Jumat, 17 April 2020

Dengarlah Tuhan!


JUMAT DALAM OKTAF PASKAH (P)
Kis. 4:1-12
Mzm. 118:1-2,4,22-24,25-27
Yoh. 21:1-14




Kis. 4:1-12

4:1 Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki.
4:2 Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati.
4:3 Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam.
4:4 Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki.
4:5 Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem
4:6 dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar.
4:7 Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?"
4:8 Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,
4:9 jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,
4:10 maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.
4:11 Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru.
4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."


Yoh. 21:1-14

21:1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut.
21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.
21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
21:8 Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu.
21:9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.
21:10 Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu."
21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
21:12 Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan.
21:13 Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu.
21:14 Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.



Dengarlah Tuhan!

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja belajar dan merenungkan bagaimana perutusan kita perlu sikap mau belajar, berubah, dan berbenah. Saatnya pengenalan Tuhan ternyata masih belum sepenuhnya terjadi. Para murid masih perlu waktu dan pengajaran. Satu dua sudah lebih maju, sebagaimana bacaan hari ini. Toh  masih dominan yang belum paham.
Petrus sebagai pemimpin, paling senior, dan konteks pemuridan Yesus, Petrus adalah penerus tugas dari Yesus. Pemilihan Yesus ternyata tidak serta merta membuatnya lebih dari rekan-rekannya. Sama saja, dan malah rekannya lebih dulu mengenal Yesus. Ada Maria Magdalena seperti bacaan Paskah pagi, atau hari ini Yohanes. Toh tidak mengurangi  tugas mahaberat Petrus.
Tuhan tidak membatalkan pilihan dan panggilan untuk Petrus. Mereka yang galau kembali ke masa lalu. Pekerjaan harian sebagai nelayan. Mereka masih menggunakan teknik lama, di mana mereka sudah tinggalkan sekitar tiga tahun. Kebiasaan yang sudah tidak lagi mereka akrabi. Semalaman tanpa hasil. Mereka telah gagal kembali kepada kebiasaan bahkan profesi mereka.
Kedatangan Tuhan mengubah keadaan. Menebarkan jala pada sisi yang berbeda dan mereka mendapatkan panenan yang melimpah,  tanpa koyak dengan ikan yang melimpah. Gambaran kemauan mendengarkan Tuhan. Melakukan inovasi, dan berubah  untuk menuju kepada kebaikan. Perlu kehendak baik untuk berubah, memperbaiki diri, dan mendengarkan kehendak Tuhan dalam hidup setiap saat.
Saudara terkasih, dalam kehidupan kita, kehendak Tuhan harus memperoleh prioritas. Jangan sampai malah kita hanya mengandalkan diri sendiri dengan rancangan kita. Penting kita memiliki rencana, namun jangan lupa selaraskan dengan jalan dan kehendak Tuhan. Selaras dengan jalan Tuhan itu akan menyenangkan, mudah, dan memiliki suka cita.
Menyelaraskan kehendak Tuhan, berarti kita siap untuk diubah, mau berbenah dan memperbaiki diri, kadang juga bisa berbalik arah. Kita hanya menjalankan perutusan kita di dalam kehendak Tuhan. Itu yang menjadi pedoman dan dasar hidup kita. Tanpa melakukan kehendak Tuhan hidup kita akan berat. Padahal kita kemarin diutus untuk mewartakan harapan dalam suka cita.
Kebahagiaan yang terpancar dalam suka cita adalah lambang kehadiran Tuhan. Hidup dalam sungut-sungut dan  keluh kesah, bisa diartikan, dalam pengaruh si jahat. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar