Jumat Biasa
Pekan XXVI (H)
Ayb.
38:1,12-21
Mzm.
139:1-3,7-10,13-14b
Luk.10:13-16
Ayb.
38:1,12-21
38:1 Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:
38:12 Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau
fajar kautunjukkan tempatnya
38:13 untuk memegang ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik
dikebaskan dari padanya?
38:14 Bumi itu berubah seperti tanah liat yang dimeteraikan,
segala sesuatu berwarna seperti kain.
38:15 Orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengan
yang diacungkan.
38:16 Engkaukah yang turun sampai ke sumber laut, atau
berjalan-jalan melalui dasar samudera raya?
38:17 Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah
engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?
38:18 Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau
engkau tahu semuanya itu.
38:19 Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah
tempat tinggal kegelapan,
38:20 sehingga engkau dapat mengantarnya ke daerahnya, dan
mengetahui jalan-jalan ke rumahnya?
38:21 Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah
lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!
Luk.10:13-16
10:13 "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!
karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
10:14 Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon
akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
10:15 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke
langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!
10:16 Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan
barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia
menolak Dia yang mengutus Aku."
Pertobatan,
Mendengar-Nya, dan Sikap Mau Berubah
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan sabda
Tuhan dan keberadaan kita yang berdosa. Di dalam kedosaan kita, kecenderungan
kita adalah kembali lagi berdosa dan menutupi dengan dosa lain, kadang dengan
kesombongan, merasa lebih baik dari pada pihak lain. Lebih parah kalau malah
menyalahkan pihak lain atau Tuhan bahkan.
Mengapa demikian? Kita cenderung merasa benar, orang lain, atau
pihak lainlah yang bersalah, kalau tidak, mereka sebagai penyebab, penggoda,
atau pengganggu sehingga menyebabkan kita bersalah dan berdosa. Sikap ini pun
sebenarnya lebih lagi berpotensi menyebabkan kedosaan.
Pertobatan salah satunya adalah kesiapan mengubah diri, bagaimana
mau berbenah apalagi jika mau berbalik arah menuju kepada kebaikan dan Bapa dan
meninggalkan pengaruh buruk dan kuasa gelap di mana biasanya kita lekat di
sana.
Pertobatan juga mengandaikan adanya kesiapsediaan untuk
mendengarkan suara hati nurani sendiri, mau membuka hati untuk mendengarkan
bisikan suara-Nya yang bisa datang lewat mana saja. Bisa orang lain, keluarga,
atasan, ataupun orang di tepi jalan. Tuhan hadir dan menyapa kita bisa lewat
mana saja.
Bagaimana kita bisa mendapatkan kesempatan untuk mengerti kehendak
Tuhan untuk berubah? Ketika kita hadir untuk bersama-Nya. Bersama dengan DIA
untuk merenungkan firman-Nya, bersama saudara seiman di dalam mengagungkan dan
memuliakan nama-Nya.
Kemauan untuk semakin dekat pada-Nya itu harus dibangun setiap
saat. Menjalin relasi yang baik bersama dengan sesama, makin menghargai alam
dan lingkungan, mengedepankan kehendak baik bagi sesama dan makin mengasihi
satu sama lain, adalah perwujudan menerima-Nya. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar