Pw. S. Yohanes Krisostomus,
UskPujG (P)
1 Kor. 8:1-7,11-13
Mzm.139:1-3,13-14ab,23-24
Luk. 6:27-38
1 Kor. 8:1-7,11-13
8:1 Tentang
daging persembahan berhala kita tahu: "kita semua mempunyai
pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong,
tetapi kasih membangun.
8:2 Jika ada
seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu "pengetahuan", maka ia
belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya.
8:3 Tetapi orang
yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.
8:4 Tentang hal
makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia
dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."
8:5 Sebab
sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di
bumi -- dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak
"tuhan" yang demikian --
8:6 namun bagi
kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala
sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus
Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita
hidup.
8:7 Tetapi bukan
semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus
terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan
berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu
dinodai olehnya.
8:11 Dengan jalan
demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati,
menjadi binasa karena "pengetahuan"mu.
8:12 Jika engkau
secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani
mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus.
8:13 Karena itu
apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya
tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi
saudaraku.
Luk. 6:27-38
6:27 "Tetapi
kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah
baik kepada orang yang membenci kamu;
6:28 mintalah
berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
6:29 Barangsiapa
menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan
barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
6:30 Berilah
kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada
orang yang mengambil kepunyaanmu.
6:31 Dan
sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga
demikian kepada mereka.
6:32 Dan jikalau
kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang
berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
6:33 Sebab
jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah
jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.
6:34 Dan jikalau
kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima
sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada
orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
6:35 Tetapi kamu,
kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak
mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak
Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu
berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
6:36 Hendaklah
kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
6:37
"Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan
janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu
akan diampuni.
6:38 Berilah dan
kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan
yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu
pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Santo Yohanes
Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
Yohanes lahir di Antiokia, Syria antara tahun 344 dan 354 dari
sebuah keluarga bangsawan. Ayahnya Secundus, seorang bangsawan di Antiokia dan
komandan pasukan berkuda kerajaan. Ibunya, Anthusa, seorang ibu yang baik.
Yohanes dididiknya dalam tata cara hidup yang sesuai dengan kebangsawanan
mereka.
Ketika berusia 20 tahun, Yohanes belajar retorika (ilmu pidato) di
bawah bimbingan Libanius, seorang ahli pidato yang terkenal pada masa itu.
Libanius bangga akan kepintaran dan kefasihan Yohanes. Sekitar umur 20-an
tahun, Yohanes baru dipermandikan menjadi Kristen. Kemudian bersama beberapa
orang temannya, ia mendalami cara hidup membiara dan belajar teologi di bawah
bimbingan Diodorus dari Tarsus, seorang pemimpin Sekolah Teologi Antiokia.
Setelah itu, selama 6 tahun ia hidup menyendiri sebagai rahib di pegunungan
Antiokia. Sekembalinya ke kota, Yohanes ditahbiskan menjadi diakon oleh Uskup
Meletius dan pada tahun 386 ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Flavian I dari
Antiokia. Ia ditugaskan mewartakan Injil di Antiokia. Keahliannya berpidato
dimanfaatkannya dengan baik untuk menyampaikan ajaran Tuhan kepada umatnya.
Kotbahnya menarik dan mendalam. Ia menguraikan makna Kitab Suci dengan
menerangkan arti setiap teks Kitab Suci bagi kehidupan. Semenjak itu, Yohanes menjadi
seorang imam yang populer di kalangan umat.
Sepeninggal Nectarius, Patriark Konstantinopel, pada tahun 397
Yohanes dipilih sebagai Uskup Konstantinopel. Pada masa itu, hidup susila
penduduk kota sangat merosot. Hal ini mendesak dia untuk melancarkan
pembaharuan hidup moral di seluruh kota dan di kalangan rohaniwan-rohaniwan.
Kepandaiannya berpidato dimanfaatkannya untuk melancarkan pembaharuan itu.
Kotbahnya sungguh tepat dan mengena, tegas dan terus-terang. Sabda Tuhan
diterapkannya secara tepat sesuai situasi kehidupan susila umat. Oleh karena
itu, ia dibenci oleh pembesar-pembesar kota dan uskup lainnya. Program
pembaharuannya ditantang keras. Dalam suatu sinode di Oak, sebuah desa di
Kalsedon, ia dikucilkan oleh uskup-uskup lainnya. Tetapi tak lama kemudian ia
dipanggil kembali karena reaksi keras dari seluruh umat yang sayang kepadanya.
Pada tanggal 9 Juni 404, sekali lagi ia diasingkan karena kritikannya yang
pedas terhadap Kaisar (wanita) Eudoxia dan pembantu-pembantunya. Banyak
penderitaan yang dia alami dalam pengasingan itu. Di sana ia meninggal dalam
kesengsaraan sebagai saksi Kristus.
Yohanes dikenal sebagai seorang uskup yang saleh. Kotbah dan
tulisan-tulisannya sangat berbobot dan menjadi saksi akan kefasihannya dalam
berbicara. Oleh karena itu, ia dijuluki "Krisostomus" yang artinya
"Si Mulut Emas." Dalam kotbah dan tulisan-tulisannya dapat terbaca
keprihatinan utama Krisostomus pada masalah keadilan dan penerapan ajaran Kitab
Suci, baik oleh umat maupun oleh rohaniwan-rohaniwan.Imankatolik.
co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar