Minggu, 21 Agustus 2016

Kesatuan Kata dan Perbuatan

Pw. S. Bernardus, AbsPujG (P)
Yeh. 43:1-7
Mzm. 85:9ab10,11-12,13-14
Mat. 23:1-12



Yeh. 43:1-7


43:1 Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang, yaitu pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur.
43:2 Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya.
43:3 Yang kelihatan kepadaku itu adalah seperti yang kelihatan kepadaku ketika Ia datang untuk memusnahkan kota itu dan seperti yang kelihatan kepadaku di tepi sungai Kebar, maka aku sembah sujud.
43:4 Sedang kemuliaan TUHAN masuk di dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur,
43:5 Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN.
43:6 Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam Bait Suci itu -- orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku --
43:7 dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati.


Mat. 23:1-12

23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.



Kesatuan Kata dan Perbuatan

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita merenungkan bagaimana perbuatan dan perkataan itu adalah satu. Yesus mengatakan kepada para murid dan pendengar-Nya untuk taat dan menuruti ajaran dari para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka mengajarkan hal yang baik sesuai dengan ajaran dan arahan Musa atau Taurat dengan sangat baik, namun memberikan catatan bagaimana mereka tidak perlu mengikuti perilaku ahli Taurat dan orang  Farisi. Mereka sama sekali tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Bahwa ajaran mereka baik namun perilakunya kurang mencerminkan apa yang mereka ajarkan.
Mereka melakukan segala perbuatan bukan demi Tuhan dan ajaran Taurat namun demi pujian, nama mereka, dan pusatnya ada pada diri sendiri. Mencari penghormatan dengan duduk di tempat yang paling terhormat, jika tidak mendapatkan mereka marah atau ngambeg.
Tuhan mengajak kita bersikap rendah hati. Kerendahan hati yang akan membawa kepada kemuliaan. Kaitan dengan kerendahan hati adalah sikap ahli Taurat dan orang Farisi yang mencari kehormatan dari ajaran mereka namun tidak dilakukan. Ini yang menjadi nilai pembeda dari ajaran Yesus.
Kesatuan antara perbuatan dan perkataan, jadi bukan hanya bisa bicara namun nol dalam pelaksanaan. Kita tentu sering melihat pejabat kita yang mengatakan untuk jangan korupsi namun masih saja suka tidak disiplin, anggaran digelembungkan, dan sejenisnya. Di Gereja mengajarkan cinta kasih dan pengampunan, namun saudara yang tidak aktif bukan didekati namun dipergunjingkan. Atau imam malah berseteru, diam-diaman dengan pastor kepala hanya karena iri.

Kerendahan hati itu dalam berbagai macam cara dan perilaku bisa dipertunjukkan. Bagaimana kita bisa bergaul dengan semua orang tanpa memandang perbedaan, bukan hanya dengan yang kaya karena bisa memberikan banyak keuntungan, dan yang miskin tidak perlu dikenal karena hanya akan membebani. Ini yang Tuhan kehendaki agar tidak kita lakukan di dalam hidup menggereja. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar