Selasa
Pekan Biasa XXVII (H)
Gal.
1:13-24
Mzm.
139:1-3,13-15
Luk. 10:38-42
Gal.
1:13-24
1:13 Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama
Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
1:14 Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak
teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat
rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.
1:15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku
dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,
1:16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku
memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku
tidak minta pertimbangan kepada manusia;
1:17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang
telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari
situ kembali lagi ke Damsyik.
1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk
mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.
1:19 Tetapi aku tidak melihat seorang pun dari rasul-rasul yang
lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
1:20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini
benar, aku tidak berdusta.
1:21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia.
1:22 Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus
di Yudea.
1:23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya
mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
1:24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.
Luk. 10:38-42
10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah
Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di
rumahnya.
10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria.
Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan
berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku
melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir
dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih
bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Skala
Prioritas di Dalam Tuhan
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan
yang berbicara mengenai skala prioritas di dalam melayani Tuhan. Kisah mengenai
Marta dan Maria, di man Marta memilih melayani Tuhan dalam artian fisik,
menyediakan makanan, menyiapkan apa-apa bagi pelayanan Tuhan.
Sisi lain Maria memilih duduk dan mendengarkan
Tuhan yang mengajar. Apa yang dipilih Maria adalah duduk dan mendengarkan
pengajaran Tuhan. Pilihan yang tentu tidak mudah, di mana kala itu, perempuan
adalah mirip pilihan Marta, di belakang, dan bukan belajar.
Apa yang ditampilkan dalam kisah Injil hari
ini memberikan kepada kita pelajaran
berharga:
Pelayanan kepada Tuhan dan sesama itu berpusat
dalam Tuhan. Relasi dan bersama dengan Tuhan itu penting dan nomor satu, simbolisasi
yang diambil dalam konteks ini adalah Maria, yang duduk dan mendengarkan Tuhan
dengan seluruh pengajaran-Nya.
Pelayanan kepada sesama itu penting, namun juga
jangan lupa dan ada yang lebih penting, relasi dan kesatuan dengan Tuhan. Ingat
panggilan Tuhan selalu berseru, “Ikutlah
Aku....” Ikut Tuhan dulu baru melakukan karya lain.
Melayani sesama itu penting dan harus, namun jangan
abaikan relasi bersama Tuhan. Mengapa demikian? Kita menimba dari sumber yang hakiki, kita mendapatkan kekuatan
dari-Nya langsung, dan dengan itu, kita tidak malah menjadi lupa diri dan
melayani diri sendiri. Ini yang berbahaya dan bisa menjadi kering dalam
pelayanan kita.
Tuhan yang utama, Tuhan yang nomor satu, dan Tuhan
harus didahulukan, mengapa demikian? Karena Tuhan adalah sumber atas segala
rahmat dan karunia yang boleh kita miliki. Ini bukan kewajiban namun
konsekuensi logis atas karunia dan kasih Tuhan yang kita dapatkan.
Menjalin relasi dengan Tuhan, menjadikan kita mampu dan ingat apa yang akan kita jalankan hanya di dalam Tuhan. Melupakan
Tuhan dan kesibukan bisa menjadi masalah jika tidak kita sadari dengan baik dan
sepenuhnya. Maunya ke mana malah ke mana. Berbagai masalah bisa timbul
karenanya. Membangun relasi bersama Tuhan sebagai sumber dari segala sumber itu
penting dan utama. Dan tidak boleh diabaikan. BD.eLeSha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar