HARI
RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (P)
Sir.
10:1-8
Mzm.
101:1a,2ac,3a, 6-7
1
Ptr. 2:13-17
Mat.
22:15-21
Sir.
10:1-8
10:1 Pemerintah yang bijak
mempertahankan ketertiban pada rakyatnya, dan pemerintahan orang arif adalah
teratur.
10:2 Seperti penguasa bangsa
demikianpun para pegawainya, dan seperti pemerintah kota demikian pula semua penduduknya.
10:3 Raja yang tidak terdidik
membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para
pembesarnya.
10:4 Di dalam tangan Tuhan
terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi
atasnya.
10:5 Di dalam tangan Tuhanlah
terletak kemujuran seorang manusia, dan kepada para pejabat dikaruniakan
oleh-Nya martabatnya.
10:6 Hendaklah engkau tidak
pernah menaruh benci kepada sesamamu apapun juga kesalahannya, dan jangan
berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu.
10:7 Kecongkakan dibenci oleh
Tuhan maupun oleh manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah.
10:8 Pemerintahan beralih
dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan dan
uang.
10:9 Mengapa congkak, engkau
yang hanya debu dan abu, yang isi perutnya sudah memualkan selagi hidup?
10:10 Penyakit keras
mengejek-ejek tabib, hari ini masih raja dan besok sudah mati!
1
Ptr. 2:13-17
2:13 Tunduklah, karena Allah,
kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang
tertinggi,
2:14 maupun kepada wali-wali
yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati
orang-orang yang berbuat baik.
2:15 Sebab inilah kehendak
Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan
orang-orang yang bodoh.
2:16 Hiduplah sebagai orang
merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk
menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
2:17 Hormatilah semua orang,
kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Mat.
22:15-21
22:15 Kemudian pergilah
orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus
dengan suatu pertanyaan.
22:16 Mereka menyuruh
murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya:
"Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur
mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau
tidak mencari muka.
22:17 Katakanlah kepada kami
pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?"
22:18 Tetapi Yesus mengetahui
kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai
orang-orang munafik?
22:19 Tunjukkanlah kepada-Ku
mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
22:20 Maka Ia bertanya kepada
mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?"
22:21 Jawab mereka:
"Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka:
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
100%
Katolik 100 % Indonesia
Ungkapan heroik, religius, dan sangat menginspirasi
dari Mgr. Soegijapranata, uskup pribumi Indonesia. Tidak bisa dipisahkan Gereja
dan bangsa itu. Hal ini mengikuti teladan Yesus yang memang tidak memisahkan
manusia, di dalam pengabdiannya. Bagaimana mau dipisahkan kalau satu tubuh utuh
itu, jelas saja sepenuhnya untuk kaisar dalam hal ini negara dan juga
sepenuhnya untuk Allah.
Sering kita demi bangsa melalaikan Tuhan Allah,
kita bisa merasakan bagaimana politisi kita yang sering dinamai politikus, demi
kekuasaan yang menggunakan banyak cara. Konteks kitab suci, adalah mau menjebak
Yesus yang dipikirkan akan mengajak untuk menghina kaisar seperti kebanyakan
patriot atau sebaliknya. Ternyata tidak demikian, Yesus menyatakan keadilan dan
ranah masing-masing.
Selama ini politisi kita, bangsa ini, menggunakan
agama, Tuhan, dan ibadat itu sebatas ritual dan demi pencitraan. Bukan esensinya
untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan Tuhan. Menggunakan cara-cara yang
merupakan cara yang tidak dikehendaki Tuhan.
Tuhan tidak menghendaki yang demikian. Mengabdi
Tuhan dan negara itu seiring sejalan. Pengabdian kepada negara dengan penuh
dedikasi, etik, dan moral tinggi, itu berarti tidak meninggaljan Tuhan bukan?
Kemerdekaan bangsa ini, patut kita rayakan dan
syukuri, bagaimana Gereja juga terlibat secara penuh bukan hanya duduk diam,
Vatikan sebagai Gereja Universal juga mengambil peran dengan pengakuan atas
Indonesia sebagai negara berdaulat yang pertama. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar