Rabu, 22 April 2020

Iman, Pengharapan, dan Keselamatan


Rabu Pekan Paskah II (P)

Kis. 5:17-26
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9
Yoh. 3: 16-21




Kis. 5:17-26

5:17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati.
5:18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.
5:19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya:
5:20 "Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak."
5:21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara.
5:22 Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan,
5:23 katanya: "Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapinya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorang pun yang kami temukan di dalamnya."
5:24 Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu.
5:25 Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: "Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak."
5:26 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka


Yoh. 3: 16-21

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
3:20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;
3:21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."



Iman, Pengharapan, dan Keselamatan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan sabda-Nya yang berbicara mengenai harapan dan iman yang menyelamatkan. Bacaan Injil dengan jelas, lugas, dan terang-terangan memberikan gambaran itu. Orang dan  kesukaan akan dunia berhadapan dengan anak-anak terang yang tidak memilih godaan dunia ini. penjelasan yang gamblang bahwa perilaku, bukan mengenai dunianya ini.
Manusia hidup di dalam dunia. Ini adalah fakta. Tidak bisa disangkal, mau membiara, berkeluarga, ataupun pilihan apapun. Tetap  di dunia ini, tidak bisa disangkal. Godaan demikian besar dan banyak. Kekayaan, nama besar, ataupun kekuasaan. Ingat bukan harta, jabatan, atau namanya yang buruk atau Tuhan tidak berkenan, namun sikap kita atas itu semua.
Baru-baru ini terdengar, ada ibu yang meninggal karena kelaparan. Sekitar kita, lingkungan kita, itu ada pula yang menderita. Jika kita memiliki kelebihan, minimal pun masih bisa makan, mengapa tidak berbagi? Masalah adalah pada sikap kita pada harta, pada kekayaan, pada kepemilikan yang enggan untuk mau berbagi.
Jabatan pun demikian, Tuhan tidak mempermasalahkan kedudukan seseorang. Bagaimana mereka mendapatkan kedudukan dengan cara-cara baik, atau tidak. Ketika menjabat demi kesejahteraan, kebaikan, atau malah demi kepentingan sendiri. Tuhan mengritisi ketidakbaikannya, bukan soal kedudukan, jabatan, atau kepemilikannya. Pejabat dan kekuasaan yang dipakai untuk menyejahterakan rakyat.  Berorientasi untuk membangun, jelas akan mendapatkan pujian dari Tuhan.
Nama baik dan nama besar pun senada. Orang yang memiliki nama tidak masalah asal diperoleh dengan prestasi. Mempergunakannya nama besar untuk kebaikan bersama. Di sinilah peran motivasi dan hasil baik demi kebaikan yang lebih besar lagi.
Saudara terkasih, iman itu pengharapan. Bisa ada kebaikan, bukan malah kecemasan, ketakutan, dan pesimisme. Hal yang berasal dari si jahat, bukan dari Terang. Iman itu menenteramkan, membahagiakan, dan memberikan pengharapan. Jika tidak, berarti ada yang tidak pas pada pemahaman dan pengahayatannya.
Iman yang dewasa akan memerdekakan, mendewasakan, dan cirinya adalah memberikan pengharapan. Kemerdekaan diri yang membantu untuk bisa berbuat kebaikan, menebarkan kasih dan damai sejahtera di dalam hidup bersama.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar