Selasa Biasa
Pekan XXV (H)
Ams.
21:1-6,10-13
Mzm.
119:1,27,30,34,35,44
Luk.
8:19-21
Ams.
21:1-6,10-13
21:1 Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN,
dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.
21:2 Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri,
tetapi TUHANlah yang menguji hati.
21:3 Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari
pada korban.
21:4 Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita
orang fasik, adalah dosa.
21:5 Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan,
tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.
21:6 Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan
yang lenyap dari orang yang mencari maut.
21:10 Hati orang fasik mengingini kejahatan dan ia tidak menaruh
belas kasihan kepada sesamanya.
21:11 Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman
menjadi bijak, dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan beroleh
pengetahuan.
21:12 Yang Mahaadil memperhatikan rumah orang fasik, dan
menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan.
21:13 Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak
akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.
Luk.
8:19-21
8:19 Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi
mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak.
8:20 Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan
saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau."
8:21 Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan
saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan
melakukannya."
Mendengarkan
dan Melakukan
Saudara terkasih, bacaan hari ini masih
berkaitan dengan renungan bacaan kemarin, kali ini adalah tindak lanjut atas
apa yang direnungkan kemarin. Jika kemarin berbicara mengenai mendengarkan,
hafri ini adalah lebih lanjut, yaitu melakukan.
Ilustrasi yang digunakan adalah, di mana orang
melihat relasional darah antara Yesus dan ibu-Nya dan saudara yang lain. Ibu dan
saudara dalam konteks Yesus adalah yang
mendengarkan dan menjalankan firman Allah. Ada dua jata kerja yaitu mendengarkan dan menjalankan.
Mendengarkan berarti penuh perhatian, menyiapkan hati dan budi untuk menerima
firman Tuhan, meresapkannya dalam hati, merenungkannya, dan mencerna apa yang
Tuhan kehendaki atas diri kita melalui firman Tuhan tersebut. Hingga mengerti
kehendak Tuhan, bukan semata pokok mendengarkan semata.
Relasi selanjutnya adalah melakukan. Tidak cukup
hanya mendengarkan sabda Tuhan dan kemudian lewat begitu saja. Tuhan
menghendaki kita melakukan apa yang Tuhan katakan dan nyatakan melalui
firman-Nya itu. Konkret kita dalam hidup bersama ini, bagaimana orang hanya asyik
dengan mendengarkan sabda Tuhan, kadang juga menghapalkannya, namun abai untuk
menjalankan, melakukan, dan menerapkan sabda-Nya dalam hidup sehari-hari.
Kita mungkin ribuan kali mendengar dan hapal
soal kasih misalnya, pengampunan misalnya, namun ketika dalam kondisi konkret,
berhadapan dengan fakta yang ada, apakah demikian yang terjadi? berbusa-busa
berbicara mengenai kasih, namun ada orang menderita juga tidak tergerak untuk
membantu. Hapal luar kepala mengenai
pengampunan, namun senggol bacok, menjadi
panglima dalam hidup sehari-hari.
Kita patut bersyukur memiliki Tuhan yang mau
peduli, memperhatikan hal yang kecil dan detail dalam hidup kita. Tuhan tidak
menghendaki kita hanya menelan tanpa mau memanfaatkan apa yang masuk dalam diri
kita. Mendengarkan saja tidak cukup, kita diajak untuk sampai melakukan. Melakukan
sabda di dalam hidup bersama kita. BD.eleSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar