Sabtu, 10 November 2018

Kebaikan untuk Kemanusiaan


Pw. Leo Agung, PausPujG, (P)
Flp. 4:10-19
Mzm. 112:1-2,5-6,8a,9
Luk. 16:9-15



Flp. 4:10-19

4:10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.
4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
4:14 Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.
4:15 Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaat pun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu.
4:16 Karena di Tesalonika pun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku.
4:17 Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu.
4:18 Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.
4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus



Luk. 16:9-15

16:9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."
16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
16:11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
16:12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
16:13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
16:14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia.
16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.




Kebaikan untuk Kemanusiaan

Saudara terkasih, hari ini kita sebagai Bangsa Indonesia sekaligus Gereja Katolik, merayakan dua peristiwa. Peristiwa Gereja, peringatan Santo Leo Agung, xsseorang paus dan pujangga Gereja yang di dalam kotbah-kotbahnya membela iman Gereja dari paham bidaah yang mengancam keselamatan Gereja. Ia adalah pahlawan bagi Gereja.
Peristiwa kedua adalah sebagai Bangsa memperingati Hari Pahlawan, dalam konteks yang sama, adalah peringatan bagi taruna bangsa yang mengorbankan diri bagi kemerdekaan bangsa ini. Peran mereka, bahkan tidak jarang hingga mempertaruhkan nyawanya bagi bangsa ini.
Saudara terkasih, di dalam bacaan Injil hari ini Tuhan menohok amat telak bagi pendengar-Nya, yang memiliki kecenderungan munafik, memuja uang dan materi, serta memegahkan diri demi memperoleh kekaguman. Sikap yang dalam kondisi saat ini demikian nyata. Orang bangga akan yang viral, soal benar atau salah belakangan, yang penting tenar dulu. Bahkan tidak jarang juga menjangkiti anak-anak Allah yang salah di dalam memaknai media. Ketenaran yang tidak berkorelasi dengan kemanusiaan. Hozx, berita bohong, bahkan fitnah sekalipun asal bisa membuat tenar mengapa tidak.
Berkaitan dengan pemujaan nama diri, apa yang Tuhan kritik adalah kepercayaan. Bagaimana orang itu dipercaya karena tutur kata dan perilakunya sama, ada kesesuaian antara perkataan dan pernyataan.  Apa yang kita saksikan selama ini  justru jauh dari itu semua. Bagaimana kejahatan mendapatkan pujian, dan kebaikan malah menjadi sasaran kecurigaan dan caci maki. Kondisi yang tidak sehat sedang terjadi, dan itu ada unsur kesengajaan dan memang dirancang, demi kekuasaan.
Apa yang ditampilkan ahli Taurat dan kaum Farisi, hari-hari ini ternyata sedang kita jalani, kita hadapi, dan kita lakukan. Sebagai pengikut Yesus kita harus tahu bagaimana bersikap, memilih, dan memberikan kontribusi di dalam bersikap.
Kepercayaan itu kualitas. Apakah kita percaya pada orang yang hanya berorientasi kebaikan itu bagi diri sendiri dan kelompoknya semata? Dan itu nyata di depan kita. Kita bisa memilah dan memilih, mana yang patut dan tidak. Kebaikan itu untuk kemanusiaan secara universal, bukan sektarian, apalagi hanya kepentingan sesaat dan sekelompok manusia. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar