Senin, 06 April 2020

Lamis


SENIN PEKAN SUCI (U)
Yes. 42:1-7
Mzm. 27:1,2,3,13-14
Yoh. 12:1-11



Yes. 42:1-7

42:1 Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
42:2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.
42:3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.
42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.
42:5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya:
42:6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa,
42:7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.


Yoh. 12:1-11

12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:
12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
12:7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."
12:9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.
12:10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga,
12:11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.



Lamis

Saudara terkasih, hari ini kita memasuki Senin dalam Pekan Suci, bersama Bunda Gereja merenungkan perilaku para murid. Bagaimana sikap mereka itu adalah juga bisa jadi pola pikir dan pola tindak kita. Ada dua peristiwa penting. Maria, saudara Marta dan Lazarus membasuh kaki Yesus dengan minyak mahal. Dan tanggapan Yudas Iskariot atas itu.
Perhatian Maria atas apa yang akan terjadi pada Yesus. Perasaan perempuan yang halus karena kedekatan relasional mereka, membuat Maria mengurapi kaki Yesus. Duka yang amat dalam. Perasaan akan ditinggalkan, dan itu pasti terasa dalam perasaan halus Maria. Penghormatan yang mendalam dengan mengurapi kaki dengan minyak kelas atas.
Sikap yang bertolak belakang dilakukan Yudas Iskariot, ia berhitung nilai minyak itu jika untuk memberikan derma bagi orang miskin. Seolah sangat baik, saleh, dan berdaya guna. Namun Peninjil Yohanes menambahkan, bahwa Yudas hanya berkedok, mengatakan minyak itu bisa diuangkan dan diberikaan untuk orang miskin. Hal yang baik tampakny.
Dalam hidup bersama kita pun sering menghadapi hal yang demikian. Bagaimana pemikiran, perkataan, dan gagasan muluk-muluk, mengatasnamakan Tuhan, sesama yang miskin, atau keberbihakan pada yang lemah, namun pada kenyataannya jauh dari itu semua. Lebih parah lagi jika berbicara dalam ranah politik. Gaya politik pencitraan yang mendominasi, yang penting tampilan, bukan esensi atas tindakan.
Perilaku dan tindakan yang hanya demi pemilih. Mereka dekat, akrab, peduli, dan memberikan perhatian pada saat menjelang pemilu saja. Atau ketika mereka mendapatkan tekanan publik saat ada masalah. Apa yang mereka lakukan hanya lamis, bukan keluar dari keprihatinan mereka secara hakiki. Pun dalam kehidupan beragama. Banyak yang masih sekadar lamis. Ibadah masih pada ranah kewajiban, belum sampai membuat mereka berubah menjadi hidup lebih  baik dari hari ke hari.
Saudara terkasih, kadang kita salah menilai kepribadian orang. Luaran atau tampilan yang menjadi penilaian kita. Namun ada yang tersembunyi. Rekam jejak perbuatan dan pernyataan mereka menjadi penting. Adakah konsistensi atau hanya bagus dalam konsep?
Pernyataan, pemikiran, dan gagasan belum tentu sama dengan apa yang mereka hidupi. Dalam hal ini apa yang Yudas nyatakan ternyata berbeda dengan kesehariannya sebelumnya. Rekan-rekan rasul paham dengan baik bagaimana  perilaku Yudas sehari-hari dalam mengelola uang. Lamis, juga berkaitan dengan satunya perbuatan dan perkataan. Tuhan Yesus mengajak kita mampu berbuat itu. Satunya perkataan dan perbuatan.BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar