Kamis, 09 April 2020

Kamis Putih, Pelayanan dan Kerendahhatian


HARI KAMIS PUTIH (P)


Kamis Putih, Pelayanan dan Kerendahhatian

Saudara terkasih, hari ini, dalam Tri Hari Suci yang pertama ini, kita bersama Bunda Gereja sedang mengalami keadaan yang memilukan. Misa tidak bisa diselenggarakan, hanya mengandalkan teknologi untuk mampu bisa merayakan dalam keadaan benar-benar prihatin. Kesunyian dunia sungguh terjadi. Gereja-gereja di Jawa mungkin tidak menjadi persoalan, namun apakah sama dengan di pedalaman-pedalaman sana?
Kamis Putih itu memberikan banyak segala nilai-nilai inspiratif. Komplit, ada pelayanan, kerendahan hati, sikap melayani, dan juga penghianatan. Paket komplit ada dalam permenungan Kamis Suci. Penegasan Keillahian sangat jelas terjadi. Orang yang  mau belajar menjadi Ilahiah harus mampu menjalankan perilaku dan sikap sebagaimana diperlihatkan Yesus pada malam ini.
Kerendahan hati. Bagaimana IA sebagai Guru dan Tuhan namun menjadi tuan rumah yang menyelenggarakan pesta perjamuan malam. Tidak hanya menjamu para murid, bahkan IA juga membasuh kaki para murid. Ini sekaligus pelayanan. Mencuci kaki itu dilakukan hamba, budak, pelayan, bukan tuan rumah. Di sinilah kualitas Yesus. Guru dan Tuhan namun mencuci kaki murid dan umat-Nya sendiri.
Penghianatan ada pada renungan kemarin, toh dalam konteks ini ada juga, ketika orang bisa menjawab kebaikan Tuhan dengan kejahatan. Dicuci kakinya dan merasa baik-baik saja, dalam hatinya merencanakan kejahatan. Hal yang sangat mungkin kita lakukan juga membalas kebaikan dengan kejahatan.
Saudara terkasih, hal yang paling patut kita renungkan dan teladani adalah sikap Yesus yang tetap fokus pada kehendak Allah Bapa kita. Pilihan yang sangat tidak mudah, pantas kita bersama Tuhan Yesus berdoa semalaman untuk taat dalam jalan Bapa. Jalan panjang, sulit, dan terjal yang harus IA lalui. IA tahu kondisi terburuk yang sebentar lagi akan dihadapi. Sikap-Nya tetap, bahwa ini adalah kehendak Allah Bapa, demi cinta-Nya kepada manusia.
Pengorbanan luhur yang tiada bandingnya. Pengorbanan hingga nyawa itu luar biasa. Lihat saja kita untuk berkorban materi saja susahnya minta ampun. Apalagi sampai kematian. Menyongsong kematian dengan yakin karena cinta yang besar. Menanggung apa yang tidak IA lakukan. Itu semua dipahami dengan baik oleh Yesus. Semua dijalani karena menjalani kehendak Allah Bapa yang telah mengutus. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar