Pw. S.
Yoakim dan S. Anna, Orantua SP. Maria (P)
Sir.
44:1,10-15
Mzm.
132:11,13-14,17-18
Mat.
13:16-17
Sir.
44:1,10-15
44:1 Dan sekarang kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para
nenek moyang kita menurut urut-urutannya.
44:10 Tetapi yang berikut ini adalah orang kesayangan, yang
kebajikannya tidak sampai terlupa;
44:11 semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan
baik yang berasal dari mereka.
44:12 Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan
anak-anak merekapun demikian pula keadaannya.
44:13 Keturunan mereka akan tetap tinggal untuk selama-lamanya,
dan kemuliaannya tidak akan dihapus.
44:14 Dengan tenteram jenazah mereka ditanamkan, dan nama mereka
hidup terus turun-temurun.
44:15 Bangsa-bangsa bercerita tentang kebijaksanaannya, dan pujian
mereka diwartakan jemaah.
Mat.
13:16-17
13:16 Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu
karena mendengar.
13:17 Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan
orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan
ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
Santa Anna dan Santo Yoakim,
Orangtua Santa Perawan Maria
Anna dan Yoakim adalah orangtua
kandung Santa Perawan Maria, Bunda Yesus, Putera Allah. Keduanya dikenal
sebagai keturunan raja Daud yang setia menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya
serta dengan ikhlas mengasihi dan mengabdi Allah dan sesamanya. Oleh karena itu
keduanya layak di hadapan Allah untuk turut serta dalam karya keselamatan
Allah.
Dalam buku-buku umat Kristen abad
ke-2, nama ibu Anna sangat harum. Diceritakan bahwa sejak perkawinannya dengan
Yoakim, Anna tak henti-hentinya mengharapkan karunia Tuhan berupa seorang anak.
Namun cukup lama ia menantikan tibanya karunia Allah itu. Sangat boleh jadi
bahwa Anna sesekali menganggap keadaan dirinya yang tak dapat menghasilkan
keturunan itu sebagai hukuman bahkan kutukan Allah atas dirinya, sebagaimana anggapan
umum masyarakat Yahudi pada waktu itu. Karena itu diceritakan bahwa ia tak
henti-hentinya tanpa putus asa berdoa kepada Allah agar kiranya kenyataan pahit
itu ditarik Allah dari padanya. Setiap tahun, Anna bersama Yoakim suaminya
berziarah ke Bait Allah Yerusalem untuk berdoa. Ia berjanji, kalau Tuhan
menganugerahkan anak kepadanya, maka anak itu akan dipersembahkan kembali
kepada Tuhan.
Syukurlah bahwa suatu hari
malaikat Tuhan mengunjungi Anna yang sudah lanjut usia itu membawa warta
gembira ini: "Tuhan berkenan mendengarkan doa ibu! Ibu akan melahirkan
seorang anak perempuan, yang akan membawa suka cita besar bagi seluruh
dunia!" Dengan kegembiraan dan kebahagiaan yang besar, Anna menceritakan
warta malaikat Tuhan itu kepada Yoakim. Setelah genap waktunya, lahirlah
seorang anak wanita yang manis. Bayi ini diberi nama Maryam, yang kelak akan
memperkandungkan Putera Allah, Yesus Kristus, Juru Selamat dunia. Bagi Anna,
Maryam lebih merupakan buah rahmat Allah daripada buah koderat manusia.
Kelahiran Maryam menyemarakkan bahkan menyucikan kehidupannya dan kehidupan
keluarganya.
Kehidupan ibu Anna tidak
diceritakan di dalam Injil-Injil. Kisah tentang hidupnya diperoleh dari sebuah
cerita apokrif. Cerita ini secara erat berkaitan dengan kisah Perjanjian Lam
tentang Anna, ibu Samuel. Ibu Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu,
khususnya yang sedang hamil dan sibuk mengurus keluarganya. Orang-orang Yunani
mendirikan sebuah basilik khusus di Konstantinopel pada tahun 550 untuk
menghormati ibu Anna. Di kalangan Gereja Barat, Paus Gregorius XIII (1572-1585)
menggalakkan penghormatan kepada ibu Anna diseluruh Gereja pada tahun 1584.
Nama Yoakim dan Anna sungguh sesuai dengan maksud pilihan Allah. Yoakim berarti
"Persiapan bagi Tuhan", sedangkan Anna berarti "Rahmat atau
Karunia".Imankatolik.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar