Sabtu, 27 Oktober 2018

Konsekuensi dan Pilihan


Kamis Biasa Pekan XXIX (H)
Ef. 3:14-21
Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19
Luk. 12:49-53



Ef. 3:14-21

3:14 Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa,
3:15 yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.
3:16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,
3:17 sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
3:18 Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,
3:19 dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
3:21 bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

Luk. 12:49-53

12:49 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!
12:50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
12:51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.
12:52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.
12:53 Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."



Konsekuensi dan Pilihan

Saudara terkasih, kali ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan yang cenderung keras. Hari ini sabda-Nya tidak lagi lembut, menenangkan, dan membuat orang nyaman dan bisa terlena. Jangan salah bahwa yang lembut itu juga bisa melenakan dan  membuat ribet.
Iman juga terkadang mengharuskan hal-hal yang tegas, konsisten, dan membutuhkan keberanian di dalam menentukan sikap dan pilihan. Iman tidak bisa ya dan tidak, iman perlu ketegasan ya atau tidak. Pilihan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kemantaban jiwa dan raga, bukan ketika senang ingat Tuhan atau kalau butuh saja datang kepada-Nya dan beriman. Tidak demikian.
Dalam bacaan Injil hari ini tentu bukan bermaksud memilih antara iman dan keluarga, atau melihat keluarga sebagai penghambar iman. Keluarga harus dibangun di atas iman, iman menjadi pewarna atas keluarga, sehingga menjadi keluarga beriman. Tuhan menjadi nomor satu,  Tuhan menjadi rujukan keluarga. Keluarga tidak boleh mengalahkan dan menghambar hidup beriman dan menggereja.
Sering kita terllau fokus akan hidup di dalam keluarga, era kekinian tentu bahwa ekonomi sering menjadi yang utama. Waktu-waktunya penuh demi mengejar materi. Ini tentu memang sudah seharusnya, namun tidak boleh bahwa demi ekonomi mengalahkan hidup bersama dan beriman di dalam Tuhan.
Pun di dalam kasih dan cinta, bagaimana menjadikan Tuhan adalah segalanya. Sering kita terpaku hanya pada pasangan, anak, keluarga, dan mengabaikan Tuhan. Tuhan disepelekan karena merasa bahwa mencintai keluarga dan sesama sudah cukup. Tidak demikian, Tuhan terlebih dahulu. Memang mengasihi sesama juga mengasihi Tuhan, namun ketika mengabaikan Tuhan, kasih terhadap sesama bisa jatuh pada egoisme dan cinta yang sempit. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar