Senin, 20 April 2020

Menuju kepada Terang


Senin Pekan Paskah II (P)
Kis. 4:23-31
Mzm. 2:1-3,4-6,7-9,
Yoh. 3:1-8



Kis. 4:23-31

4:23 Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka.
4:24 Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
4:25 Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?
4:26 Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya.
4:27 Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi,
4:28 untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.
4:29 Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
4:30 Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."
4:31 Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani


Yoh. 3:1-8

3:1 Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi.
3:2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."


Menuju kepada Terang

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan sabda-Nya mengenai kelahiran baru. Belajar dari Nikodemus, seorang tokoh Yahudi, terpelajar, dan juga pribadi beriman mendalam dalam tradisi dan agama Yahudi. Ia mau datang kepada Yesus untuk belajar kembali. Ada hal yang sangat indah sebagai simbol, ia datang pada malam hari. Konteks waktu tentu ini gelap, agar tidak banyak orang tahu.
Spiritual hendak memberikan bagaimana kekegelapan datang kepada Terang. Si penghuni kegelapan memerlukan Terang dalam hidupnya. Nikodemus bukan orang biasa. Mau datang, berarti ada yang lebih luar biasa lagi. Kedatangan kepada Yang Maha, karena ia juga tidak sembarangan. Point penting bagi hidup beriman.
Kelahiran kembali. Pembicaraan yang membuat kedua pihak, Terang dan gelap menemukan titik temu. Lagi-lagi hal luar biasa yang diperlihatkan oleh kedua tokoh kita, terutama Yesus. Nikodemus tentu saja bingung, bagaimana ia orang tua bisa lahir kembali. Pandangan masa lalu, orang lama, dan konsep diri sebagai mana lahiriahnya sendiri.
Yesus membawa Nikodemus kepada pribadi baru, kelahiran dalam Roh,  pembaptisan untuk menjadi pribadi baru. Anak-anak Allah yang sudah menerima kasih karunia sebagai pribadi baru. Lahir sebagai pribadi yang berbeda karena martabat Illahiah di dalam hidupnya. Kemarin, Yesus mengembuskan Roh Kudus bagi para murid. Hal yang sama sebagai bahan pembicaraan dan pengajaran bagi Nikodemus.
Saudara terkasih, kita  sebagai anak-anak Allah, anak-anak Gereja mengalami dua kali kelahiran. Terlahir dari ibu kita masing-masing secara biologis, medis, itu berkaitan dengan darah dan silsilah duniawi. Kelahiran badan fisik kita. Kita juga terlahir dari Bunda Gereja, ketika kita masuk sebagai anggota jemaat Allah dalam Gereja, pembaptisan dan adanya nama baru di depan nama kita.
Apakah hanya cukup adanya nama dengan penuangan air hidup kita sudah bermakna? Tentu tidak cukup demikian. Ada hal yang  lebih dalam lagi dari itu semua. Bagaimana kita menjadi utusan-utusan Tuhan Allah yang mampu mengemban amanat. Kita diutus untuk membawa damai sejahtera. Dapat kita cek, apakah sudah mampu demikian, atau malah sebaliknya. Jika hidup kita tidak lebih baik dari yang lama atau orang lain yang tidak mengenal Yesus, ya buat apa? Standart tinggi menjadi anak-anak Allah, bukan biasa-biasa saja. Sedikit-sedikit ngamuk, menyalahkan sana-sini, merasa paling benar, baik, dan suci, lha sama juga masih dalam kegelapan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar