Senin, 29 Oktober 2018

Keselamatan vs Prosedural


Senin Biasa Pekan XXX (H)
Ef. 4:32-5:8
Mzm. 1:1-2,3,4,6
Luk. 13:10-17



Ef. 4:32-5:8

4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
5:3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.
5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.
5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
5:6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.
5:7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.
5:8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,

Luk. 13:10-17

13:10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
13:11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
13:13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
13:14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."
13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
13:17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.



 Keselamatan vs Prosedural

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan kebaikan dan kasih Tuhan yang mengulurka tangan untuk menyembuhkan. Tuhan tahu dan paham bahwa penyembuhan-Nya itu akan menjadi masalah karena terjadi pada hari Sabat. Namun Tuhan tidak takut, karena yang ia lakukan jauh lebih penting dan mendasar daripada sekadar aturan Sabat. Ingat bahwa ini bukan berarti peraturan atau aturan Sabat dalam  konteks itu salah dan buruk. Tidak demikian melihat dan memaknainya.
Penyembuhan memberikan pujian.  Apa yang dilakukan Yesus itu ternyata menggerakkan hati perempuan yang disembuhkan. Ungkapan syukur terbebas dari belenggu penyakit selama puluhan tahun. Sikap yang sama yang perlu kita lakukan di dalam Tuhan, karena Tuhan sudah berkarya dalam hidup kita setiap hari.
Kebaikan belum tentu diterima dengan baik. Orang sering jatuh dalam aturan-aturan yang dibuat manusia. Orang cenderung memilih taat aturan tanpa mau tahu esensi aturan itu dibuat. Aturan Sabat sebenarnya disusun agar orang tidak sibuk akan urusan sehari-hari dan rutinitas duniawi, memfokuskan diri pada Tuhan. Alasan ini dipenggal dan pokoknya Sabat  itu tidak boleh apa-apa.
Prosedural juga sering merusak kemanusiaan. Orang bisa berdalih sesuai dengan prosedur padahal orang lain menderita. Ikuti aturan asal aman dan nyaman, padahal ada yang tersiksa bukan menjadi pertimbangan. Tuhan mengubah kebiasaan itu.
Keselamatan vs aturan manusiawi. Tuntutan pemuka jemaat itu menjadi kesempatan Tuhan  untuk mengajar. Kesempatan Tuhan untuk memberikan pengetahuan yang lebih utama, urgen, dan mendesak. Dalam hal ini Tuhan juga mengajarkan yang utama adalah keselamatan. Aturan dibuat untuk mengarahkan orang lebih menghargai manusia lain. menjamin kebebasan dan kemerdekaan masing-masing orang itu ada.
Saudara terkasih, sering kita jatuh pada pemikiran dan pilihan yang sudah ada, tanpa berpikir kritis lagi. Menjadikan itu seolah dogma dan harga mati. Tuhan Yesus membawa kebaruan dan perbedaan yang signfikan. BD. eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar