Rabu, 07 November 2018

Murid itu Lepas Bebas


Rabu Pekan Biasa XXXI (H)
Flp. 2:12-17
Mzm. 27:1,4,13-14
Luk. 14:25-33




Flp. 2:12-17

2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
2:14 Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,
2:16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
2:17 Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian.
2:18 Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.



Luk. 14:25-33

14:25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
14:31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.



Murid itu Lepas Bebas

Saudara terkasih, menjadi murid Yesus itu perlu sikap lepas bebas. Mengapa demikian? Karena kita ikut DIA yang juga lepas bebas. Melepaskan kepentingan dan fokus pada perutusan yang bersumber dari sabda dan tindakan-Nya.
Tugas kita itu lebih dari segalanya, termasuk keluarga, orang tua, pasangan, ataupun dalam era modern ini adalah karir, teknologi, dan segala sesuatu yang melekat dan keakuan. Sikap ini diharapkan oleh Tuhan agar kita pun mampu menyerahkan seluruhnya ke dalam Penyelenggaraan Ilahi, menepikan apapun yang malah memisahkan atau menjauhkan kita daripada-Nya.
Sering kita merasa bahwa upaya kita,, kemampuan kita, otak kita, atau kesalehan kita itu mampu menjadi bekal, namun jika tidak hati-hati justru itu menjadi batu sandungan bagi kita karena kita fokus pada kita bukan pada DIA yang memanggil kita.
Memanggul salib juga kesatuan utuh menjadi murid Tuhan. Bagaimana orang terutama sebagai sebuah bangsa di Indonesia, Gereja Indonesia sering dihinggapi kecurigaan, tuduhan, dan sikap miring lainnya. Apakah itu membuat takut dan mundur? Atau tetap berani sebagai sebuah konsekuensi atas panggilan dan karunia Tuhan?
Tidak jarang kita dimusuhi, ditolak, atau tidak boleh menjadi ini dan itu karena agama, karena iman, dan karena panggilan Tuhan. Hal yang secara manusiawi tidak mudah, namun toh mampu kita jalani, karena ada DIA yang telah memilih kita itu akan juga memampukan dan selalu menguatkan.
Jika kita mudah terlena, takut, dan surut karena berbeda dengan lingkungan sekitar untuk apa iman kepada-Nya, nyatanya Tuhan sendiri ditolak, apalagi kita pengikut-Nya bukan? Menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan bukan berarti kita kemudian leha-leha dan tidak berbuat apa-apa, tidak demikian. Kita mengupayakan apa yang mampu kita lakukan, dan jika tidak lagi ada jalan, toh masih ada Tuhan yang akan menyelesaikan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar