Sabtu, 18 April 2020

Nurani dan Rasio Penting bagi Iman dan Perutusan


SABTU DALAM OKTAF PASKAH (P)
Kis. 4:13-21
Mzm. 118:1,14-15ab, 16a, 18,19-21
Mrk. 16:9-15




Kis. 4:13-21

4:13 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.
4:14 Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya.
4:15 Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka,
4:16 dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya.
4:17 Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu."
4:18 Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus.
4:19 Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
4:20 Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."
4:21 Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.


Mrk. 16:9-15

16:9 Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan.
16:10 Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis.
16:11 Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya.
16:12 Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota.
16:13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya.
16:14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.
16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk



Nurani dan Rasio Penting bagi Iman dan Perutusan

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan sabda Tuhan mengenai perutusan dan keterbukaan budi dan hati para murid. Secara psikologis, kita paham. Bagaimana perempuan mengedepankan sisi perasaan. Ranah hati yang lebih dulu mengenali Yesus. Bagaimana Maria Magdalena lebih dulu mengerti siapa Yesus. Lihat Petrus dan para murid laki-laki masih belum bisa paham.
Laki-laki memerlukan data, fakta, dan bukti yang bisa dirasionalkan. Iman memerlukan itu memang agar orang tidak jatuh pada sisi yang membuat kita fanatis buta yang tidak  bermanfaat. Pada sisi lain, orang bisa juga jatuh untuk memandang agama, iman, orang lain sangat rendah. Mencari-cari keunggulan sendiri namun dalam sisi yang bersamaan dengan merendahkan kepercayaan lain.
Sisi rasional membantu orang beriman dengan dewasa, meskipun ranah rasa juga penting, sehingga orang bisa mendengar, mengenal, dan mengerti rancangan dan rencana Tuhan. Keseimbangan antara rasa dan rasio menjadi penting. Keberadaan keduanya membantu pemahaman agama dan beriman yang sangat humanis sekaligus religius. Penting karena ada korelasi pada kemanusiaan dan Ketuhanan.
Salib itu ada horisontal dan sekaligus juga vertikal. Keduanya memerlukan perhatian yang sama. Bagaimana kemanusiaan tidak bisa meninggalkan Ketuhanan. Mengupayakan yang Ilahiah tanpa bisa juga mengabiakan kemanusiaan. Keduanya berjalan seiring sejalan dan sama-sama terlaksana. Hidup di dunia dan dari dunia, bukan malah terbalik-balik. Hidup di dunia menyingkirkan dunia, dan surga juga malah lepas.
Saudara terkasih, Tuhan mempersiapkan para rasul dengan penuh pertimbangan serta mendalam. IA berkali ulang datang dan memperkenalkan diri lagi dan lagi. Para murid sampai benar-benar paham, bukan hanya satu atau dua kali. Berkali-kali, bahkan jauh sebelum kebangkitan pun pengajaran untuk memperkenalkan diri-Nya Tuhan melakukannya dengan sangat sederhana dan mengulang-ulang agar paham.
Perutusan untuk pergi ke seluruh dunia, setelah para murid paham dengan baik. Persiapan matang untuk tugas yang tidak ringan. Mewartakan karya kasih karunia Allah ke seluruh dunia. Bayangkan jika mereka sendiri masih nunak nunuk, tidak paham, salah paham, apalagi paham salah, bisa berabe.
Biarkanlah Allah dan Roh Kudus menuntun melalui nurani dan juga intelektualmu dalam seluruh karya dan perutusanmu apapun itu. Bersama  Tuhan semuanya menjadi sangat mungkin. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar