Kamis
Prapaskah Pekan V (U)
Kej.
17:3-9
Mzm.
105:4-5,6-7,8-9
Yoh.
8:51-58
Kej.
17:3-9
17:3 Lalu sujudlah Abram, dan
Allah berfirman kepadanya:
17:4 "Dari pihak-Ku,
inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar
bangsa.
17:5 Karena itu namamu bukan
lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa
sejumlah besar bangsa.
17:6 Aku akan membuat engkau
beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari
padamu akan berasal raja-raja.
17:7 Aku akan mengadakan
perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi
perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
17:8 Kepadamu dan kepada
keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni
seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan
Aku akan menjadi Allah mereka."
17:9 Lagi firman Allah kepada
Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan
keturunanmu turun-temurun
Yoh.
8:51-58
8:51 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut
sampai selama-lamanya."
8:52 Kata orang-orang Yahudi
kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab
Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata:
Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai
selama-lamanya.
8:53 Adakah Engkau lebih
besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati;
dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?"
8:54 Jawab Yesus:
"Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun
tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata:
Dia adalah Allah kami,
8:55 padahal kamu tidak
mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal
Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan
Aku menuruti firman-Nya.
8:56 Abraham bapamu
bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia
bersukacita."
8:57 Maka kata orang-orang
Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau
telah melihat Abraham?"
8:58 Kata Yesus kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku
telah ada."
8:59 Lalu mereka mengambil
batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Iman
Perlu Komunikasi dan Keterbukaan Budi
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja masih merenungkan mengenai iman dan pengenalan akan Allah. Meneruskan
bacaan kemarin kala Yesus menyatakan diri dan asal-Nya, orang Yahudi bersikukuh
mereka keturunan Abraham. Tidak ada yang salah dengan Abraham atau
keturunannya, namun bagaimana mereka itu juga harus sadar dan tahu bahwa
Abraham adalah utusan. Siapa yang mengutus itu lebih penting.
Kita pun sering merasa sudah mengenal Allah,
mengenal Tuhan, namun masih sebatas rutinitas ke Gereja, ikut ibadat, kegiatan,
dan ziarah atau novena di mana-mana. Apakah benar sampai kepada Tuhan? Miris ketika
banyak orang meninggalkan Misa demi bisa mengejar dan ikut novena kepada Maria.
Tentu tidak salah dengan keberadaan Maria. Namun kesalahan adalah pada sikap
batin.
Ada anekdot ketika pastor dan pendeta mati, Yesus mengajak
pendeta untuk mengenal Maria sebagai ibu-Nya. Pada pastor mengenalkan Allah
sebagai Bapa-Nya. Gambaran lelucon yang sejatinya benar demikian. Tidak ada yang
salah, hanya soal pemahaman yang perlu dibenahi.
Sering dalam hidup bersama kita seolah sudah
mengenald dengan baik siapa Allah, namun kadang masih berhenti pada pemahaman
sempit kita. Pengalaman, pendidikan, dan pergaulan sangat menentukan. Ada yang
heboh soal pakaian, agama, atau istilah semata. Namun abai akan kehendak,
jalan, dan ajaran Tuhan Allah yang hakiki.
Mengapa bisa demikian? Dua hal yang penting
terabaikan. Mengenai komunikasi. bagaimana kita mengkomunikasikan iman kita
kepada yang lain. Jika kita hanya asyik dengan pemikiran, pemahaman, dan pengenalan
kita sendiri, bisa berbahaya. Pengalaman yang berasal dari perjumpaan sangat
membantu.
Budi yang mau mendengarkan. Hal yang penting
sehingga memperkembangkan iman dan pengetahuan kita. Tidak jatuh pada fanatisme
sempit, salah tangkap, dan tidak sampai kepada Allah. bisa berbahaya, apalagi
jika ini juga berlaku dalam pengajaran. Masih kurang yang kita bagikan, makin
jauh yang mendengarkan kita.
Saudara terkasih, jemaat Israel bersikukuh mengenai
Abraham. Padahal Yesus berbicara mengenai Allah Bapa. Tidak ketemu karena orang
Yahudi sudah memegang teguh atas keberadaan iman dan pengetahuan mereka. Enggan
mereka untuk sekadar menengok ke sisi yang berbeda, dan ada pengajaran Yesus
dengan perbuatan-perbuatan besar di sana. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar