Kamis
Pekan Paskah II (P)
Kis.
5:27-33
Mzm.
34:2,9,17-18,19-20
Yoh.
3:31-36
Kis.
5:27-33
5:27 Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada
Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka,
5:28 katanya: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam
Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan
kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami."
5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya:
"Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
5:30 Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu
gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
5:31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan
tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat
dan menerima pengampunan dosa.
5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh
Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia."
5:33 Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan
mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu
Yoh.
3:31-36
3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa
yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi.
Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.
3:32 Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang
didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu.
3:33 Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa
Allah adalah benar.
3:34 Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan
firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
3:35 Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu
kepada-Nya.
3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia
beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak
akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."
Dengarkanlah
DIA!
Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan sabda
Tuhan mengenai konsekuensi atas pilihan manusiawi di dalam menerima kedatangan
Tuhan Yesus. Pilihan bebas manusiawi di mana itu juga adalah anugerah. Kebebasan
termasuk untuk tidak mau menurut pada rancangan dan kehendak Allah. Lihat
betapa kasih Allah itu asali, hakiki, termasuk di dalamnya tidak memaksakan
kehendak-Nya.
Dunia dan surga dipisahkan dengan ketat, jelas, dan
lugas. Siapa yang mendengarkan Tuhan, mau menuruti jalan dan rancangan-Nya
adalah anak-anak Allah yang akan mendapatkan surga. Pada sisi lain, yang tidak
mau setia, memilih yang berbeda bahkan menolakpun tetap diberi pilihan dengan
bebas, termasuk tetap masih diberi yang sama dengan yang setia. Makan-minum,
udara, dan matahari yang sama.
Lihat betapa besar kasih Allah itu, yang memilih
dunia inipun tetap mendapatkan sama dengan yang membalas kasih Allah. Kita layak belajar untuk mampu bersikap demikian. Baik
kepada siapa saja, bukan hanya yang membalas atau mampu mengembalikan kebaikan
kepada kita dengan setimpal atau malah dengan bonusnya. Allah memberikan
teladan tidak demikian. Malah Allah mengasihi termasuk yang membenci-Nya.
Pilihan dunia dan tawarannya itu biasanya sangat
menarik. Mudah, dan menggiurkan. Bagaimana potong kompas, hasil melimpah dengan
gampang, menggoda, dan memberikan banyak keindahan dan kenyamanan dengan
instan. Itu semua tersedia. Namun pada sisi tidak jarang dengan mengorbankan
yang hakiki. Bisa saja berbuat curang, tidak adil, atau melakukan rekayasa demi
keuntungan sendiri.
Proses dan kerja keras itu bukan tawaran dunia. Itu
kehendak Allah. Menyangkal diri juga
bukan bisikan dari dunia. Itu semua
berasal dari surga, apa yang Tuhan Allah
kehendaki atas hidup di tengah dunia. Bersyukur atas kasih karunia-Nya. Menerima
berkat tanpa mengeluh apapun kondisinya, dan menikmati sebagai bagian dari
rancangan Tuhan.
Bedakan dengan mengatakan, ah kan ada Tuhan. Itu berbeda.
Malas dan itu justru bagian dari dunia yang hendak dikemas dalam hal yang
seolah rohani. Kita sangat mungkin terkelabuhi oleh godaan kuasa jahat yang
memang makin halus di dalam mencobai.
Saudara terkasih, kasih, keadilan, dan kebenaran
itu perlu perjuangan. Medan perjuangan kita ya di tengah dunia ini. Di antara
si jahat dan baik, pilihan kita yang membedakan. Kala Tuhan Allah sudah
melimpahkan kasih karunia-Nya, apa iya pantas kita berpaling dari itu semua?
BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar