Kamis, 29 November 2018

Santo Andreas, Rasul


Pesta S. Andreas Ras. (M)
Rm. 10:9-18
Mzm. 19: 2-3,4-5
Mat. 4:18-22




Rm. 10:9-18

10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
10:12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
10:13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
10:14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
10:15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
10:16 Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?"
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
10:18 Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi."

Mat. 4:18-22

4:18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
4:20 Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
4:21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka
4:22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.



Santo Andreas, Rasul

Andreas, salah seorang dari keduabelas Rasul Yesus, Tuhan kita. Mulanya ia berguru pada Yohanes Pembaptis; tetapi kemudian ia bersama seorang kawannya mengikuti dan menjadi murid Yesus, segera setelah Yohanes mengarahkan perhatian murid-muridnya kepada Yesus dengan menyebutNya "Anak Domba Allah" yang dinantikan Israel (Yoh 1:36-42).
Saudara Simon Petrus ini adalah nelayan kelahiran Betsaida, sebuah kota di tepi danau Genesaret (Mrk 6:45; Yoh 1:44; 12:21). Ayahnya Yohanes (Yona) adalah juga seorang nelayan di Kapernaum, sebuah kota yang letaknya 4 km sebelah barat muara Yordan pada danau Genesaret. Andreas-lah yang membawa Simon saudaranya (yang kemudian disebut Yesus 'Petrus', Si Batu Karang) kepada Yesus. Bersama Yakobus dan Yohanes (anak-anak Zebedeus). Andreas dan Simon adalah murid-murid Yesus yang pertama. Ketika beberapa orang Yunani mau bertemu dengan Yesus, Andreas-lah yang membawa mereka kepada Yesus dan menyampaikan maksud mereka itu kepadaNya. Karena keutamaannya ini, Santo Beda menjuluki dia "Pengantar kepada Kristus.
Andreas memainkan suatu peran yang penting di dalam peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus. Ia hadir pada saat Yesus mengadakan mujizat perbanyakan roti kepada lima ribu orang; bahkan justru dialah yang memberitahukan kepada Yesus perihal anak lelaki kecil yang membawa lima ketul roti dan dua ekor ikan itu (Yoh 6:5-9). Ia juga ada di antara empat orang rasul yang mempertanyakan kepada Yesus perihal tibanya hari akhirat (Mrk 13:3, 4).
Setelah Yesus naik ke surga, Andreas ada di antara rasul-rasul lainnya di ruang atas untuk menantikan turunnya Roh Kudus yang dijanjikan Yesus. Konon, ia kemudian mewartakan Injil di Scytia dan Yunani, dan kemudian menurut tradisi (yang agak diragukan), ia pergi ke Byzantium, di mana ia mengangkat Stachys menjadi Uskup setempat.
Di mana, kapan, dan bagaimana Andreas wafat kurang diketahui jelas. Namun seturut tradisi, ia wafat di Patras, Acaia, digantung pada sebuah salib yang berbentuk huruf "X" (silang). Ia bergantung di salib itu selama 2 hari, dan selama itu ia terus berkotbah kepada khalayak yang datang menyaksikannya. Ia tidak dipakukan melainkan diikat saja pada salib itu, sehingga lebih lama ia menderita sebelum menghembuskan nafasnya. Salib ini kemudian dinamakan orang "Salib Santo Andreas".
Pada masa pemerintahan Kaisar Konstansius II, salib relikui Andreas itu dipindahkan dari Patras ke gereja para Rasul di Konstantinopel. Sesudah kota itu rusak oleh Perang Salib pada tahun 1204, maka salib itu dicuri dan kemudian disimpan di katedral Amalfi di Italia. Kurang jelas apakah ia pernah berkotbah di Rusia dan Skotlandia seperti yang dikatakan oleh tradisi. Yang jelas ialah bahwa ia dijadikan pelindung kedua negara itu.Imankatolik.or.id


Penghakiman Terakhir


Kamis Biasa Pekan XXXIV (H)
Why. 18:1-2,21-23
Mzm. 100:2-5
Luk. 21:20-28





Why. 18:1-2,21-23

18:1 Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
18:21 Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.
18:22 Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu.
18:23 Dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan."



Luk. 21:20-28

21:20 "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat.
21:21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota,
21:22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis.
21:23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini,
21:24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."
21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."



Penghakiman Terakhir

Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan sabda tuhan mengenai penghakiman terakhir. Penghakiman yang pasti terjadi, tidak bisa lagi diubah apa yang kita lakukan di dunia ini akan memperoleh balasan setimpal, atau konsekuensi jika kita memilih berpisah dari-Nya dengan kematian atau api penyucian.
Allah sumber kebaikan, mengendaki kita agen perdamaian, mewartakan suka cita dan damai sejahtera, hidup di dalam komunitas kasih. Mengasihi Tuhan dan sesama dengan sepenuh hati. Itu adalah hidup ideal, hidup di dalam komunitas kasih sejati, seolah di dalam surga. Cita-cita surgawi yang akan kita tuju. Namun sepanjang di dunia, kita mudah jatuh di dalam pencobaan dan gerak roh jahat yang sering lebih kita pilih.
Godaan kelemahan dan kedagingan kita sering membawa sebaliknya dari kondisi ideal yang Tuhan kehendaki. Tuhan mengajak kita ke komunitas cinta, namun kita malah mendatangi kejahatan dan perilaku buruk lainnya. Seolah enak dan mudah dan rekannya banyak itu yang sering membuat kita mudah hanyut  dan menghanyutkan diri.
Tanggapan kita, iman, itu adalah buah yang sejati. Jika memilih bersama Tuhan dan di dalam Tuhan. Tanggapan baik untuk memperoleh hidup kekal. Hal yang tidak mudah karena tantangan dan godaan itu lebih sering menggiurkan dan menjanjikan. Ketika kita lemah di dalam iman, jatuh dan kejatuhan itu di depan mata.
Hari terakhir itu pasti tiba, bukan berpikir, meramal, atau membaca tanda-tanda alam atau tanda-tanda surgawi, namun mempersiapkan diri dengan hidup yang terbaik. Memberikan diri kepada Tuhan dan sesama yang paling baik dari diri kita. Kita pun akan memperoleh hidup abadi, tidak penting apakah mengalami hari terakhir atau tidak. Yang penting adalah keselamatan dan tawaran Tuhan kita jawab dan tanggapi secara pantas dan layak. BD.eLeSHa.

Rabu, 28 November 2018

Bertahanlah, dan Kamu Peroleh Hidup


Rabu Biasa Pekan XXXIV (H)
Why. 15:1-4
Mzm. 98:1-3,7-9
Luk. 21:12-19




Why. 15:1-4

15:1 Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.
15:2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
15:3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
15:4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."


Luk. 21:12-19

21:12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku.
21:13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
21:14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.
21:15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.
21:16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh
21:17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.
21:18 Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.
21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.




Bertahanlah, dan Kamu Peroleh Hidup

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan mengenai penganiayaan dan apa yang akan kita peroleh. Sering kita dengar atau pernah juga mengalami, bahwa berat menerima penganiayaan, minimal penolakan saja, dan dari sana sering kita memilih untuk lari dan meninggalkan Tuhan dan jalan-Nya.
Konteks era modern tentu berbeda dengan zaman kuno, di mana dulu penganiayaan fisik, penyiksaan, dan darah adalah hal yang lumrah. Hari-hari ini tentu berbeda perlakuan yang diterima, namun bahwa kesulitan, kesukaran karena beriman kepada Yesus itu akan selalu ada, dan itu konsekuensi atas panggilan Tuhan yang memang tidak mudah.
Dalam hidup bersama sebagai bangsa Indonesia, tentu dipahami bagaimana kesulitan itu dapat dialami, dan itu adalah bagian iman yang utuh, kecurigaan akan perbuatan baik. Tidak boleh menjadi ini dan itu karena agama dan iman. Padahal sama sekali tidak mendasar jika dipikir dan direnungkan lebih dalam. namun itu adalah salib dan konsekuensi kita yang dipilih Tuhan untuk ikut DIA.
Mendirikan rumah ibadat dilarang, dipersulit, dan dimusuhi, namun ada juga yang mau mengalah demi kemudahan itu semua. Lihat ternyata ada yang menggadaikan apa yang harus ia alami dan tekuni sebagai pengikut Tuhan. Sering orang menyaru ikut arus dunia karena tidak tahan menderia dan menjadi pengikut Tuhan yang setia.
Ada pula yang suka akan Tuhan, memberikan kesaksian atas capaian, prestasi, ketika mendapatkan keuntungan dan kemudahan. Apakah berani bersaksi itu dalam kesusahan, kesulitan, dan penganiayaan dalam berbagai bentuknya.
Tuhan akan mendampingi kita, menguatkan kita, dan menjadi penjaga kita yang akan menyelesaikan semuanya. Kesulitan atau penganiayaan sekalipun adalah rencana Tuhan dan konsekuensi atas keyakinan kepada-Nya. Pilihan-Nya yang harus kita terima seluruhnya.
Mempertahankan nyawa di dunia namun hilang di sana, atau berani tetap bertahan dan kadang nyawa hilang, namun memperoleh hidup abadi? Pilihannya jelas dan pasti pula karunia-Nya.BD.eLeSHa.

Selasa, 27 November 2018

Tanda dan yang Esensial


Selasa Biasa Pekan XXXIV (H)
Why. 14:14-20
Mzm. 96:10-13
Luk. 21:5-11



Why. 14:14-20

14:14 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya.
14:15 Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak."
14:16 Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumi pun dituailah.
14:17 Dan seorang malaikat lain keluar dari Bait Suci yang di sorga; juga padanya ada sebilah sabit tajam.
14:18 Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah; ia berkuasa atas api dan ia berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya: "Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buahnya sudah masak."
14:19 Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah.
14:20 Dan buah-buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil.


Luk. 21:5-11

21:5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus:
21:6 "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
21:7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?"
21:8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.
21:9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera."
21:10 Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan,
21:11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.




Tanda dan yang Esensial

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan mengenai tanda dan yang ditandakan. Tanda biasanya kurang esensial daripada yang ditandakan. Salah satu ilustrasi yang diberikan oleh Yesus  kekaguman para murid atas Bait Allah. mereka kagum atas kemegahan, keindahan, dan tampilan Bait Allah.
Yesus mengajak mereka sampai melihat Allah yang berkarya sehingga menghasilkan Bait Allah yang mereka kagumi itu. Tampilan fisik memang penting, namun jauh lebih penting adalah di balik itu semua. Tukang yang membangun, perancang, dan siapapun di balik itu semua adalah muaranya Allah, dan itu yang Yesus kehendaki.
Apa sih keunggulan di dunia ini, tidak ada apa-apanya tanpa keterlibatan Allah di sana. Apapun di dunia ini tidak lepas dari peran dan rencana Tuhan. Kemajuan teknologi informasi secanggih apapun, tetap tidak bisa melawan Sang Pencipta Agung.
Jika kita selalu mengaitkan dengan Allah itu bukan karena mabuk agama, namun memperlihatkan kerendahhatian, di mana kita ini tetap terbatas. Tuhan  yang abadi dan kekal itu. Semua berasal dari sana.
Akhir zaman itu penting, namun jauh lebih penting adalah hidup dengan baik. Bagaimana orang asyik mencari tanda-tanda akhir zaman, atau menyatakan bahwa bencana ini dan itu adalah tanda akhir zaman. Namun apa yang  disampaikan malah hanya menimbulkan keresahan, kebencian, sikap saling curiga, dan saling menuding bukan cinta dan kedamaian.
Beberapa waktu yang lalu, juga jauh sebelum itu, setiap ada bencana alam yang dasyat ada yang mengatakan Tuhan murka, Tuhan marah, dan menghukum karena perilaku manusia yang sesat. Ironisnya, apa iya Tuhan sejahat itu, di sana ada juga anak-anak yang tidak berdosa, ada orang yang sedang memuji-Nya di dalam ibadat, apa iya Tuhan kejam demikian? Apa yang dinyatakan itu hanya sebentuk pernyataan sok tahu yang melukai perasaan. Apakah itu berasal dari Allah? Jelas bukan, kuasa jahat yang menyelewengkan karena manusia yang jemawa dan merasa lebih saleh dan suci, padahal belum tentu juga.
Boleh merenungkan adanya bencana, namun membawa semakin dekat pada Tuhan dan sesama. Mengubah perilaku yang buruk menjadi baik, menjadi agen perdamaian dan cinta kasih, bukan malah menimbulkan kebencian dan keresahan. BD.eLeSHa.

Senin, 26 November 2018

Pemberian Tanpa Mengharap Balasan




Senin Biasa XXXIV (H)
Why. 14:1-5
Mzm. 24:1-6
Luk. 21:1-4




Why. 14:1-5

14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.


Luk. 21:1-4

21:1 Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan.
21:2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
21:3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.
21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."




Pemberian Tanpa Mengharap Balasan

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan mengenai persembahan. Persembahan sekaligus pemberian. Dalam pemberian,  kita akan melihat motivasi dan  intensi. Pemberian secara tulus, namun tidak jarang agar mendapatkan balasan yang pada saatnya akan kita terima dan dapatkan setimpal atau tidak jarang dengan bunganya. Intensinya pun bisa karena hendak meringankan beban sesama, tidak jarang hanya karena mencari kemegahan dan kepongahan diri sendiri.
Dari sanalh  kualitas dan level pemberian itu menemukan  nilainya. Tentu bahwa orang yang memberikan berpamrih, masih kalah patut dengan orang yang memberikan dengan ketulusan hati. Mengapa orang bisa berpamrih? Tentu bahwa karena pengalaman, pengajaran, dan tuntunan yang ia peroleh demikian. Namun jika sudah tahu bahwa motivasinya harus tulus, namun tetap melakukan hal demikian, berarti masih perlu penjernihan diri.
Do ut des, pamrih, dan itu yang perlu diubah. Hal yang tidak jarang sering kita lakukan, merasa patut mendapatkan balasan dan layak jika sudah memberi itu juga akan diberi. Hal yang jamak terjadi, seperti orang yang banyak memberi agar banyak pula mendapatkan juga berkat dan balasan dari Tuhan.
Tuhan tidak memiliki pola perilaku timbal balik, atau memberi agar mendapatkan. Tuhan memberi berkat tidak karena perbuatan kita, namun karena kasih-Nya. Jika IA tidak mengasihi kita dan memberikan keperluan kita, itu menyangkal diri-Nya sendiri, dan itu bukan kualitas Tuhan.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil hari ini Tuhan memuji ketulusan dan totalitas janda miskin. Di mana ia memberikan apa yang ia miliki, apa yang ia punyai semuanya dipersempahkan, diberikan kepada Tuhan kembali. Sering kita jika meminta kepada Tuhan begitu banyak, namun mengembalikan sedikit saja sudah protes, merasa berat, enggan, dan sayang. Persembahan janda miskin ini memberikan pembelajaran, bahwa demi Tuhan itu tidak ada batasnya. Semua dikembalikan kepada Tuhan Sang Pemberi.
Pemberian atas ungkapan syukur, memberi dari keterbatasan, bahkan keseluruhan. Rasa syukur ini layak kita lakukan, ungkapkan, dan rayakan dengan memberikan persembahan, berbagi dengan orang yang membutuhkan. Apa yang dibagikan bukan karena agar memperoleh kembali, apalagi berkali lipat karena pemberian kita.
Berbagi dan mempersembahkan derma bukan semata ketika ada sisa, kelimpahan, namun setiap saat bukan hanya karena kelimpahan, pemberian kita adalah juga karena kita menerima. Kita mengembalikan kepada Tuhan yang terlebih dahulu memberi. Berderma bukan kewajiban, namun konsekuensi atas berkat yang kita terima dan peroleh.
Berbagi mungkin hal langka di mana era modern ini lebih banyak orang yang mengumpulkan. Semua berpusat pada diri, padahal berbagi itu bersama dengan yang lain. Dan inilah perbedaan kita dengan dunia. BD.eLeSHa.


Minggu, 25 November 2018

Kristus Raja Semesta Alam


HARI RAYA KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM (P)
Dan. 7:13-14
Mzm. 93:1ab,1c-2,5
Why. 1:5-8
Yoh. 18:3-37




Dan. 7:13-14

7:13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
7:14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.


Why. 1:5-8

1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --
1:6 dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
1:7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.
1:8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."


Yoh. 18:3-37

18:33 Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?"
18:34 Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?"
18:35 Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?"
18:36 Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."
18:37 Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."



Kristus Raja Semesta Alam

Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan bagaimana Tuhan Yesus itu Raja Semesta Alam, sekaligus adalah penutup tahun Liturgi, tahun Gerejani. Minggu depan adalah tahun baru bagi Gereja yang dimulai dengan Minggu Adven I. Kristus Raja Semesta Alam, di mana Yesus  adalah Raja, Yesus yang meraja.
Kristus yang Meraja, Kristus yang memerintah, Kristus yang menjadi Raja atas hidup manusiawi. Kuasa Yesus yang berdasarkan atas kebenaran. Di mana kebenaran menjadi panglima, kebenaran menjadi jiwa, dan kebenaran itu mewarnai hidup bukan semata kebenaran sepihak, sektarian, dan aku, soal kamu berbeda bukan urusan. Tidak demikian.
Konteks Yesus sebagai Raja ini sangat menarik, bagaimana orang Yahudi yang pernah merasakan enaknya makan dari Yesus. Mukjizat penggandaan roti, tentu membuat orang terkesima dan yakin bahwa Yesus layak menjadi raja mereka yang bisa menjamin kehidupan mereka. Satu sisi posisi ini sangat membahayakan mereka sebagai bangsa terjajah. Paling aman adalah menyerahkan Yesus pada bangsa Romawi, sehingga mereka tidak akan menderita, mereka tidak akan menerima tambahan hukuman yang sangat berat dari Romawi.
Ada dua tegangan yang saling berkepentingan, satu sisi mau enak dengan segala mukjizat dan kenyang akan makanan jasmani, pada sisi lain merasa takut akan tindakan represif dari pihak Romawi.  Tentu kondisi yang sangat konkret membuat mereka bingung.
Kisah penciptaan sebenarnya menempatkan manusia pada posisi utama, posisi penting, di mana mansuia diciptakan ketika semua alam lingkungan ini bisa dan layak huni. Semua sudah teratur dan disiapkan demi kehidupan manusia yang utama. Keadaan itu menjadi kacau karena ketamakan, kerakusan, dan obsesi manusia yang mau lebih. Dan di sanalah kekacauan dimulai. Kebenaran menjadi nisbi, orang bisa mencari untung sendiri.
Tuhan Allah Bapa mengutus Putera-Nya untuk mengembalikan kondisi alam raya yang kacau menjadi kembali damai, bahagia, dan sejahtera. Kristus Raja Semesta Alam adalah kondisi kebenaran menjadi panglima, mendengarkan kebenaran yang sejati. Ketika orang masih takut membela kebenaran, kala orang masih mencari kenyangnya perut, dan ketika orang masih mencari aman sendiri, itulah kekacauan. Yesus hadir untuk menguatkan orang agar tidak mencari aman dan kenyang semata, mengawal kebenaran, dan menjadi pembawa kebenaran apapun risikonya. BD.eLeSHa.

Sabtu, 24 November 2018

Martir Vietnam


Pw. S. Andreas Fung Lac, ImdkkMrt Vietnam (M)
Wyh. 11:4-12
Mzm. 144:1,2,9-10
Luk. 20:27-40




Wyh. 11:4-12

11:4 Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
11:5 Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
11:6 Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.
11:7 Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.
11:8 Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan.
11:9 Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan.
11:10 Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.
11:11 Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut.
11:12 Dan orang-orang itu mendengar suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada mereka: "Naiklah ke mari!" Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.


Luk. 20:27-40

20:27 Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
20:28 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
20:29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak.
20:30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua,
20:31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak.
20:32 Akhirnya perempuan itu pun mati.
20:33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."
20:34 Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan,
20:35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.
20:36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
20:37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup."
20:39 Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali."
20:40 Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.





Martir Vietnam

PARA misionaris Kristen pertama kali membawa iman Katolik ke Vietnam pada abad keenambelas. Pada abad ketujuhbelas, kedelapanbelas dan kesembilanbelas, umat Kristiani menderita penganiayaan oleh karena iman mereka. Banyak di antara mereka yang wafat sebagai martir, terutama dalam masa pemerintahan Kaisar Minh-Mang (1820-1840). Termasuk di antara mereka seratus tujuhbelas martir yang kita rayakan hari ini. Mereka dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 19 Juni 1988.
Keseratus tujuhbelas martir tersebut terdiri dari sembilanpuluh enam orang Vietnam, 11 orang Spanyol serta sepuluh orang Perancis. Delapan orang di antara mereka adalah Uskup, limapuluh orang adalah Imam dan limapuluh sembilan orang lainnya adalah umat Katolik awam. Sebagian dari antara para imam tersebut adalah imam Dominikan, sedangkan yang lainnya adalah imam praja dari Serikat Misi Paris. Seorang imam praja seperti mereka yang juga menjadi martir adalah St. Theophane Venard (Kita merayakan pestanya pada tanggal 6 November). St. Andreas Dung-Lac, yang mewakili kelompok pahlawan iman ini, adalah seorang imam praja Vietnam.
Para martir Vietnam sanggup menanggung aniaya yang ditimpakan atas mereka oleh karena mereka mengimani bahwa Kristus bersama mereka dalam segala hal. www.mirifica.news.   
Andreas Dung Lac,  dilahirkan Trần An Dũng pada tahun 1795, mengambil nama Andrew pada pembaptisannya (Anrê Dũng) dan ditahbiskan sebagai imam pada 15 Maret 1823.  Selama penganiayaan, Andrew Dũng mengubah namanya menjadi L toc untuk menghindari penangkapan, dan dengan demikian dia diabadikan sebagai Andrew Dũng-Lạc (Anrê Dũng Lạc). wikipedia