Selasa, 28 April 2020

Roti Kehidupan


Selasa  Paskah Pekan III (P)
Kis. 7:51-8:1
Mzm. 31:3c-4,6ab, 7b, 8a, 21ab
Yoh. 6:30-35




Kis. 7:51-8:1

7:51 Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
7:52 Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.
7:53 Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."
7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
7:56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
7:57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.
7:58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.
 8:1a Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh.


Yoh. 6:30-35

6:30 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?
6:31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."
6:32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.
6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
6:34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi



Roti Kehidupan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan sabda Tuhan mengenai roti hidup. hari-hari ini pula  sedang banyak perbincangan mengenai pangan dan beras dalam konteks kita. Sumbangan dari pemerintah menjadi perbincangan hangat dan kadang panas. Ada yang merasa tidak cukup, atau protes karena merasa kurang namun tidak mendapatkan bantuan.
Pagi-pagi ada tetangga yang relatif mampu, pekerjaan masih, dan mengatakan listrik gratis dan masih menunggu bantuan tunai Rp. 600.000,00. Tidak salah sih menerima bantuan, namun apakah mau tahu ketika ada yang lebih membutuhkan namun tidak memperolehnya? Yang diajak bicara itu pamannya yang pekerjaannya pemulung. Ini soal kepantasan dan itu ranah spiritual.
Tuhan menghendaki kita mencari roti hidup, makanan yang membuat selamat, bukan sekadar pengganjal perut yang bermuara ke jamban. Konsep kekinian, dalam masa modern ini, makanan bisa membawa pula kematian, ketika makanan itu tidak sehat. Enak namun memberikan dampak dan efek buruk bagi kesehatan. Makanan ini juga bukan makanan atau roti hidup. kehidupan di tengah dunia yang tidak baik.
Bacaan Injil hari ini mengajarkan kita untuk berfokus pada hal-hal yang Ilahiah, surgawi, dan kesejatian, tidak hanya sekadar makanan, roti yang merupakan kebutuhan dasar namun sebatas duniawi. Itu semua boleh dicari, namun jangan mengabaikan yang lebih berdaya guna. Sering kita jatuh demi mendapatkan makanan, materi, dan kekayaan, namun mengorbankan hidup. Demi makanan dan gaya hidup namun melakukan tindakan melawan hukum dan kejahatan demi itu semua.
Saudara terkasih, makanan itu untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Benar bahwa tanpa makan manusia tidak bisa hidup, namun untuk apa jika hidup namun tidak sehat. Mengedepankan egoisme, demi bisa makan mengalahkan iman dan keyakinan.
Miris lagi, jika di mana-mana, dalam akun media sosial memampang gambar makan-makan, tidak habis, dan kemudian banyak orang yang tidak mampu namun abai saja. Dalam sebuah survey bangsa ini menghasilkan maaf sampah makanan termasuk terbesar di dunia. Mirisnya dalam  kondisi begini teriak tidak bisa makan juga menggema. Solidaritas dan ungkapan syukur menjadi penting. BD.eLeSHa.

Senin, 27 April 2020

Carilah demi Hidup Kekal, Bukan Semata Perut


Senin Paskah Pekan III (P)
Kis. 6:8-15
Mzm. 119:23-24,26-27,29-30
Yoh. 6:22-29



Kis. 6:8-15

6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini -- anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria -- bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
6:10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.
6:11 Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah."
6:12 Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.
6:13 Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat,
6:14 sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita."
6:15 Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.


Yoh. 6:22-29

6:22 Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.
6:23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.
6:24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.
6:25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"
6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
6:28 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
6:29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.



Carilah demi Hidup Kekal, Bukan Semata Perut

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan apa yang perlu kita cari dan perlukan. Sering kita mencari atau mengejar-ngejar hal yang sepele, namun kadang itu menjadi prioritas. Hal yang sering adalah kita terfokus kepada hal yang remeh, padahal ada yang jauh lebih penting, esensial, dan utama. Pilihan yang sangat mungkin kita terjebak karena ketidaktahuan dan pemahaman yang keliru.
Dalam bacaan Injil, Tuhan menegur orang-orang yang mengejar dan mengikuti Yesus. Tuhan menegur bukan karena dikutinya, namun alasan mereka ikut. Mereka ikut karena pernah makan dengan kenyang. Apa yang mereka cari adalah makanan, roti dan ikan yang mengenyangkan. Tuhan hadir tidak hanya untuk itu semata.
Hari-hari ini kita dihebohkan dengan bantuan nasi dengan cap dan nama nasi anjing. Ini sama-sama ngawurnya. Bagaimana tidak, mengapa harus menyematkan nama anjing yang sangat sensitif itu, dan belum familiar dengan kebiasaan sekitar. Berbeda dengan nasi kucing. Nalar yang penuh asumsi dan pretensi membuat makin tidak mudah. Ada upaya memuat lebih buruk dengan mengatakan nasi campur daging anjing. Jauh sekali. Apapun alasannya yang memberi jelas ngawur. Yang diberi kemudian teriak-teriak sama juga ngawurnya.
Menolak dan tidak menerima selesai, mengapa harus berpanjang kali lebar dengan dugaan ke mana-mana. Hal yang sangat tidak penting dalam hidup bersama. Sama juga dengan elit yang hanya mengejar kepentingan sendiri. Mirisnya, mereka melakukan itu dengan menjatuhkan pihak lain. Padahal masih banyak cara dan jalan lain untuk membangun citra diri.
Saudara terkasih, sering dalam hidup kita asyik dengan mencari-cari hal yang remeh temeh. Mengabaikan apa yang abadi dan demi keabadian itu. Contoh, demi nama tenar menggunakan cara-cara buruk. Mengorbankan orang lain. Ingat bukan soal nama diri yang buruk, namun cara mendapatkannya yang perlu mendapatkan perhatian. Menulis bisa membuat orang menjadi terkenal dan kaya, asal menulis dengan baik, bukan memfitnah, bukan mempengaruhi orang untuk menjadi jahat dan merugikan pihak lain.
Tuhan itu bukan menegur mereka karena mengikuti dan demi roti yang mengenyangkan, namun bagimana diajak untuk ikut Tuhan itu demi mengenal-Nya dengan lebih baik dan lebih mendalam. Ikut  Tuhan bukan agar lempas dari masalah semata, namun demi memuliakan Tuhan lebih baik. Bagaimana ikut Tuhan demi melepaskan masalah, lha ketika ada masalah lain, Tuhan bisa dilepaskan dan ganti. Ini yang Tuhan tidak kehendaki. Ikut Tuhan dalam seluruh daya upaya dan segala dinamika kehidupan ini. BD.eLeSHa.

Minggu, 26 April 2020

Keheningan, Kesempatan Kita Mendengarkan


HARI MINGGU PASKAH III (P)
Kis. 2:14,22-33
Mzm. 16:1,2a-5,7-8,9-10
1 Pet.1:17-21
Luk. 24:13-35



Kis. 2:14,22-33

2:14 Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.
2:22 Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.
2:23 Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.
2:24 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.
2:25 Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
2:26 Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram,
2:27 sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
2:28 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.
2:29 Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini.
2:30 Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.
2:31 Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.
2:32 Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.
2:33 Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.

1 Pet.1:17-21

1:17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
1:20 Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
1:21 Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah


Luk. 24:13-35

24:13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
24:14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
24:15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
24:17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
24:18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"
24:19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
24:20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
24:21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
24:22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
24:23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24:24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."
24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
24:26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
24:28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
24:29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
24:30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
24:31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
24:33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.
24:34 Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."
24:35 Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.



Keheningan, Kesempatan Kita Mendengarkan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan Perjalanan ke Emaus para murid. Perjalanan spiritual yang membuat mereka terbuka mata dan telinganya  atas peristiwa kebangkitan. Sepanjang jalan mereka banyak berkisah mengenai keberadaan penyaliban Tuhan. Mereka asyik dengan diri, kecemasan, ketakutan, dan menerangkan segala hal kepada Tuhan yang bersama dengan mereka.
Para murid tahu sebenarnya, namun karena asyik untuk berkeluh kesah, menyatakan keberadaan mereka yang putus asa. Perasaan, nurani, dan gerak batin mereka yang berkobar karena pernyataan dan pengajaran Yesus mereka nafikan. Perhatian atas bisikan Tuhan itu tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Ketakutan yang membuat mereka menjadi lalai.
Perhatian mereka masih pada keberadaan diri dan keadaan yang tidak menentu. Persinggahan Yesus dalam rumah mereka masih sama saja. Ketika pemecahan roti, mereka baru tersadar. Perjumpaan yang hakiki dalam pemecahan roti kini membuka, hati dan budi mereka. Sejatinya sejak awal mereka merasakan, namun tidak memberikan perhatian sepenuhnya. Lewat begitu saja.
Masa pandemik ini, kita juga merasakan kegalauan, kecemasan, dan bingung. Mau bagaimana dengan hidup harian, juga kadang terbersit soal Ekaristi dan paguyuban umat beriman yang terputus.  Kita ribet dan ribut dengan ritual, malah abai Tuhan yang datang dan menguatkan kita. Melewatkan apa yang hakiki demi hal yang artifisial semata.
Saudara terkasih, dalam keadaan hari-hari ini, kita diajak oleh Tuhan untuk semakin tenang, mengambil jarak dalam banyak hal, menepi dan menuju kepada kesunyian, sepi dalam aktifitas. Memilih untuk berjarak dengan aktifitas kesibukan, dan keriuhrendahan duniawi selama ini. waktunya Sabath, tidak melakukan apapun namun berdaya guna. Mendengarkan Tuhan, bukan semata mendengar seperti kita selama ini. Mendengar itu  bisa sambi lalu, namun mendengarkan itu sepenuhnya. Memberikan indera dan hati untuk terlibat.
Dunia kita juga ikut terbantu dengan keadaan ini. Tuhan hadir untuk menyapa kita, memberikan perhatian kepada kanan-kiri, depan-belakang. Perhatian kepada sekeliling untuk memampukan kita untuk hening. Di dalam keheningan, hati dan perasaan yang dominan dan bekerja. Mengurangi ranah otak dan ratio kita yang sudah sekian lamanya menguasai dan menjajah kemanusiaan.  Kekerasan, ketergesaan, dan persaingan ala hukum rimba saatnya untuk menyingkir. Bumi manusia bukan malah mengadopsi hutan belantara.
Otak atau rasio tidak salah, namun perlu keseimbangan. Menghargai karya cipta, termasuk juga bumi yang kita huni. Pemeliharaan selain eksplorasi. Bijaksana itu ranah  hati. Sisi spiritualitas  perlu mendapatkan perhatian. Ketenangan, damai sejahtera, persatuan, dan kelemahlembutan perlu mendapatkan tempat yang selayaknya.BD.eLeSHa.


Sabtu, 25 April 2020

Pergilah ke Seluruh Dunia dan Perutusan Kita


Pesta S Markus, PenInj, (M)
1 Pet.  5:5-14
Mzm. 89:2-3,6-7,16-17
Mrk. 16:15-20




1 Pet.  5:5-14

5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
5:9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
5:10 Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
5:11 Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
5:12 Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu untuk menasihati dan meyakinkan kamu, bahwa ini adalah kasih karunia yang benar-benar dari Allah. Berdirilah dengan teguh di dalamnya!
5:13 Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku.
5:14 Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium yang kudus. Damai sejahtera menyertai kamu sekalian yang berada dalam Kristus. Amin.

Mrk. 16:15-20

16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
16:20 Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.


Pergilah ke Seluruh Dunia dan Perutusan Kita

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan Pesta Santo Markus, Rasul dan Penulis Kitab Suci. Dalam sabda Tuhan hari ini, kita pun mendapatkan tugas untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia dan kepada segala makhluk. Tugas luhur dan itu adalah konsekuensi atas pambabtisan yang kita terima.
Saudara kita yang tergabung dalam Jemaat Tablig itu juga menjalankan perutusan yang sama. Hanya saja materi dan tujuan yang berbeda. Kita mungkin bisa belajar bagaimana mereka ini melakukan kegiatan mereka, benar-benar berkeliling dunia. Meninggalkan segalanya demi  tuntutan agama untuk menyebarkan  kebenaran ke seluruh muka bumi.
Kita pun bisa belajar bagaimana mereka kini harus menanggung “stigma” besar karena membawa virus covid ke mana-mana. Negara kita banyak menanggung korban karena kegiatan mereka dari India, Malaysia, dan Gowa Sulawesi Selatan. Ada kesalahan yang tidak mereka sadari, pun mereka ngotot demi iman dan agama, namun abai kemanusiaan yang melekat sama pentingnya.
Ketika kita diutus berkarya ke seluruh dunia, perlu juga melihat kualitas kita. Bagaimana kemampuan, baik fisik, pengetahuan, dan juga hal-hal lainnya. Jangan sampai kita maunya mewartakan, padahal tidak tahu apa-apa. Jika demikian apa yang mau kita wartakan? Benar bahwa ada Roh Kudus, namun kita juga perlu membawa bekal yang cukup. Demikian juga mengenai fisik dan kemampuan dasar kehidupan yang lain. Jangan malah merepotkan dan menjadi beban umat atau jemaat di mana kita berkarya.
Karya kita beragam, dan itu adalah medan perutusan kita. Patut kita berkarya di dalam Tuhan demi kebahagiaan, kesejateraan, dan keselamatan orang yang dipercayakan kepada kita. Perutusan adalah mengabarkan kasih karunia Allah. Allah yang  semakin terwartakan, bukan malah pewartaan pribadi kita.
Keberadaan kita yang baik akan menjadi saksi kasih karunia Allah itu. Bagaimana kita bisa  menjadi saksi jika hidup kita saja tidak lebih baik. Untuk itulah kit diutus. Perbaikan diri menjadi penting, sehingga kita benar-benar mewartakan kasih Allah itu dengan suka cita dan benar-benar apa adanya, lepas kepentingan.
Halangan dan  hambatan tidak terasakan lagi. Allah dan kasih karunia-Nya menjadi motivasi dan dasar kita. Semangat yang terpancar akan membantu kita lebih mudah mewartakan.BD.eLeSHa.

Jumat, 24 April 2020

Libatkan Tuhan


Jumat Pekan Paskah II (P)
Kis. 5:34-42
Mzm.27:1,4,13-14
Yoh. 6:1-15



Kis. 5:34-42

5:34 Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar.
5:35 Sesudah itu ia berkata kepada sidang: "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini!
5:36 Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap.
5:37 Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya.
5:38 Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap,
5:39 tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima.
5:40 Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan.
5:41 Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.
5:42 Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias


Yoh. 6:1-15

6:1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
6:3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
6:4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
6:5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"
6:6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.
6:7 Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."
6:8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya:
6:9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
6:10 Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
6:11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
6:12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
6:13 Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.


Libatkan Tuhan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja belajar dan merenungkan sabda Tuhan mengenai penghargaan  pada sesuatu yang sederhana. Melibatkan Tuhan  untuk memberikan daya ubah yang tidak terkira. Para pendengar Tuhan yang berjumlah ribuan itu kelelahan juga kelaparan. Para murid paham mereka tidak berdaya untuk memberikan jaminan bagi yang datang.
Rasul paham kondisi itu. Ada yang berhitung dengan keuangan mereka, ada pula yang mengatakan sangat tidak mungkin dengan adanya ikan dan roti. Semua benar, dalam takaran dan ukuran manusia. Pemikiran manusia yang sempit, terbatas, dan terbentur kendala. Mereka abai, di sebelahnya ada Tuhan Yesus yang penuh dengan kuasa untuk berbuat apa saja.
Benar, Tuhan berpikir bukan kendala, keterbatasan, atau hambatan. Tuhan Yesus mengajak kita untuk melibatkan Tuhan Allah Sang Sumber Segala Sumber. Itu semua selesai dengan gilang gemilang. Roti dan ikan yang dimakan bahkan sisa hingga demikian banyak. Bisa dibayangkan bagaimana memberikan makan lima ribu orang. Pekerjaan luar biasa atas belas kasih dan karunia Tuhan.
Saudara terkasih, hal yang sama sering kita lakukan, pikirkan, dan menjadi pilihan kita. Seolah dunia sudah pepat. Tidak ada lagi harapan dan kemungkinan. Lari ke sana ke mari dan abai akan Allah yang menantikan kehadiran kita. Jangan khawatir nyatakan, katakan, dan mohonlah bantuan pada Allah. jangan khawatir Allah itu bahagia jika kita datang kepada-Nya.
Kita mungkin memiliki sangat sedikit berkat, talenta, atau bekal. Jangan khawatir, Tuhan Allah selalu mendampingi dan menguatkan kita. Datanglah kepada-Nya untuk mampu bertekun dalam hal yang kecil itu. Melengkapi apa yang kita miliki adalah dengan memohon bantuan Tuhan. Tuhan yang akan menggenapkan dan bahkan melebihkan apa yang kita perlukan.
Tuhan selalu siap menyediakan untuk membantu kita. Ingat kita tetap berusaha dan mengembangkan diri. Tuhan Allah mengembangkan sejauh yang kita upayakan. Lihat dalam bacaan Injil hari ini, jemaat memiliki bekal, meskipun sangat minim dan seolah itu sia-sia. Ternyata tidak demikian dalam pandangan dan upaya Tuhan untuk umat dan anak-anak-Nya. BD.eLeSHa.

Kamis, 23 April 2020

Dengarkanlah DIA!


Kamis Pekan Paskah II (P)
Kis. 5:27-33
Mzm. 34:2,9,17-18,19-20
Yoh. 3:31-36




Kis. 5:27-33

5:27 Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka,
5:28 katanya: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami."
5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
5:30 Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
5:31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.
5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia."
5:33 Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu



Yoh. 3:31-36

3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.
3:32 Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu.
3:33 Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar.
3:34 Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
3:35 Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.
3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."



Dengarkanlah DIA!

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan sabda Tuhan mengenai konsekuensi atas pilihan manusiawi di dalam menerima kedatangan Tuhan Yesus. Pilihan bebas manusiawi di mana itu juga adalah anugerah. Kebebasan termasuk untuk tidak mau menurut pada rancangan dan kehendak Allah. Lihat betapa kasih Allah itu asali, hakiki, termasuk di dalamnya tidak memaksakan kehendak-Nya.
Dunia dan surga dipisahkan dengan ketat, jelas, dan lugas. Siapa yang mendengarkan Tuhan, mau menuruti jalan dan rancangan-Nya adalah anak-anak Allah yang akan mendapatkan surga. Pada sisi lain, yang tidak mau setia, memilih yang berbeda bahkan menolakpun tetap diberi pilihan dengan bebas, termasuk tetap masih diberi yang sama dengan yang setia. Makan-minum, udara, dan matahari yang sama.
Lihat betapa besar kasih Allah itu, yang memilih dunia inipun tetap mendapatkan sama dengan yang membalas kasih Allah. Kita  layak belajar untuk mampu bersikap demikian. Baik kepada siapa saja, bukan hanya yang membalas atau mampu mengembalikan kebaikan kepada kita dengan setimpal atau malah dengan bonusnya. Allah memberikan teladan tidak demikian. Malah Allah mengasihi termasuk yang membenci-Nya.
Pilihan dunia dan tawarannya itu biasanya sangat menarik. Mudah, dan menggiurkan. Bagaimana potong kompas, hasil melimpah dengan gampang, menggoda, dan memberikan banyak keindahan dan kenyamanan dengan instan. Itu semua tersedia. Namun pada sisi tidak jarang dengan mengorbankan yang hakiki. Bisa saja berbuat curang, tidak adil, atau melakukan rekayasa demi keuntungan sendiri.
Proses dan kerja keras itu bukan tawaran dunia. Itu kehendak Allah. Menyangkal diri  juga bukan bisikan  dari dunia. Itu semua berasal dari surga,  apa yang Tuhan Allah kehendaki atas hidup di tengah dunia. Bersyukur atas kasih karunia-Nya. Menerima berkat tanpa mengeluh apapun kondisinya, dan menikmati sebagai bagian dari rancangan Tuhan.
Bedakan dengan mengatakan, ah kan ada Tuhan. Itu berbeda. Malas dan itu justru bagian dari dunia yang hendak dikemas dalam hal yang seolah rohani. Kita sangat mungkin terkelabuhi oleh godaan kuasa jahat yang memang makin halus di dalam mencobai.
Saudara terkasih, kasih, keadilan, dan kebenaran itu perlu perjuangan. Medan perjuangan kita ya di tengah dunia ini. Di antara si jahat dan baik, pilihan kita yang membedakan. Kala Tuhan Allah sudah melimpahkan kasih karunia-Nya, apa iya pantas kita berpaling dari itu semua? BD.eLeSHa.