Selasa, 25 September 2018

Mendengarkan dan Melakukan


Selasa Biasa Pekan XXV (H)
Ams. 21:1-6,10-13
Mzm. 119:1,27,30,34,35,44
Luk. 8:19-21




Ams. 21:1-6,10-13

21:1 Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.
21:2 Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati.
21:3 Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban.
21:4 Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa.
21:5 Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.
21:6 Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut.
21:10 Hati orang fasik mengingini kejahatan dan ia tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya.
21:11 Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan beroleh pengetahuan.
21:12 Yang Mahaadil memperhatikan rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan.
21:13 Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.


Luk. 8:19-21

8:19 Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak.
8:20 Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau."
8:21 Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."



Mendengarkan dan Melakukan

Saudara terkasih, bacaan hari ini masih berkaitan dengan renungan bacaan kemarin, kali ini adalah tindak lanjut atas apa yang direnungkan kemarin. Jika kemarin berbicara mengenai mendengarkan, hafri ini adalah lebih lanjut, yaitu melakukan.
Ilustrasi yang digunakan adalah, di mana orang melihat relasional darah antara Yesus dan ibu-Nya dan saudara yang lain. Ibu dan  saudara dalam konteks Yesus adalah yang mendengarkan dan menjalankan firman Allah. Ada dua  jata kerja yaitu mendengarkan dan menjalankan. Mendengarkan berarti penuh perhatian, menyiapkan hati dan budi untuk menerima firman Tuhan, meresapkannya dalam hati, merenungkannya, dan mencerna apa yang Tuhan kehendaki atas diri kita melalui firman Tuhan tersebut. Hingga mengerti kehendak Tuhan, bukan semata pokok mendengarkan semata.
Relasi selanjutnya adalah melakukan. Tidak cukup hanya mendengarkan sabda Tuhan dan kemudian lewat begitu saja. Tuhan menghendaki kita melakukan apa yang Tuhan katakan dan nyatakan melalui firman-Nya itu. Konkret kita dalam hidup bersama ini, bagaimana orang hanya asyik dengan mendengarkan sabda Tuhan, kadang juga menghapalkannya, namun abai untuk menjalankan, melakukan, dan menerapkan sabda-Nya dalam hidup sehari-hari.
Kita mungkin ribuan kali mendengar dan hapal soal kasih misalnya, pengampunan misalnya, namun ketika dalam kondisi konkret, berhadapan dengan fakta yang ada, apakah demikian yang terjadi? berbusa-busa berbicara mengenai kasih, namun ada orang menderita juga tidak tergerak untuk membantu.  Hapal luar kepala mengenai pengampunan, namun senggol bacok, menjadi panglima dalam hidup sehari-hari.
Kita patut bersyukur memiliki Tuhan yang mau peduli, memperhatikan hal yang kecil dan detail dalam hidup kita. Tuhan tidak menghendaki kita hanya menelan tanpa mau memanfaatkan apa yang masuk dalam diri kita. Mendengarkan saja tidak cukup, kita diajak untuk sampai melakukan. Melakukan sabda di dalam hidup bersama kita. BD.eleSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar