuk mempermainkan pasal dan hukum perundang-undangan. Kejahatan yang seolah tidak ada yang berkurang dari waktu ke waktu. Kesombongan yang dijawab dengan kesombongan pula, pembunuhan dan perzinahan yang seolah biasa dan wajar. Dan banyak lain dan itu berasal dari hati yang buruk dan jahat.

Sering kita lebih mementingkan ritual dari pada yang esensial. Menuntut ini itu namun melupakan kebaikan dan kebenaran yang esensial. Kejahatan tidak diselesaikan namun ditutpi dengan kejadian lainnya. Hati yang buruk karena kita menjauhkan diri dari Tuhan Yang Mahakasih. Hati yang jauh dari Dia membuat kita dekat dan akrab dengan kuasa gelap. Biarlah hati kita dipenuhi dengan kasih Allah sehingga tidak ada lagi tempat untuk roh jahat menggoda apalagi mempengaruhi kita. BD.eLeSHa.

Sabtu, 29 Agustus 2015

Warta Kenabian

Pw. Wafatnya S. Yohanes Pembaptis, Mrt. (M)
Yer. 1:17-19
Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab, 15ab, 17
Mrk. 6:17-29


Yer.1:17-19

1:17 Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
1:18 Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
1:19 Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."

Mrk. 6:17-29

6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
6:19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
6:20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
6:21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.
6:22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!",
6:23 lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!"
6:24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!"
6:25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!"
6:26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.
6:27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
6:28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
6:29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.


Warta Kenabian

Saudara terkasih, menarik merenungkan bacaan hari ini yang sekaligus adalah peringatan akan wafat Yohanes Pembaptis. Orang termasuk Herodes mengira Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang telah bangkit. Mengapa timbul pernyataan tersebut berkaitan dengan kesamaan pewartaan mereka berdua yang identik. Mereka mewartakan pertobatan, memang Yohanes tidak menyembuhkan dan membangkitkan orang mati, namun pertobatan menjadi pusat karya mereka.
Yohanes Pembaptis yang mati secara mengenaskan, merupakan lambang dan juga akhir hidup Yesus di dunia yang tidak jauh berbeda. Namun bukan kematian itu yang menjadi persoalan dan pembelajaran, namun bahwa mereka menyongsong kematian itu karena pewartaan mereka sebagai nabi yang menyuarakan kebenaran. Kebenaran harus dinyatakan apapun taruhannya, bahkan kepala seperti Yohanes Pembaptis, dan nyawa sebagaimana Yesus.
Saudara terkasih, apa yang terjadi pada kita saat ini adalah medan pewartaan dan kenabian kita. Bagaimana ketidakadilan marak dan semua diam seolah itu benar. Kebenaran bisa diperjualbelikan sesuai keinginan yang berkuasa (bisa uang atau jabatan) dan itu hampir semua menjadi pelaku. Menggunakan orang lain sebagai sarana menimbun kekayaan pribadi, bahkan bisa pula mengatasnamakan Tuhan dan agama serta Gereja. Suara kenabian bisa kita lantangkan semampu kita, sebatas apa yang menjadi lahan kita di dunia ini. Salah satu hal yang paling ringan adalah kedisiplinan. Pemilihan kata-kata yang halus dan penuh cinta di tengah caci maki, berpihak kepada kebenaran bukan kekuasaan lalim, dan banyak hal kecil yang bisa kita lakukan. BD.eLeSHa.

Jumat, 28 Agustus 2015

Berjaga Jaga dan Bijaksana

Pw. S. Agustinus,UskPujG (P)
1 Tes. 4:1-8
Mzm. 97:1-2b,5-6,10,11-12
Mat. 25:1-13



1 Tes. 4:1-8

4:1 Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
4:2 Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.
4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,
4:4 supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,
4:5 bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,
4:6 dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.
4:7 Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
4:8 Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.


Mat. 25:1-13

25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
25:7 Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."



Berjaga Jaga dan Bijaksana

Saudara terkasih, sikap berjaga-jaga dan bijaksana menjadi penting untuk tidak terlena. Kebijaksanaan ditunjukkan melalui ilustrasi di atas bagaimana gadis pengiring mempelai yang bersiap dengan bakl minyak. Kedatangan yang tidak pasti tidak pula dijembatani dengan adanya hp ataupun media sosial, sms, atau bbm. Waktu kedatangan Tuhan tidak ada yang tahu. Sikap siap sedia, berjaga-jaga sangat penting sehingga kita tidak ketinggalan kapanpun waktunya itu hadir.
Bijaksana sebagaimana Agustinus di mana kita kenangkan hari ini. Ia teolog besar yang ingin mengajarkan Tuhan dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh semua kalangan. Saat merenungkan dan berjalan di pantai, ia bertemu anak kecil yang sedang membuat sumur. Anak itu ia tanya, sedang apa? Memindahkan air laut ke sumurnya. Sadarlah ia bahwa sedang disapa Allah, bahwa Tuhan yang sungguh besar dan tidak terbatas itu tidak akan  mungkin mampu ia masukkan dalam otaknya yang terbatas itu.

Saudara terkasih, sikap berjaga-jaga, siap sedia tentu memerlukan sikap bijaksana, agar tidak panik dan ketakutan dengan berbagai hal. Ada orang yang mengatakan A langsung ikut dengan alasan siap sedia dan berjaga-jaga, namun jangan dilupakan bijaksana. Bijaksana membawa penerangan hati dan budi sehingga mampu melihat kebenaran dengan baik dan jernih. Tidak mudah cemas, khawatir, dan gamang dalam menantikan DIA yang akan datang. DIA itu jelas bagi yang mau menjalin keintiman dengan-Nya.BD.eLeSHa.

Kamis, 27 Agustus 2015

Tergeraklah Hati-Nya oleh Belas Kasihan, Pembangkitan Anak Muda Terjadi

PW. S. Monika (P)
1 Tes. 3:7-13
Mzm. 90:3-4,12-13,14,17
Luk. 7:11-17


1 Tes. 3:7-13

3:7 maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu.
3:8 Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan.
3:9 Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?
3:10 Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.
3:11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu.
3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.
3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.
3:7 maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu.
3:8 Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan.
3:9 Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?
3:10 Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.
3:11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu.
3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.
3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.


Luk. 7:11-17

7:11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.
7:12 Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
7:13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
7:15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
7:16 Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya."
7:17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya



Tergeraklah Hati-Nya oleh Belas Kasihan, Pembangkitan Anak Muda Terjadi

Saudara terkasih, bacaan kali ini khas Lukas, dan khas untuk ibu-ibu yang sangat setia. Dua hal yang bisa kita pelajari, pertama bagaimana Yesus tergerak oleh belas kasihan, karena seorang janda yang kehilangan anaknya. Yesus tergerak untuk menolong, bukan atas permintaan, atau usaha dari janda atau saudaranya. IA Pribadi yang peduli, mengenal domba-domba-Nya, dan tidak ingin membuat mereka sedih, menangis, dan berduka. Apa yang IA buat membuat umat yang melihat menjadi memuji Allah dan mengenal DIA lebih baik. Pengakuan akan nabi besar spontan dilontarkan para pendengar yang melihat langsung apa yang terjadi.
Kedua mengenai kesetiaan seorang ibu. Gereja selain mengenangkan perbuatan Yesus ini, juga mengenangkan S. Monika yang setia siang malam mendoakan puteranya, Agustinus, yang esok akan diperingati juga. Bagaimana Monika dalam deritanya mendoakan suami dan anaknya yang hiduo di dalam gelimang dosa dan bukan pengikut Yesus sebagaimana dirinya. Usaha terus menerus ini membuahkan hasil dan pertobatan dan perubahan sikap dari suami dan jauh lebih lama di kemudian hari puteranya. Doa dan pendampingan seorang ibu memang luar biasa.
Saudara terkasih, belas kasih Tuhan dan doa tiada kenal henti merupakan kekuatan kita dalam mengusahakan sebuah perubahan. Apalagi kalau perubahan itu adalah perubahan radikal. Tidak ada yang tidak mungkin mampu ketika belas kasih Allah hadir dan dibarengi pula dengan doa tiada henti seorang ibu. BD.eLeSHa.


Rabu, 26 Agustus 2015

Kemunafikan

Rabu Biasa Pekan XXI (H)
1 Tes. 2:9-13
Mzm. 139:7-8,9-10,11-12ab
Mat. 23:27-32

1 Tes. 2:9-13

2:9 Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.
2:10 Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya.
2:11 Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,
2:12 dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.
2:13 Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.

Mat. 23:27-32

23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
23:29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
23:30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
23:31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
23:32 Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!


Kemunafikan

Satunya perkataan dan perbuatan menjadi catatan penting yang sering disampaikan Yesus. Kali ini Yesus menyatakan bagaimana ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang berbuat demikian. Ilustrasi yang Ia gunakan ialah makam. Bagaimana mereka membangun makam dengan indah pada bagian luar namun isinya tetap saja kotoran dan maaf bangkai. Makam kedua yang digunakan sebagai ilustrasi ialah mengenai makam para nabi, padahal mereka yang membangun itu mengakui bahwa nenek moyang merekalah yang telah membunuhnya.
Saudara terkasih, kita memang tidak akan sama persis dengan ahli Taurat dan Farisi, tidak ada nabi di sini, namun kalau kita menghujat kebenaran dan mencibir suara keadilan, apa bedanya kita dengan mereka? Jika kita lebih memilih ucapan suci penuh dengan puja-puji dan sitiran ayat suci namun isinya caci maki, dengki, dan iri hati, apa bedanya dengan mereka?
Saudara terkasih, Tuhan kita mengajarkan kepada kita untuk menyatakan kebenaran sebagai kebenaran apapun risikonya. Dicaci, dihina, dan dilecehkan itu belum seberapa. Tuhan Yesus bahkan harus meregang nyawa di kayu salib yang hina. Keberanian menyuarakan kebenaran dan keadilan tidak akan mampu dibayarkan dengan apapun di dunia ini. Ketika kebenaran dan keadilan mampu dibeli dengan materi, runtuh sudah kualitas manusia itu.

Kita yang aktif di media sosial tentu akan tahu dengan persis bagaimana perebutan kebenaran itu. Satu pihak merasa benar dan pihak lain pun tidak merasa bersalah. Apa yang bisa kita lihat sebagai kebenaran yang benar-benar dan bukan klaim sepihak? Pendukung yang banyak bukan jaminan, namun ketika itu konsisten dan tidak berubah, kita bisa meyakinan ada kebenaran di sana. BD.eLeSHa.

Selasa, 25 Agustus 2015

Hidup Sosial dan Hidup Religius


Selasa Biasa Pekan XXI (H)
1 Tes. 2:1-8
Mzm. 139:1-3,4-6
Mat. 23:23-26


1 Tes. 2:1-8

2:1 Kamu sendiri pun memang tahu, saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia.
2:2 Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.
2:3 Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya.
2:4 Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.
2:5 Karena kami tidak pernah bermulut manis -- hal itu kamu ketahui -- dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi -- Allah adalah saksi --
2:6 juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.
2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
2:8 Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.


Mat. 23:23-26

23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
23:24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.
23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.



Hidup Sosial dan Hidup Religius

Saudara terkasih Yesus mengecam apa yang dilakukan dan dituntut oleh ahli Taura dan  kaum Farisi yang selalu menekakan hukum namun melalaikan aspek sosial dari hukum itu. Mereka ketat sekali meminta umat untuk setia termasuk persepuluhan, namun mereka juga berlaku tidak adil, tidak mengenal belas kasihan bahkan terhadap orang miskin, serta tidak setia.
Menarik ialah apa yang sedang kita renungkan hari ini, bagaimana kehidupan kita beragama dan berbangsa. Mungkin kita bangga di dunia dipandang sebagai bangsa yang toleran, semua agama relatif damai dan hidup bersama, namun di balik itu juga menjadi ahli Taurat dari Nusantara. Rumah ibadat apapun itu selalu penuh. Minggu gedung Gereja kita tidak pernah epi dari umat yang beribadat, namun suap, main hukum sendiri, rekayasa peradilan, hidup seenaknya, melanggar peraturan baik lalu lintas ataupun yang lainnya dengan gampang dan tidak merasa risih apalagi bersalah. Pendidikan yang masih saja berkutat dengan nilai dalam arti A B atau 7 atau 8 bukan apa yang berguna bagi hidup. perselisihan dalam keluarga yang dipampang di media, perselingkuhan yang dibeber seperti dagangan, penyalahgunaan kuasa dan wewenang, juga kita lakukan sebagai pengikut Tuhan. Yesus akan juga mengutuk kita, celakalah orang Kristen, engkau menyebut AKU untuk kepentinganmu sendiri. Masih juga menindas sesama untuk kebanggaan dan keuntunganmu sendiri.


Saudara terkasih, kita masih sering berkutat dengan ritual dan melalaikan yang esensial.membangun gedung gereja mewah dan megah namun kepada umat yang kurang masih kejam dan bahkan seperti tidak kenal. Berkumpul hanya kepada yang setara dalam kekayaan. Kita perlu hati-hati agar kita mampu bertindak secara baik anatara pribadi religius sekaligus pribadi sosial. Kita ingat salib bagaimana kepada Tuhan dan sesama memiliki porsi yang seimbang.BD.eLeSHa.

Senin, 24 Agustus 2015

“Mari dan lihatlah!"

Pesta S. Bartolomeus, Ras. (M)
Why. 21:9b-14
Mzm 145:10-11,12-13ab,17-18
Yoh. 1:45-51


Why. 21:9b-14

21:9b "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
21:12 Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.
21:13 Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang.
21:14 Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.

Yoh. 1:45-51

1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
1:46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."


“Mari dan lihatlah!"

Mari dan lihatlah, merupakan petunjuk yang paling baik untuk mengerti Yesus dna karya-Nya. Datang dan melihat sendiri bukan kata orang dan hanya melihat dari jendela dan merasa sudah tahu banyak dan kemudian  mengatakan berpanjang lebar mengenai kekristenan dan Yesus. Saudara terkasih, menjadi orang kristen berarti mengikuti pribadi Yesus secara utuh. Bagaimana Filipus mengajak Natanael untuk datang sendiri bukan karena pengajaran Filipus atau Filipus mengatakan mengenal Yesus.
Kita datang kepada Tuhan melalui doa, bacaan Kitab Suci, membaca buku-buku rohani, peduli pada sesama, mengasihi tanpa pamrih, bekerja dengan penuh tanggung jawab seperti yang dilakukan Yesus sebagai teladan kita. Kita melakukan itu semua agar semakin mengenal Tuhan. Lihat Tuhan mengenal dengan baik dan personal terhadap Natanael. Pengenalan yang mengispirasi kita sebagaimana Natanael juga mencoba mengenal-Nya. Awalnya Natanael mengenal secara manusiawi yaitu perbuatan besar Tuhan dan dari sana makin mendalam dan mengenal Tuhan secara utuh.

Saudara terkasih, iman dan panggilan itu proses, tumbuh dan berkembang, bukan mati dan mandeg namun terus berproses menuju kesempurnaan. Tuhan yang hadir terus menerus untuk menginspirasi kita melalui Kitab Suci, Tradisi, dan pengalaman hidup kita sehari-hari. Pengalaman merupakan guru yang baik bagi kita yang mau belajar dan melihat itu sebagai bagian utuh dari hidup kita. Pengenalan kita akan Tuhan tergantung kemauan kita untuk mengenal-Nya yang telah Ia dahului dengan mengenal kita dan mengenalkan Diri. BD.eLeSHa.

Minggu, 23 Agustus 2015

Para Murid Mengundurkan Diri

Hari Minggu Biasa XXI (H)
Yos. 24:1-2,15-17,18
Mzm. 34:2-3,16-17,18-19,20-21,22-23,
Ef. 5:21-32
Yoh. 6:60-69


Yos. 24:1-2,15-17,18

24:1 Kemudian Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua orang Israel, para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya, lalu mereka berdiri di hadapan Allah.
24:2 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain.
24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
24:16 Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!
24:17 Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui,
24:18 TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita.


Ef. 5:21-32

5:21 dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.
5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
5:30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat


Yoh. 6:60-69

6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
6:62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
6:63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.
6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
6:67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
6:69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.



Para Murid Mengundurkan Diri

Saudara terkasih, pada bacaan kali ini kita akan merenungkan mengenai pengunduran diri para murid. Mereka mengundurkan diri karena pernyataan Yesus yang keras. (ini ada dalam ayat-ayat sebelum kita dengar hari ini). Yesus juga menyatakan bahwa barang siapa yang datang kepada-Nya itu hanya karena berkat atau anugerah Allah Bapa semata. Tidak heran kalau kita melihat bahwa Gereja di beberapa tempayt seolah-olah  tidak berkembang dengan berbagai alasan. Ada yang menyatakan tidak adanya kesaksian dan keteladanan, karena tidak adanya pegajaran, atau alasan yang lain.
Murid-murid yang mengundurkan diri ini termasuk dengan pribadi yang tidak mendapatkan berkat itu. Mereka terguncang karena pernyataan-pernyataan Yesus. Roti Hidup yang turun dari surga ternyata menjadi sarana untuk memisahkan siapa yang akan tetap tinggal atau meninggalkan Yesus yang mereka pandang keras, seolah tidak ada yang mampu masuk dalam kerajaan surga.

Saudara terkasih, sering kita mutung, sakit hati atau kecewa dengan Gereja atau pelayananya, seperti imamnya atau yang lainnya, kemudian kita tidak mau lagi terlibat atau bahkan tidak ke gereja dan meninggalkan Gereja mungkin. Ini hal yang tidak bijaksana, bagaimana Allah yang kita imani tidak sepantasnya kekecewaan kepada pihak-pihak lain kita justru berpaling dari Sumber Hidup itu. Kita layak belajar dari Petrus yang telah menemukan “pelabuhan” imannya dengan mantab yaitu di dalam DIA saja. Kekecewaan, kegoncangan, ataupun kecemasan lainnya tentu akan sirna ketika kita telah menemukan apa yang menjadi kekuatan pilihan kita itu. Apalagi pilihan kita tersebut adalah berkat dan pemberian dari Allah. BD.eLeSHa.

Sabtu, 22 Agustus 2015

Guru yang Sejati: Satu Kata dan Perbuatan

Pw. SP. Maria, Ratu (P)
Rut.2:1-3,8-11;4:13-17
Mzm. 128:1-2,3,4,5
Mat. 23:1-12


Rut.2:1-3,8-11;4:13-17

2:1 Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas.
2:2 Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."
2:3 Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.
2:8 Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.
2:9 Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."
2:10 Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"
2:11 Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal
4:13 Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.
4:14 Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.
4:15 Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki."
4:16 Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya.
4:17 Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.

Mat. 23:1-12

23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.


Guru yang Sejati: Satu Kata dan Perbuatan

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita merenungkan bagaimana menjadi guru dan pemimpin. Yesus mengajak orang banyak, pendengar, dan muridnya untuk menyaksikan cara hidup kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka selama ini adalah guru dan pemimpin yang diakui. Kehidupan mereka, baik sebagai pribadi atau pemimpin mereka mendasarkan pada Taurat. Yesus memerintahkan pendengar-Nya untut tetap taat dan mendengarkan mereka.
Selain anjuran untuk mendengarkan mereka selaku guru dan pemimpin, namun Yesus juga mengajak pengikut-Nya untuk kritis dan tidak mengikuti tabiat mereka. Mereka sering menampilkan diri secara berlebihan, berdoa di persimpangan jalan, doa secara berpanjang lebar, menepuk dada sebagai paling segalanya, dan menempatkan diri pada posisi paling terhormat. Sikap ini tentu saja membuat jarak dan memisahkan diri dari sesamanya. Mereka memiliki kualitas dan posisi yang lebih dan berbeda.

Saudara terkasih, pengajaran Yesus adalah semua saudara. Barang siapa ingin menjadi yang terbesar mereka harus menjadi yang terkecil dan menjadi pelayan satu sama lain. Kecenderungan manusiawi adalah meninggikan diri dan oleh Yesus diminta justru untuk merendahkan diri dan mau mengakui kekurangan dan kelemahan. Ia hadir dengan kebaruan dan pembaruan di semua lini kehidupan. Sanggupkah kita menjadi baru di dalam DIA? BD.eLeSHa.