JUMAT
DALAM OKTAF PASKAH (P)
Kis.
4:1-12
Mzm.
118:1-2,4,22-24,25-27
Yoh.
21:1-14
Kis.
4:1-12
4:1 Ketika Petrus dan Yohanes
sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan
kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki.
4:2 Orang-orang itu sangat
marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus
ada kebangkitan dari antara orang mati.
4:3 Mereka ditangkap dan
diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam.
4:4 Tetapi di antara orang
yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka
menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki.
4:5 Pada keesokan harinya
pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang
di Yerusalem
4:6 dengan Imam Besar Hanas
dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk
keturunan Imam Besar.
4:7 Lalu Petrus dan Yohanes
dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini:
"Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian
itu?"
4:8 Maka jawab Petrus, penuh
dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,
4:9 jika kami sekarang harus
diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan
dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,
4:10 maka ketahuilah oleh
kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus,
orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah
dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri
dengan sehat sekarang di depan kamu.
4:11 Yesus adalah batu yang
dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah
menjadi batu penjuru.
4:12 Dan keselamatan tidak
ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit
ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan."
Yoh.
21:1-14
21:1 Kemudian Yesus
menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia
menampakkan diri sebagai berikut.
21:2 Di pantai itu berkumpul
Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea,
anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.
21:3 Kata Simon Petrus kepada
mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami
pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi
malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
21:4 Ketika hari mulai siang,
Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu
adalah Yesus.
21:5 Kata Yesus kepada
mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab
mereka: "Tidak ada."
21:6 Maka kata Yesus kepada
mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu
peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi
karena banyaknya ikan.
21:7 Maka murid yang dikasihi
Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus
mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia
tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
21:8 Murid-murid yang lain
datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua
ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu.
21:9 Ketika mereka tiba di
darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.
21:10 Kata Yesus kepada
mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu."
21:11 Simon Petrus naik ke
perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima
puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
21:12 Kata Yesus kepada
mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu
yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka
tahu, bahwa Ia adalah Tuhan.
21:13 Yesus maju ke depan,
mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu.
21:14 Itulah ketiga kalinya
Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara
orang mati.
Dengarlah
Tuhan!
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja belajar dan merenungkan bagaimana perutusan kita perlu sikap mau
belajar, berubah, dan berbenah. Saatnya pengenalan Tuhan ternyata masih belum
sepenuhnya terjadi. Para murid masih perlu waktu dan pengajaran. Satu dua sudah
lebih maju, sebagaimana bacaan hari ini. Toh masih dominan yang belum paham.
Petrus sebagai pemimpin, paling senior, dan konteks
pemuridan Yesus, Petrus adalah penerus tugas dari Yesus. Pemilihan Yesus
ternyata tidak serta merta membuatnya lebih dari rekan-rekannya. Sama saja, dan
malah rekannya lebih dulu mengenal Yesus. Ada Maria Magdalena seperti bacaan
Paskah pagi, atau hari ini Yohanes. Toh tidak mengurangi tugas mahaberat Petrus.
Tuhan tidak membatalkan pilihan dan panggilan untuk
Petrus. Mereka yang galau kembali ke masa lalu. Pekerjaan harian sebagai
nelayan. Mereka masih menggunakan teknik lama, di mana mereka sudah tinggalkan
sekitar tiga tahun. Kebiasaan yang sudah tidak lagi mereka akrabi. Semalaman tanpa
hasil. Mereka telah gagal kembali kepada kebiasaan bahkan profesi mereka.
Kedatangan Tuhan mengubah keadaan. Menebarkan jala
pada sisi yang berbeda dan mereka mendapatkan panenan yang melimpah, tanpa koyak dengan ikan yang melimpah. Gambaran
kemauan mendengarkan Tuhan. Melakukan inovasi, dan berubah untuk menuju kepada kebaikan. Perlu kehendak
baik untuk berubah, memperbaiki diri, dan mendengarkan kehendak Tuhan dalam
hidup setiap saat.
Saudara terkasih, dalam kehidupan kita, kehendak
Tuhan harus memperoleh prioritas. Jangan sampai malah kita hanya mengandalkan
diri sendiri dengan rancangan kita. Penting kita memiliki rencana, namun jangan
lupa selaraskan dengan jalan dan kehendak Tuhan. Selaras dengan jalan Tuhan itu
akan menyenangkan, mudah, dan memiliki suka cita.
Menyelaraskan kehendak Tuhan, berarti kita siap
untuk diubah, mau berbenah dan memperbaiki diri, kadang juga bisa berbalik
arah. Kita hanya menjalankan perutusan kita di dalam kehendak Tuhan. Itu yang
menjadi pedoman dan dasar hidup kita. Tanpa melakukan kehendak Tuhan hidup kita
akan berat. Padahal kita kemarin diutus untuk mewartakan harapan dalam suka
cita.
Kebahagiaan yang terpancar dalam suka cita adalah
lambang kehadiran Tuhan. Hidup dalam sungut-sungut dan keluh kesah, bisa diartikan, dalam pengaruh si
jahat. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar