Jumat
Pekan Biasa XXXII (H)
2 Yoh,
1:4-9
Mzm.
119:1,2,10,11,17-18
Luk.
17:26-37
2 Yoh,
1:4-9
1:4 Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh
dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita
terima dari Bapa.
1:5 Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu -- bukan seolah-olah aku
menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada
kita dari mulanya -- supaya kita saling mengasihi.
1:6 Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut
perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam
kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.
1:7 Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia,
yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu
adalah si penyesat dan antikristus.
1:8 Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami
kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya.
1:9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus,
tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa
tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
Luk.
17:26-37
17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah
halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:
17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai
kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan
mereka semua.
17:28 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka
makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.
17:29 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan
api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.
17:30 Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia
menyatakan diri-Nya.
17:31 Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah
dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya,
dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.
17:32 Ingatlah akan isteri Lot!
17:33 Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
17:34 Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas
satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.
17:35 Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang
akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."
17:36 [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan
yang lain akan ditinggalkan.]
17:37 Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?"
Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung
nasar."
Barangsiapa
Memelihara Nyawanya akan Kehilangan Nyawanya....
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk
merenungkan Sabda tuhan yang berbicara mengenai menomorsatukan Allah dengan
kehendak-Nya. Gambaran sejak Nuh, Lot, dan kemudian era Yesus, orang bisa
sesuka hati untuk makan dan minum, membangun dan merencanakan banyak hal. Ketika
Tuhan sudah berbicara, semua selesai.
Lebih lanjut Tuhan juga menyatakan, bahwa
orang bisa memepertahankan nyawanya, mengusahakan nyawanya dengan berbagai cara, lihat saja orang bisa
menghabiskan ratusan juta dalam waktu singkat demi awet muda, obat dan upaya
kesehatan, itu semua demi apa? Mempertahankan nyawanya bukan? Dan itu apakah
bisa menghindarkan kematian? Apalagi jika mempertahankan nyawa itu demi tetap
berkuasa, melupakan kebenaran, dan malah mengorbankan keadilan.
Bagaimana hal ini sering kita saksikan, kita
lihat ada di sekitar kita, demi mempertahankan kursi kekuasaan, mendapatkan
jabatan, mengalahkan iman, dan itupun yang terjadi ketika terancam karena iman,
demi mendapatkan kehidupannya menghianati Tuhan. Film dan novel yang cukup
dramatis, bisa disaksikan dan dibaca dalam novel dan film, Silence, di mana para
misionaris Jepang bisa habis benar-benar habis dalam segala artinya, untuk
mempertahankan nyawanya. Segala daya upaya mereka lakukan, dan ada juga yang
akhirnya memang memilih untuk mempertahankan nyawa mereka.
Siapa yang mempertahankan nyawanya di dunia,
akhirnya cenderung mencari aman, mengabaikan kebenaran dan keadilan, dan di
sanalah yang membuat mereka akan kehilangan nyawanya di hidup abadi. Pada posisi
lain, siapa yang menyerahkan nyawa demi Allah dan perutusan-Nya, mereka tidak
berat hati untuk membela kebenaran dan keadilan, akan memperoleh nyawanya di
kehidupan kekal. Pilihan yang sering diambil yang praktis, sesaat, dan yang
kelihatan jelas lebih mudah.
Mengikuti Tuhan memang tidak mudah, dan tidak
ada jalan mudah untuk hal yang baik. Dunia penuh dan berwarna dengan godaan,
gangguan, ketika mencoba hidup benar. Dan yang berani memilih itu patut
bersyukur karena ada Tuhan yang akan memampukan.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar