MINGGU
PEKAN BIASA XXV (H)
Keb.
2:12,17-20
Mzm.
54:3-4,5,6,8
Yak. 3:16-4:3
Mrk. 9:30-37
Keb.
2:12,17-20
2:12 Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia
menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum
dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap
pendidikan kita.
2:17 Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang
terjadi waktu ia berpulang.
2:18 Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan
menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya.
2:19 Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita
mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya.
2:20
Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya
ia pasti mendapa
Yak. 3:16-4:3
3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di
situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni,
selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang
baik, tidak memihak dan tidak munafik.
3:18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai
untuk mereka yang mengadakan damai.
4:1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara
kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam
tubuhmu?
4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu
kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu
bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak
berdoa.
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa,
karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk
memuaskan hawa nafsumu.
Mrk. 9:30-37
9:30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati
Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang;
9:31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada
mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka
akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."
9:32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan
menanyakannya kepada-Nya.
9:33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum.
Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang
kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"
9:34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
9:35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu.
Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu,
hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari
semuanya."
9:36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di
tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:
9:37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam
nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang
disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."
Pemuridan itu Kasih
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan salah satu ciri pemuridan. Murid itu harus hidup dalam
kasih. Kasih yang akan mengatasi iri hati, dengki, dan terutama haus kuasa. Tidak
kaget dan mengherankan kalau hari-hari ini kita hidup dengan penuh
perselisihan, perebutan kebenaran, perselisihan karena kursi dan jabatan. Bagaimana
tidak, ketika para murid saja gagal mengikuti Yesus, di mana mereka hidup
bersama, bergaul akrab dan intim bersama Yesus, pun mereka masih gagal.
Yesus tidak memanggil para murid yang sempurna dan
akan menjadi sempurna sepanjang di dunia ini. Yesus hanya menghendaki bahwa
kita menjadi seperti anak kecil. Anak-anak yang tidak terkontaminasi keinginan
aneh-aneh, ketika berbicara sebagaimana para murid yang berebut menjadi yang
terbesar.
Mengapa mereka masih iri dan berebut pengaruh? Karena
mereka memang manusia seutuhnya, para murid itu manusia sejati, bukan separo
malaikat. Bersama Yesus yang mengubah mereka. Perubahan ini perlu proses dan
usai peristiwaa salib yang mengubah mereka.
Hidup bersama Yesus mereka jatuh bangun untuk
kenal, mengerti seperti apa ajaran Yesus itu. Hati dan budinya masih tetap
sama. Mereka masih hidup di tengah dunia di mana ada sikap iri, pengin tenar,
ingin menjadi lebih daripada orang lain. Dan itu bisa menjadi awal dari bencana. Mengapa? Karena miskin
kasih satu sama lain.
Kasih akan membuat orang bersikap penuh syukur. Syukur
atas karunia orang lain, merasa diri juga memiliki talenta dan kelebihan yang unik,
tidak ada duanya, bukan melihat kelebihan orang yang membuat diri kerdil. Inilah
sikap anak-anak yang tulus, tergantung, dan penuh syukur, serta antusias. Tidak
ada anak-anak yang hidup dengan skeptis, anak-anak akan selalu antusias dan itu
yang Tuhan kehendaki kita bangun. Antusias dalam segala hal dan situasi. Melihat
apapun dengan suka cita dan semangat tinggi.
Mengikuti Yesus itu adalah kasih. Kasih yang adalah
Tuhan sendiri. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar