Selasa, 06 November 2018

Anugerah dan Sikap Penerimaan


Selasa Pekan Biasa XXXI (H)
Flp. 2:1-4
Mzm. 22:26b-30a,31-32
Luk. 14:15-24





Flp. 2:1-4

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Luk. 14:15-24

14:15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
14:16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang.
14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
14:22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."



Anugerah dan Sikap Penerimaan

Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan sabda Tuhan mengenai keselamatan sebagai anugerah pun perlu tanggapan yang sepadan dari kita. Benar bahwa keselamatan, atau berpesta itu adalah anugerah semata-mata dari Allah. Namanya berkat itu ya akan diberikan karena kasih dan cinta-Nya kepada manusia. Pemberian cuma-cuma.
Di lain pihak, kita sebagai manusia pun memiliki tanggung jawab untuk menjawab anugerah itu sebagaimana mestinya. Tidak bertepuk sebelah tangan. Ada tanggapan bahwa tawaran dan pemberian itu ditanggapi dengan positif.
Dalam bacaan tersebut, ada sikap di mana orang merasa bahwa ia bisa menunda sejenak, ada waktu untuk Tuhan dan keselamatan itu nanti dulu. Sangat realistis. Sering lahir keyakinan, nanti saja masa tua baru aktif kegiatan gereja. berbuat baik untuk bekal di sana, iya kalau sampai tua?
Sisi lain, bisa juga menjadi kepedean karena merasa sudah diselamatkan, ada jaminan keselamatan kemudian hidup seenaknya sendiri. Ini jelas tidak adil, ini bukan sifat sportif sebagaimana kehendak Tuhan. Tuhan itu Adil dan kita juga dituntut untuk bisa bersikap yang sama. Jadi tidak bisa seenaknya sendiri.
Apa yang perlu kita renungkan, resapi, dan jadikan pedoman adalah, bahwa keselamatan itu jelas anugerah. Berkat, karunia dari Tuhan karena cinta-Nya semata. Tidak ada upaya manusia yang bisa mengusahakan itu, hak sepenuhkan di tangan Tuhan kepada siapa DIA berkenan.
Namun, tetap bahwa kita yang terpilih, kita yang memperoleh anugerah itu harus mempertahankan dengan sikap yang menomorsatukan Tuhan. Tuhan adalah segalanya, Tuhan adalah prioritas di dalam seluruh hidup kita, karena IA terlebih dahulu memberikan kepada kita prioritas dan anugerah tak terbatas itu. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar