HARI
MINGGU BIASA PEKAN XXIII (H)
Ul.
4:1-2,6-8
Mzm.
25:2-3a,3cd-4ab,5
Yak.
1:17-18,21b-22,27
Mrk.
7:1-8,14-15,21-23
Ul. 4:1-2,6-8
4:1 "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan
peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan
memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek
moyangmu.
4:2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan
janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah
TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.
4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi
kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar
segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat
yang bijaksana dan berakal budi.
4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian
dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil
kepada-Nya?
4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan
peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu
pada hari ini?
Yak. 1:17-18,21b-22,27
1:17 Setiap pemberian yang
baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari
Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena
pertukaran.
1:18 Atas kehendak-Nya
sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada
tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
1:21 Sebab itu buanglah
segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah
dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan
jiwamu.
1:22 Tetapi hendaklah kamu
menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian
kamu menipu diri sendiri.
1:27 Ibadah yang murni dan
yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu
dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri
tidak dicemarkan oleh dunia
Mrk. 7:1-8,14-15,21-23
7:1 Pada suatu kali
serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui
Yesus.
7:2 Mereka melihat, bahwa
beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang
tidak dibasuh.
7:3 Sebab orang-orang Farisi
seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan
tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang
mereka;
7:4 dan kalau pulang dari
pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya.
Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi
dan perkakas-perkakas tembaga.
7:5 Karena itu orang-orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa
murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi
makan dengan tangan najis?"
7:6 Jawab-Nya kepada mereka:
"Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada
tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari
pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah
kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
7:8 Perintah Allah kamu
abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
7:14 Lalu Yesus memanggil
lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah
kepada-Ku dan camkanlah.
7:15 Apa pun dari luar, yang
masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar
dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
7:21 sebab dari dalam, dari
hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan,
kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini
timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Mabuk Agama tapi Lupa Tuhan
Saudara terkasih, kita sering dalam hidup ini,
memilih untuk mematuhi dengan ketat peraturan, hukum, dan ketika ada hukuman
dan pengawasan akan demikian takut, namun begitu lepas menjadi liar dan tidak
terkendali. Paling jelas dan dekat dengan hidup kita yaitu di jalan, bagaimana
ketika ada polisi menjadi demikian tertib, namun tidak terlihat adanya petugas
pelanggaran apapun dilakukan.
Siswa atau murid juga demikian, kalau ada guru akan
tertib, diam, tenang, menjadi siswa teladan, namun jika tidak, jangan ditanya
jadinya. Berderet-deret contoh bisa kita sebutkan, namun tentu bukan itu yang
perlu kita renungkan dan jadikan pelajaran. Hal ini hanya menjadi gambaran
sikap manusiawi kita.
Pun dalam beragama kita juga galau, khawatir, atau
berpikir soal ritual dan apakah sudah melakukan dengan baik dan tepat. Apakah doanya
diterima Tuhan atau tidak. Puasanya sesuai atau tidak dengan yang dikehendaki
Tuhan. Namun malah melupakan Tuhan yang telah memberikan segalanya.
Saudara terkasih, memang kita di dalam hidup
bersama, konteks yang identik dengan kaum Farisi yang demikian ketat memegang
teguh atas aturan. Aturan yang mereka buat, namun lupa bahwa kehendak Tuhan
bisa mereka lupakan. Keberadaan hidup bersama sebagai bangsa bisa berpengaruh
dalam perilaku kita bergama jika tanpa menyadari dengan baik. Legalis dan
menjadi orang yang takut akan peraturan, tanpa mau tahu aturan dibuat untuk
apa. jangan lupa namanya Kitab Suci tentu adanya penafsiran, penafsiran itu
tergantung manusianya. Budaya, sosiologis, dan banyak hal berpengaruh, apakah
itu makin mendekatka diri pada Tuhan atau justru menjauhkan kita kepada Tuhan,
itu jauh lebih penting.
Apakah kita hanya memikirkan Misa dengan Liturgi
yang sesuai dengan Pedoman Umum Misa Romanum saja, namun malah tidak ingat akan
Tuhan Allah Yang Mahakasih itu? Khawatir bahwa apa yang dilakukan, dikenakan,
atau tata cara beribadatnya benar, malah lupa menyadari kehadiran Tuhan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar