Pw. S.
Teresia dr Avila, PrwPujG (P)
Gal.
4:22-24,26-27,31-5:1
Mzm.
113:1-5a,6-7
Luk.
11:29-32
Gal.
4:22-24,26-27,31-5:1
4:22 Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak,
seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang
merdeka?
4:23 Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu
diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh
karena janji.
4:24 Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua
ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak
perhambaan, itulah Hagar --
4:26 Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan
ialah ibu kita.
4:27 Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang
tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang
tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan
mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami."
4:31 Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba
perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.
5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah
memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan
kuk perhambaan.
Luk.
11:29-32
11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus:
"Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda,
tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
11:30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe,
demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.
11:31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit
bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini
datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang
ada di sini lebih dari pada Salomo!
11:32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit
bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu
bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada
di sini lebih dari pada Yunus!"
Santa Teresia dari Avilla
Terlahir dengan nama 'Teresa
Sanchez Cepeda Davila y Ahumada' di Avilla, Spanyol Tengah pada tanggal 28
Maret 1515. Beliau dikenal sebagai salah seorang mistisi besar Gereja dan
bersama Santa Katarina dari Siena digelar sebagai Pujangga Gereja. Ia terkenal
sebagai pembaharu corak hidup membiara di kalangan Ordo Suster-suster Karmelit.
Masa aktifnya sebagai seorang Suster Karmelit dimanfaatkannya dengan banyak
menulis literatur-literatur mistik Katolik yang bernilai tinggi.
Dari buku autobiografinya, kita mengetahui banyak hal tentang
kehidupannya sendiri dan keluarganya. Orang-tuanya saleh dan disiplin namun
tidak kaku, dermawan tetapi tidak pemboros. Teresa adalah anak ketiga dari 9
orang bersaudara dari perkawinan kedua ayahnya, Alfonso Sanchez de Cepeda, dengan
Beatrice Davila y Ahumada. Bila digabung dengan anak-anak dari perkawinan
pertama ayahnya, mereka ada 12 orang bersaudara. Di rumah, Teresa mendapat
pendidikan yang baik sehingga membuat dia berkembang menjadi seorang puteri
yang riang dan sangat aktif. Pernah suatu hari dalam umur tujuh tahun, ia
bersama kakaknya Rodrigo bertekad pergi ke Afrika agar mati sebagai martir,
karena mendengar berita penganiayaan orang-orang Kristen di sana oleh
orang-orang Moor. Tetapi mereka dihadang oleh pamannya dan dipaksa kembali ke
rumah.
Semakin besar, Teresa semakin cantik dan menarik. Penampilannya sangat menyerupai ibunya. Hanya saja, ia sadar akan keelokan wajahnya dan akan jiwanya yang pesolek dan senang dikagumi. Ayahnya cemas sekali akan perkembangannya, sehingga cepat-cepat menyekolahkan dia di sebuah sekolah puteri yang dikelola oleh Suster-suster Santo Agustinus. Di sana ia tinggal di asrama dengan disiplin yang keras. Cara hidup di dalam asrama itu membuat ia insyaf akan perilakunya yang kurang pada tempatnya. Tetapi ia sakit-sakitan dan akhirnya terpaksa kembali ke rumah setelah satu setengah tahun belajar di sekolah itu.
Semakin besar, Teresa semakin cantik dan menarik. Penampilannya sangat menyerupai ibunya. Hanya saja, ia sadar akan keelokan wajahnya dan akan jiwanya yang pesolek dan senang dikagumi. Ayahnya cemas sekali akan perkembangannya, sehingga cepat-cepat menyekolahkan dia di sebuah sekolah puteri yang dikelola oleh Suster-suster Santo Agustinus. Di sana ia tinggal di asrama dengan disiplin yang keras. Cara hidup di dalam asrama itu membuat ia insyaf akan perilakunya yang kurang pada tempatnya. Tetapi ia sakit-sakitan dan akhirnya terpaksa kembali ke rumah setelah satu setengah tahun belajar di sekolah itu.
Pada tahun 1538 tatkala berusia 21 tahun, ia masuk biara Karmelit,
Inkarnasi di Avilla dengan nama 'Teresa dari Yesus'. Baginya kehidupan membiara
adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan jiwanya sendiri dan jiwa orang lain.
Namun meski ia berhati teguh, hidupnya tampak kurang bergairah: di rumah ia
selalu senang dan tenteram. Ia akrab dengan saudara-saudaranya dan tetangga
sekitar. Oleh karena itu hatinya masih tertambat pada keluarganya dan tak sudi
untuk berpisah terus. Sebab, di rumah ia selalu senang dan tenteram, serta
akrab sekali dengan saudara-saudaranya dan tetangga dekat.
Di biara ia memang melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya. Namun ia bersikap-acuh tak acuh saja terhadap kehidupan rohaninya
bahkan memandang remeh saja dosa-dosanya. Batinnya semakin kacau ketika ayahnya
meninggal dunia. Ia jatuh sakit keras dan selama empat hari berada dalam
keadaan koma seperti orang yang mendekati ajalnya. Kemudian selama tiga tahun
ia lumpuh. Dalam penderitaan itu, ia banyak berdoa dan bersamadi sehingga hidup
rohaninya berkembang pesat. Dia dikaruniai banyak rahmat, sehingga sering
mengalami ekstase. Pengalaman-pengalaman rohani itu membuat hatinya di penuhi
semangat cinta ilahi. Pada tahun 1560 ia pernah menyaksikan kesengsaraan
orang-orang di dalam neraka. Sejak itu ia mengalami suatu pertobatan batin yang
radikal dan berdoa agar Yesus memperkenankan dia melayaniNya dengan penuh
kesetiaan. Untuk itu ia berikrar untuk selalu berbuat yang lebih baik sesuai
dengan kehendak Allah.
Pada usia 50-an, Teresa mencita-citakan suatu biara kecil di mana
beberapa orang suster, menghayati dengan lebih sungguh aturan-aturan asli
Karmelit: Bersama empat orang suster lain, ia' mendirikan biara idamannya itu:
'biara Santo Yosef' di Avilla, pada tanggal 24 Agustus 1562. Tujuan utamanya
ialah untuk membaharui semangat hidup suter-suster Karmelit sesuai dengan
tujuan aslinya. Usahanya ini mendapat banyak tantangan. Tetapi Paus mendukung
usaha pembaharuannya itu. Anggotanya terus bertambah dengan pesat. Selama 20
tahun berikutnya Teresa menjelajahi seluruh Spanyol untuk menyebarluaskan ide
pembaharuannya itu, sambil mendirikan biara-biara - semuanya berjumlah 15 -
meskipun dengan susah payah. Ciri khas biaranya: kecil, miskin, tertutup
terhadap dunia luar dan berdisiplin keras: Semangat pembaharuan yang dihidupkan
Teresa menembus pula tembok Ordo Karmel lain yang ada pada masa itu. Mereka pun
mulai berbenah diri meneladani Teresa.
Bersama Santo Yohanes dari Salib yang mempunyai semangat
pembaharuan yang sama dengannya, Teresa mendirikan pertapaan pertama bagi
rahib-rahib Karmelit di Duruelo. Untuk menjaga agar peraturan hidup para
Karmelit dipegang teguh, Teresa menuliskannya dalam sebuah buku tebal. Selain
itu ia pun banyak menulis buku-buku rohani yang berisi pengalaman-pengalaman
rohaninya. Buku-bukunya yang terkenal antaralain: Autobiografi berisi kisah
hidupnya sejak kecil; Fondasi berisi uraian tentang upaya pembaharuannya;
Istana Batin berisi pengalaman-pengalaman rohaninya. Tulisan-tulisannya ini
ditujukan terutama kepada para susternya, namun, karena nilainya yang bersifat
universal maka Gereja menganggapnya sebagai kasanah iman Kristen yang tak ternilai
harganya bagi pengembangan iman. Dengan demikian tulisan-tulisannya itu menjadi
kekayaan Gereja yang berisi ajaran rohani dan mistik Kristen yang dianggap
berbobot bagi pembinaan iman umat teristimewa di Spanyol.
Wanita yang penuh wibawa, polos, cantik dan menyenangkan itu jatuh
sakit dan meninggal dunia di pangkuan Bd. Anne di biara Alba de Tormes pada
tanggal 24 Oktober 1582 sementara dalam suatu perjalanan dari Burgos ke Avilla.
Beliau dinyatakan 'kudus' pada tahun 1622 oleh Paus Gregorius XIV (1621-1623) dan diangkat sebagai
pelindung Spanyol.Imankatolik.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar