Sabtu, 03 November 2018

Kerendahhatian dan Kepekaan


Sabtu Biasa Pekan XXX (H)
Flp. 1:18-26
Mzm. 42:2,3,4,5bcd
Luk. 14:1.7-11



Flp. 1:18-26

1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
1:19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.
1:20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.
1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
1:23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik;
1:24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
1:25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,
1:26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.


Luk. 14:1.7-11

14:1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
14:7 Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
14:8 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,
14:9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.
14:10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
14:11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."




Kerendahhatian dan Kepekaan

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan firman Tuhan mengenai kerendahhatian dan kepekaan. Dunia kekinian penuh dengan hal-hal yang viral, kecepatan yang kadang melupakan kebenaran dan etika. Di sana medan dan arena pengabdian kita.
Kerendahhatian itu buah dari iman. Buah iman yang sangat diperlukan di dunia yang penuh dengan penghargaan akan materi. Meminta daripada memberi, mengumpulkan daripada berbagi. Bagaimana bisa berbagi dan mengampuni jika kita tidak beriman?
Relasi dengan Tuhan menjadi penentu untuk kita mampu berbuat itu semua. Melawan arus di tengah dunia, berani bersikap yang berbeda dengan pemahaman umum. Itu semua hanya ada ketika kita berada di dalam Tuhan. Tuhan yang memampukan kita memilih dan berbuat demikian.
Rendah harti bagi pelayanan. Rendah hati itu diperlukan dalam pelayanan, Bagaimana melayani jika tidak memiliki sikap rendah hati. Tinggi hati mana mampu untuk menjadikan kita pelayan. Sikap dunia yang minta dilayani sangat berat jika tanpa iman.
Melayani dengan rendah harti sebagaiana Yesus lakukan. Keteladanan Yesus yang Putera Allah mengambil rupa hamba, datang ke dunia jelas rendah hati. Melepaskan semua kedudukan, kemuliaan, dan kemegahan, bahkan nantinya wafat pun di dalam kehinaan salib.
Rendah hati salah satu indikasinya adalah peka, di hadapan umum. Minta dihargai, minta dilayani, jelas bukan rendah hati. Rendah hati dan tahu diri itu perlu kepekaan. Kepekaan itu hanya ada di dalam iman.
Iman itu akan memberikan dampak, buah, dan jelas tampak dalam hidup, yaitu rendah hati. Jika ada orang mengaku beragama, bahkan mengaku pemuka, namun tinggi hati, perlu merenungkan dan melhat ke dalam diri lagi. Pun bagi pemuka yang masih maunya dilayani pun bukan pengikut Kristus yang sejati. Yesus datang untuk melayani bukan dilayani, kitapun seyogyanya demikian. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar