Rabu, 28 November 2018

Bertahanlah, dan Kamu Peroleh Hidup


Rabu Biasa Pekan XXXIV (H)
Why. 15:1-4
Mzm. 98:1-3,7-9
Luk. 21:12-19




Why. 15:1-4

15:1 Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.
15:2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
15:3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
15:4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."


Luk. 21:12-19

21:12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku.
21:13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
21:14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.
21:15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.
21:16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh
21:17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.
21:18 Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.
21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.




Bertahanlah, dan Kamu Peroleh Hidup

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan mengenai penganiayaan dan apa yang akan kita peroleh. Sering kita dengar atau pernah juga mengalami, bahwa berat menerima penganiayaan, minimal penolakan saja, dan dari sana sering kita memilih untuk lari dan meninggalkan Tuhan dan jalan-Nya.
Konteks era modern tentu berbeda dengan zaman kuno, di mana dulu penganiayaan fisik, penyiksaan, dan darah adalah hal yang lumrah. Hari-hari ini tentu berbeda perlakuan yang diterima, namun bahwa kesulitan, kesukaran karena beriman kepada Yesus itu akan selalu ada, dan itu konsekuensi atas panggilan Tuhan yang memang tidak mudah.
Dalam hidup bersama sebagai bangsa Indonesia, tentu dipahami bagaimana kesulitan itu dapat dialami, dan itu adalah bagian iman yang utuh, kecurigaan akan perbuatan baik. Tidak boleh menjadi ini dan itu karena agama dan iman. Padahal sama sekali tidak mendasar jika dipikir dan direnungkan lebih dalam. namun itu adalah salib dan konsekuensi kita yang dipilih Tuhan untuk ikut DIA.
Mendirikan rumah ibadat dilarang, dipersulit, dan dimusuhi, namun ada juga yang mau mengalah demi kemudahan itu semua. Lihat ternyata ada yang menggadaikan apa yang harus ia alami dan tekuni sebagai pengikut Tuhan. Sering orang menyaru ikut arus dunia karena tidak tahan menderia dan menjadi pengikut Tuhan yang setia.
Ada pula yang suka akan Tuhan, memberikan kesaksian atas capaian, prestasi, ketika mendapatkan keuntungan dan kemudahan. Apakah berani bersaksi itu dalam kesusahan, kesulitan, dan penganiayaan dalam berbagai bentuknya.
Tuhan akan mendampingi kita, menguatkan kita, dan menjadi penjaga kita yang akan menyelesaikan semuanya. Kesulitan atau penganiayaan sekalipun adalah rencana Tuhan dan konsekuensi atas keyakinan kepada-Nya. Pilihan-Nya yang harus kita terima seluruhnya.
Mempertahankan nyawa di dunia namun hilang di sana, atau berani tetap bertahan dan kadang nyawa hilang, namun memperoleh hidup abadi? Pilihannya jelas dan pasti pula karunia-Nya.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar