Jumat, 28 September 2018

Jalan Salib adalah Jalan Keselamatan


Jumat Biasa Pekan XXV (H)
Pkh. 3:1-11
Mzm. 144:1-4
Luk. 9:19-22



Pkh. 3:1-11

3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.
3:2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
3:3 ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;
3:4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;
3:5 ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;
3:6 ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
3:7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
3:8 ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
3:9 Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?
3:10 Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.
3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.


Luk. 9:19-22

9:19 Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit."
9:20 Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah."
9:21 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun.
9:22 Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."




Jalan Salib adalah Jalan Keselamatan

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan Sabda Tuhan mengenai Jati Diri Yesus yang sejati. Yesus mengajak para murid untuk mengenal siapa Diri-Nya dengan mendasar, bagaimana mereka mengenal-Nya atau tidak. Dan Petrus sebagai wakil dari kita, juga para Rasul mejawab, Yesus adalah Mesias dari Allah.
Mengapa Yesus melarang para murid mengatakan, menyatakan itu, memberikan kesaksian atas Jati Diri Yesus? Para murid belum paham dengan baik Siapa Yesus dan bagaimana karya penyelamatan-Nya. Hal yang cukup berbahaya dan bisa mengguncang iman para murid jika salah memahami.
Jalan keselamatan Yesus bukan jalan keselamatan yang banyak dipahami dan diyakini oleh para pengikut termasuk kalangan para rasul sekalipun.
Apa yang dijalani dan dilakukan Yesus adalah perutusan Allah, keselamatan adalah dengan Salib, Yesus menjadi korban di kayu salib, dan itu adalah buah karya yang memang harus dijalani Yesus. Ia ditolak, menderita, dan dibunuh. Ini yang bisa membuat guncangan yang sangat berat.
Yesus tentu paham dengan baik apa yang para murid idam-idamkan, inginkan, dan jalani itu berbeda yang Tuhan kehendaki dan jalani pula. Mereka, para murid pun salah memahami mukjizat, dan Tuhan harus mengulangi lagi dan lagi, apalagi ini, mengenai Jati Diri dan keselamatan yang sangat berbeda. Bisa berabe jika belum siap.
Saudara terkasih, betapa Tuhan peduli, penuh perhatian, dan memikirkan kita dengan sangat mendalam. Tuhan tidak ingin kita kaget dan terguncang. Namun jika kita juga menderita, kita ditolak, dan kita mengalami kesulitan karena iman kita, pilihan kita karena Tuhan dan panggilan-Nya, itulah murid yang sejati. Kita harus menjalani salib dengan suka cita dan bersama Tuhan semuanya akan dapat dijalani. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar