Kamis, 09 April 2020

Makan, Uang, dan Kesesatan


Rabu Pekan Suci (U)
Yes. 50:4-9
Mzm. 69:9,10,21,22,33-34
Mat. 26:14-25



Yes. 50:4-9

50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
50:5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
50:6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
50:7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
50:8 Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku beperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku!
50:9 Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah? Sesungguhnya, mereka semua akan memburuk seperti pakaian yang sudah usang; ngengat akan memakan mereka


Mat. 26:14-25

26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.
26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
26:17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"
26:18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."
26:19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.
26:20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.
26:21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."
26:22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"
26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya.




Makan, Uang, dan Kesesatan

Saudara terkasih hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan bagaimana kebiasaan penghianatan itu ada dua hal yang melekat, uang dan makan. Sebagaimana Yudas menjual Yesus dengan uang perak. Plus ketika makan malam terakhirlah pelaksanaan itu menjadi puncak dan nyata. Yudas meninggalkan makan bersama demi mendapatkan uang yang ia idam-idamkan. Dan semua terjadi.
Menjual teman, atau keyakinan demi mendapatkan jabatan, kekuasaan, dan juga jika dalam masa modern ini  popularitas, viral, itu sangat biasa. Perilaku pansos atau panjat sosial dengan mengabaikan  sisi moralitas, menggunakan segala cara demi viral, bahkan dengan memfitnah, membuang atau menyembunyikan fakta, itu sama dengan perilaku Yudas Iskariot. Identik.
Makan, sebagai diplomasi meja makan sangat tersohor. Orang budaya tertentu akan menanyakan, sudah makan belum, sebelum melakukan pembicaraan penting. Ada pula yang sambil makan berbicara hal yang sangat penting. Dalam konteks ini, uang dan makan menjadi saksi penghianatan. Menjual gurunya sendiri dengan cara yang luar biasa memilukan.
Saudara terkasih, dalam hidup bersama kadang atau malah sering kita juga menjual teman, iman, atau bahkan juga Tuhan demi mendapatkan sesuatu.  Demi uang, atau demi mendapatkan jabatan, bisa juga pasangan, kita mengorbankan keyakinan, kebenaran, dan keimanan kita. Pelaku politik akan sangat terasa, bagaimana mereka bisa menginjak  dan menjual teman dan kebenaran demi kursi dan kekuasaan. Apa yang Yudas lakukan sebatas itu. Kecewa karena Yesus tidak sesuai dengan apa yang ia bayangkan. Pergerakan pemberontakan yang Yudas dan kawan-kawan lakukan itu demi melawan penjajah. Sebatas itu, padahal Yesus membawa jauh lebih luas mengenai pembebasan jiwa.
Godaan duniawi sangat mungkin meruntuhkan iman. Keyakinan kepada Yesus bisa rontok karena takut tekanan, kesulitan untuk ini dan itu. Lihat  beberapa waktu lalu kembali marak dan menjadi viral beberapa klaim bekas pastor yang demi mendapatkan kemudahan hidup menjual kebenaran. Tidak semata berpindah iman, namun juga menjelek-jelekan Kekristenan dan mengatakan bahwa ia mengusung kebenaran.
Apa yang perlu kita lakukan adalah, bukan menghujat penghianatan, atau mengaku lebih baik dari Yudas, namun bagaimana kita menjadi lebih baik dari hari ke hari. Berani membela kebenaran dan keadilan meskipun tidak mudah. Gampang mengatakan Yudas si penghianat atau apapun itu, namun bertahan dalam kondisi susah, apakah sanggup? BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar