Minggu, 02 September 2018

Mabuk Agama tapi Lupa Tuhan


HARI MINGGU BIASA PEKAN XXIII (H)
Ul. 4:1-2,6-8
Mzm. 25:2-3a,3cd-4ab,5
Yak. 1:17-18,21b-22,27
Mrk. 7:1-8,14-15,21-23



Ul. 4:1-2,6-8
4:1 "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu.
4:2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.
4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.
4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?
4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?

Yak. 1:17-18,21b-22,27

1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
1:27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia


Mrk. 7:1-8,14-15,21-23

7:1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
7:4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
7:14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.
7:15 Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."


Mabuk Agama tapi Lupa Tuhan

Saudara terkasih, kita sering dalam hidup ini, memilih untuk mematuhi dengan ketat peraturan, hukum, dan ketika ada hukuman dan pengawasan akan demikian takut, namun begitu lepas menjadi liar dan tidak terkendali. Paling jelas dan dekat dengan hidup kita yaitu di jalan, bagaimana ketika ada polisi menjadi demikian tertib, namun tidak terlihat adanya petugas pelanggaran apapun dilakukan.
Siswa atau murid juga demikian, kalau ada guru akan tertib, diam, tenang, menjadi siswa teladan, namun jika tidak, jangan ditanya jadinya. Berderet-deret contoh bisa kita sebutkan, namun tentu bukan itu yang perlu kita renungkan dan jadikan pelajaran. Hal ini hanya menjadi gambaran sikap manusiawi kita.
Pun dalam beragama kita juga galau, khawatir, atau berpikir soal ritual dan apakah sudah melakukan dengan baik dan tepat. Apakah doanya diterima Tuhan atau tidak. Puasanya sesuai atau tidak dengan yang dikehendaki Tuhan. Namun malah melupakan Tuhan yang telah memberikan segalanya.
Saudara terkasih, memang kita di dalam hidup bersama, konteks yang identik dengan kaum Farisi yang demikian ketat memegang teguh atas aturan. Aturan yang mereka buat, namun lupa bahwa kehendak Tuhan bisa mereka lupakan. Keberadaan hidup bersama sebagai bangsa bisa berpengaruh dalam perilaku kita bergama jika tanpa menyadari dengan baik. Legalis dan menjadi orang yang takut akan peraturan, tanpa mau tahu aturan dibuat untuk apa. jangan lupa namanya Kitab Suci tentu adanya penafsiran, penafsiran itu tergantung manusianya. Budaya, sosiologis, dan banyak hal berpengaruh, apakah itu makin mendekatka diri pada Tuhan atau justru menjauhkan kita kepada Tuhan, itu jauh lebih penting.
Apakah kita hanya memikirkan Misa dengan Liturgi yang sesuai dengan Pedoman Umum Misa Romanum saja, namun malah tidak ingat akan Tuhan Allah Yang Mahakasih itu? Khawatir bahwa apa yang dilakukan, dikenakan, atau tata cara beribadatnya benar, malah lupa menyadari kehadiran Tuhan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar