P.w. S. Ignasius dr Antiokhia, UskMrt (M)
Gal. 5:18-25
Mzm. 1:1-4,6
Luk. 11:42-46
Gal. 5:18-25
5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh,
maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran,
hawa nafsu,
5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri
hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah.
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan
daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin
oleh Roh,
Luk. 11:42-46
11:42 Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu
membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu
mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain
jangan diabaikan.
11:43 Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka
duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di
pasar.
11:44 Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak
memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya."
11:45 Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan
berkata kepada-Nya: "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami
juga."
11:46 Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli
Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi
kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.
Ignasius Anthiokia
Ignasius
adalah murid Santo Yohanes, Rasul dan Penulis Injil. Bagi Yohanes, Ignasius
adalah murid yang mengesankan: ia pandai, saleh dan bijaksana. Oleh karena itu
ia kemudian diangkat menjadi Uskup Antiokia. Pada masa itu umat Kristen
dikejar-kejar dan dianiaya oleh kakitangan Kaisar Trajanus. Ignasius sendiri
tidak luput dari pengejaran dan penganiayaan itu. Biasanya kepada mereka
ditawarkan hanya dua kemungkinan: murtad atau mati. Kalau mereka murtad dan
menyangkal imannya, mereka akan selamat; kalau tidak, nyawanya akan melayang
oleh pedang atau dibunuh dengan cara-cara lain.
Bersama Ignasius, banyak orang Kristen yang ditangkap, dihadapkan
kepada kaisar yang datang ke kota itu. Kaisar menanyai Ignasius: "Siapakah
engkau, hai orang jahat yang tidak menaati titahku?" Dengan tenang
Ignasius menjawab: "Janganlah menyebut jahat orang yang membawa Tuhan
dalam dirinya. Akulah Ignasius, pemimpin orang-orang yang sekarang berdiri di
hadapanmu. Kami semua pengikut Kristus yang telah disalibkan bagi keselamatan
umat manusia. Kristus itulah Tuhan kami dan Ia tetap tinggal dalam hati kami dan
menyertai kami."
Jawaban tegas Ignasius
itu menimbulkan amarah kaisar. Ia segera dibelenggu dan disiksa. Tetapi
sebagaimana Kristus, Ignasius pun menanggung semua penderitaan itu dengan tabah
sambil bersyukur kepada Tuhan karena boleh mengambil bagian dalam penderitaan
Kristus. Dari Antiokia, Ignasius dibawa ke Roma untuk dicampakkan ke dalam
kandang singa-singa lapar. Di atas kapal yang ditumpanginya, ia tetap berdoa
untuk umatnya, dan menulis beberapa pucuk surat kepada Santo Polykarpus dan
seluruh umat. Dalam surat-surat itu, ia menekankan betapa pentingnya umat tetap
setia kepada imannya dan tetap berkumpul untuk merayakan Ekaristi Kudus.
Katanya dalam surat itu: “Satu saja Tubuh Tuhan kita Yesus Kristus dan satu
juga Piala DarahNya. Keduanya dikurbankan di atas satu altar oleh satu Uskupmu
bersama imam-imam dan diakon-diakon." Ignasius juga meminta agar seluruh
umat mendoakan dia supaya layak menjadi martir Kristus yang suci.
"Doakanlah aku, agar aku mendapat kekuatan lahir dan batin, menjadi
seorang yang tabah dalam iman, dan supaya aku menjadi benar-benar orang
Kristen, bukan saja dengan nama tetapi lebih-lebih dengan perbuatan nyata. Aku
menuliskan surat ini kepadamu selama aku masih hidup. Kekasihku sudah
disalibkan, maka aku pun tidak merindukan sesuatu yang duniawi melainkan
merindukan persatuan segera dengan Dia."
Setiba di Roma, sambil
diapit ketat oleh prajurit-prajurit kafir yang kejam, ia digiring masuk
gelanggang binatang buas. Di sana tubuhnya yang suci diterkam dan dicabik-cabik
singa-singa lapar. Darahnya yang suci membasahi tanah gelanggang itu yang telah
menampung ribuan liter darah para martir yang mati demi kesetiaannya kepada
Kristus. Ignasius menerima mahkota kemuliaannya pada tahun 107.Imankatolik.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar