HARI
MINGGU BIASA XXXII (H)
1
Raj. 17: 10-16
Mzm.146:7,8-9a,9bc-10
Ibr.
9:24-28
Mrk.
12:38-44
1
Raj. 17. 10-16
17:10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia
sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang
mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah
ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
17:11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi:
"Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang
hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung
dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang
mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya
bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut,
pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku
sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah
kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
17:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam
tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan
berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang
dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat
makan beberapa waktu lamanya.
17:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam
buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan
perantaraan Elia.
Ibr.
9:24-28
9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan
manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke
dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan
diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat
kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak
dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan
diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu
kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan
diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan
diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan
kepada mereka, yang menantikan Dia.
Mrk.
12:38-44
12:38 Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah
terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan
suka menerima penghormatan di pasar,
12:39 yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di
tempat terhormat dalam perjamuan,
12:40 yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui
mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima
hukuman yang lebih berat."
12:41 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan
memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak
orang kaya memberi jumlah yang besar.
12:42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan
dua peser, yaitu satu duit.
12:43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih
banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
12:44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda
ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh
nafkahnya."
Persembahan
dari Keterbatasan
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk
merenungkan sabda Tuhan yang berbicara mengenai kalkulator Tuhan, mesin hitung
Tuhan yang tidak mesti bahwa 1+1=2, atau 2-1=1. Dulu, masa kuliah, barengan
dengan rekan-rekan guru, yang juga memiliki kalkulator yang sama. Mereka sering
berkisah, kalau hitung-hitungan gaji mereka tidak akan sanggup untuk hidup,
membayar sekolah, bersosialitas, dan kebutuhan tetek bengek lainnya.
Mereka mengatakan toh semua bisa teratasi dan semua
cukup, itu karena kalkulator Allah yang bekerja. Faktor iman yang membuat
mereka bisa berbuat demikian.
Saudara terkasih, dalam bacaan pertama, seorang
janda yang tidak ada lagi harapan, mau membantu utusan Allah dan ia memperoleh
kelimpahan. Apa yang akan ia makan untuk terakhir kalinya itu ia bagi dan itu
menjadi berkat.
Dalam bacaan Injil, lebih jelas lagi ketika Yesus
memberikan pengajaran pada para murid, kesiapan seorang janda untuk memberikan
derma dari apa yang ia miliki. Seluruh kekayaannya, berbeda dengan banyak orang
yang memberikan besar jumlahnya namun dari kelimpahan mereka.
Sering pula
kita bersikap memberikan derma, sumbangan, dan kolekte namun demi
memperoleh imbalan berkali lipat dari Tuhan. Sikap berpamrih dan do ut des ini bukan yang Tuhan
kehendaki. Memberikan bantuan itu demi meringankan beban yang membutuhkan,
bukan malah diri sendiri.
Hal yang justru dilakukan oleh iman kepala dan kaum
Farisi, di mana mereka bukannya membantu orang yang patut dibantu, namun mereka
malah kadang memanfaatkan keterbatasan mereka demi kepentingan mereka sendiri.
Kritik Tuhan adalah ketakutan kekurangan dan sikap
mencari untung di dalam berbuat baik. Perbuatan baik itu ya lakukan saja, soal
mendapatkan balasan atau imbalan, itu hak Tuhan. Sering kita jatuh dalam
hitung-hitungan dan dalam banyak budaya hal itu memang terjadi dan biasa. Hal yang
perlu disadari bahwa berbuat baik itu konsekuensi atas kebaikan Tuhan terlebih
dahulu. Tidak patut dan tidak layak kita berharap atas balasan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar