Rabu Pekan
Biasa XXV (H)
Ams.
30:5-9
Mzm. 119:29,72,89,101,104,163
Luk. 9:1-6
Ams.
30:5-9
30:5 Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi
orang-orang yang berlindung pada-Nya.
30:6 Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya
dan dianggap pendusta.
30:7 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku
mati, yakni:
30:8 Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan
berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan
yang menjadi bagianku.
30:9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan
berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan
nama Allahku.
Luk. 9:1-6
9:1 Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan
tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit.
9:2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan
untuk menyembuhkan orang,
9:3 kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam
perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai
baju.
9:4 Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah
di situ sampai kamu berangkat dari situ.
9:5 Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah
dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan
terhadap mereka."
9:6 Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa
sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Andalkanlah
Tuhan Semata!
Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan
dan melihat kehidupan kita yang paling intim, dalam, dan akrab bersama Tuhan. Dalam
kisah perutusan, Tuhan mengutus para murid agar mewartakan khabar gembira tanpa
membawa bekal apapun. Sangat mendalam karena di sanalah ada ketergantungan,
kesiapsediaan, dan kehendak penyertaan Tuhan dalam hidup dan perutusan manusiawi, para
murid sebagai tipe, model, dan pola hidup kita juga.
Apa yang Tuhan kehendaki untuk para murid agar tidak membawa
bekal, termasuk pakaian, dan bekal adalah agar tidak lekat atas apa yang ada di
dalam dunia ini. Mau bergantung sepenuhnya pada Penyelenggaraan Ilahi,
menyerahkan seluruh pertolongan dan jalan keluar hanya pada Tuhan Allah semata.
Sering kita dalam hidup harian terlalu bergantung pada apa yang
ada di dunia ini. Bisa teknologi, kemampuan, atau kekayaan kita. Apa yang ada
itu bisa menjadikan kita tinggi hati, merasa hebat, dan tidak mau mengandalkan
Tuhan. Tuhan tersisih karena keberadaan apa-apa yang ada di dalam dunia ini. hal-hal
duniawi ini bisa membuat kita terpisah dari Tuhan.
Bisa saja keluarga, jabatan, pekerjaan, materi, kemampuan, dan
kini teknologi sangat menguasai hari dan hidup kita. Waktu bersama Tuhan,
sangat sedikit, kecil, dan terbatas. Padahal Tuhan begitu leluasa memberikan
segalanya bagi kita, namun itu ternyata malah membawa petaka, karena kita
menjauh dari pada-Nya.
Apa yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai berkat itu,
seharusnya makin mendekatkan kita kepada-Nya, bukan malah memisahkan kita daripada-Nya.
Ini yang tidak Tuhan kehendaki. Tuhan menghendaki kita sepenuhnya menyerahkan
diri dan hidup kita kepada-Nya. Apapun yang ada itu hanyalah sarana bagi hidup
dan perutusan kita. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar