Selasa, 11 September 2018

Yesus pun Berdoa


Selasa Biasa Pekan XXIII (H)
1 Kor. 6:1-11
Mzm. 149:1-6a,9ab
Luk. 6:12-19



1 Kor. 6:1-11

6:1 Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?
6:2 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti?
6:3 Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari.
6:4 Sekalipun demikian, jika kamu harus mengurus perkara-perkara biasa, kamu menyerahkan urusan itu kepada mereka yang tidak berarti dalam jemaat?
6:5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?
6:6 Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?
6:7 Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?
6:8 Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.
6:9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
6:10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
6:11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.


Luk. 6:12-19

6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:
6:14 Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus,
6:15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
6:16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.
6:17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
6:18 Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.



Yesus pun Berdoa

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan bagaimana Tuhan Yesus di dalam memulaii pekerjaan besar-Nya. IA awali dengan berdoa, dikatakan semalam-malaman IA berdoa. Lihat, bagaimana IA yang Anak Allah itu pun berdoa untuk memulai apa yang hendak IA lakukan dan putuskan. Ternyata IA memilih para murid-Nya yang kemudian menjadi para rasul.
Jika kita mau merenungkan lebih dalam, bagaimana “kualitas” para murid itu, ada yang pada akhirnya menjadi penghianat, atau yang mudah jatuh dan goyah padahal kalau berbicara berapi-api dan merasa akan selalu di samping Yesus, atau lari ketika menghadapi kesulitan, dan mereka semua ketakutran dan mengunci diri di kamar, usai penyaliban. Dibarengi doa semalam-malaman saja masih menghasilkan murid yang gagal, apalagi kita yang berdoa hanya ketika ingat, terdesak, dan membutuhkan saja. Relasi Tuhan Yesus dan Bapa-Nya yang demikian intim bukan menjamin kualitas dan iman para murid. Namun bukan itu yang menjadi utama dan penting.
Saudara terkasih, Tuhan Yesus tidak melihat apa yang para murid lakukan, apa yang menjadi catatan buruk mereka, namun kemauan mereka untuk diutus. Perutusan untuk menyembuhkan, mengusir setan, dan mengabarkan kabar gembira.  Perutusan ini dengan seluruh latar belakang mereka. Segala yang melekat pada diri mereka, baik kelemahan atau kekurangan, pun dengan segala kelebihan mereka. Panggilan Tuhan bukan berkaitan dengan kesempurnaan.
Tuhan menghendaki yang mau menjadi sempurna, bukan mereka yang sempurna. Mereka menjadi sempurna karena keberadaan Tuhan yang penuh kuasa. Kesempurnaan yang terjadi di dalam Tuhan. Murid itu lemah dan sama dengan apa yang kita alami, namun apakah mau memohon kepada Tuhan agar kita dikuatkan dan dimampukan untuk makin mengarah kepada kesempurnaan. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar