Selasa, 09 Agustus 2016

Dominikus: Pendiri Ordo Pengkotbah

Pw. S. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah, Im. (P)
Yeh. 1:2-5,24-2:1
Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd
Mat. 17:22-27


Yeh. 1:2-5,24-2:1

1:2 Pada tanggal lima bulan itu, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang,
1:3 datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia.
1:4 Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat.
1:5 Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia
1:24 Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai.
1:25 Maka kedengaranlah suara dari atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai.
1:26 Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.
1:27 Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar.
1:28 Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
2:1 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau."


Mat. 17:22-27

17:22 Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia
17:23 dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali.
17:24 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?"
17:25 Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?"
17:26 Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya.
17:27 Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.



Dominikus: Pendiri Ordo Pengkotbah

Santo Dominikus dilahirkan di Calaruega, Spanyol pada tahun 1171 dari keluarga Felix de Guzman dan Bl. Jean of Aza. Ia melewati masa kecilnya tanpa peristiwa besar yang menyolok. Ia ditahbiskan menjadi imam saat masih belajar di Universitas di Palencia pada tahun 1198/1199. Ia menjadi imam di Spanyol yang mengikuti secara ketat aturan yang dikembangkan oleh St. Agustinus di bawah pimpinan Uskup Diego de Acebo.
Mei 1203, King Alfonzo VII mengutus uskup Diego untuk mengatur pernikahan putranya, Infante don Fernando, dengan putri dari keluarga kerajaan Denmark. Pernikahan tersebut diharapkan dapat mempererat relasi politik antara Castile (Spanyol), Denmark dan Prancis. Dalam perjalanan, tepatnya di Toulouse, Prancis Selatan, Dominikus yang menemani Uskupnya untuk pertama kali berhadapan dengan bidaah Albigensian di sebuah penginapan. St.Dominikus berdebat sepanjang malam dengan pemilik penginapan tersebut dan saat matahari terbit, pemilik penginapan tersebut kembali ke iman Katholik.
Di Denmark, Uskup Diego bertemu dengan Uskup Agung Andrew Sunesen dan rencana pernikahan disetujui. Pada tahun 1205, Uskup Diego mengadakan perjalan kedua ke Denmark untuk menjemput sang putri, tetapi rencana pernikahan dibatalkan sepihak oleh sang putri. Setelah misi di Denmark, Uskup Diego berkunjung ke Roma dan melanjutkan perjalanannya ke Montpellier, Prancis Selatan di mana bidaah Albigensian dan Catharist mengancam Gereja Katholik. Di sana, dia bertemu dengan tiga utusan kepausan Arnoud Amaury, Peter of Castelnau, dan Maitre Raoul yang mengalami frustasi dalam misi mereka memerangi bidaah. Uskup Diego kemudian berinisiatif untuk membantu ketiga utusan paus tersebut.
Pada tahun 1207 setelah setahun memerangi bidaah di Prancis selatan, uskup Diego memutuskan kembali ke Osma, sementara Dominikus melanjutkan misinya di Montpellier. Sebuah pukulan besar buat Dominikus saat mendengar kabar kematian uskup Diego pada 30 Desember 1207.
Duta kepausan Peter de Castelnan dibunuh oleh kaum heretis Albigenses pada 14 Januari 1208. Paus Innocentius III selanjutnya melancarkan kampanye militer di bawah pimpinan Simon de Montford melawan Count Raymond VI, pemimpin kota Toulouse yang diduga sebagai perencana pembunuhan Peter of Castelnau, yang selanjutnya mewarnai perang saudara serta pembunuhan massal. Sementara para serdadu memerangi para bidaah dengan pedang dan kekerasaan, Dominikus memerangi mereka dengan berkhotbah.
Setelah 'Battle of Muret' pada 12 September 1203, Simon de Montford berhasil menaklukkan kota Toulouse dan menjadikan kota tersebut sebagai pusat pertahanannya. Di kota ini pula Dominikus menerima Peter Seila dan Thomas yang ingin ambil bagian dari karya Dominikus dan menjadi saudara dari Dominkus. Maka, Dominikus menerima mereka dalam pengucapan kaul religius. Untuk sementara, mereka tinggal di rumah pemberian Peter Seile. Kemudian Dominikus meminta izin dari Uskup Fulk, Uskup Toulouse, untuk pendirian ordonya tersebut.
Pada September 1205, Dominikus pergi ke Roma untuk meminta konfirmasi untuk ordonya dan sekaligus menghadiri Konsili Lateran IV yang berlangsung bulan November. Paus Innocent III menjanjikan konfirmasi tersebut dengan syarat bahwa Dominikus harus memilih dasar konstitusi dari ordonya sesuai dengan aturan-aturan yang telah diterima Gereja. Dominikus kemudian kembali ke Toulouse dan mengumpulkan saudara-saudaranya untuk menjadi anggota Dominikan yang pertama pada 29 Mei 1206 (Pantekosta). Mereka dengan keyakinan penuh memilih regula Santo Agustinus sebagai dasar konstitusi mereka.
Pada 16 Juli 1206, Paus Innocentius III meninggal dunia dan Kardinal Cencio Savelli terpilih sebagai Paus berikutnya yang kemudian mengambil nama Honorius III. Pada 22 Desember 1216, Paus Honorius III menyetujui konfirmasi ordo ini, dan dengan itu OP atau Order of Preachers berdiri secara sah.
Di akhir hidupnya Dominikus mengkonsentrasikan diri untuk mengatur kehidupan ordo serta membuat perjalanan panjang ke Italia. Spanyol dan Prancis untuk berkotbah yang menarik begitu banyak kaum muda serta membangun rumah-rumah biara yang baru.
Ia meninggal pada tanggal 6 Agustus 1221 setelah konsili kedua dari ordo ini di Bologna, Italia. Dua belas tahun setelah kematiannya yakni pada 3 Juni 1234, dia dikanonisasikan menjadi orang kudus. Pestanya dirayakan setiap Tanggal 8 Agustus. Dominikus juga mendorong umatnya untuk bersikap rendah hati dan melakukan silih. Suatu ketika seseorang bertanya kepada St Dominikus buku apakah yang ia pergunakan untuk mempersiapkan khotbah-khotbahnya yang mengagumkan itu. “Satu-satunya buku yang aku pergunakan adalah buku cinta,” katanya. Ia selalu berdoa agar dirinya dipenuhi cinta kasih kepada sesama. Dominikus mendesak para imam Dominikan untuk membaktikan diri pada pendalaman Kitab Suci dan doa. Tidak seorang pun pernah melakukannya lebih dari St. Dominikus dan para pengkhotbahnya dalam menyebarluaskan devosi Rosario yang indah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar