Sabtu
Biasa Pekan XIV (H)
Yes. 6:1-8
Mzm. 93:1ab,
1c,2,5
Mat.
10:24-33
Yes. 6:1-8
6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas
takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing
mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap
dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya:
"Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh
kemuliaan-Nya!"
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang
yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
6:5 Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini
seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis
bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku;
di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat,
ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah
diampuni."
6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang
akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku:
"Ini aku, utuslah aku!"
Mat.
10:24-33
10:24 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang
hamba dari pada tuannya.
10:25 Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti
gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan
rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.
10:26 Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada
sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang
tersembunyi yang tidak akan diketahui.
10:27 Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu
dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas
atap rumah.
10:28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh
tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia
yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
10:29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor
pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
10:30 Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
10:31 Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga
dari pada banyak burung pipit.
10:32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga
akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
10:33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga
akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."
Peneguhan
untuk Tetap Setia dan Tidak Takut
Saudara terkasih, untuk memahami bacaan hari
ini, kita perlu juga mengingat mengenai bacaan kemarin, di mana konsekuensi
atas panggilan itu tidak mudah dan ringan. Mengikuti Yesus itu bukan jaminan
untuk mudah dan semua hal bisa diatasi. Tidak. Justru di dalam Tuhan, potensi
permusuhan bukan saja dari lembaga, dalam konteks para murid Sinagoga dan imam
kepala saja, namun termasuk dari
keluarga. Di sinilah pesan peneguhan di atas itu menemukan konteksnya. Jika dibaca
seperti itu saja, susah memahami untuk apa Yesus menyatakan dan bersabda
seperti itu.
Prasyarat selanjutnya yang perlu dipahami dan
dijadikan pegangan adalah jika mereka, para murid dan kita tetap percaya dan
setia pada-Nya di dalam keadaan yang tidak enak, tidak nyaman, dan susah, serta
sulit itu. Bukan hanya ketika enak mengakui Tuhan dan karya-Nya, kemudian pas
tidak enak pergi dan menyatakan off
atau rehat dulu. Tidak demikian. Para murid dna juga kita yang ikut DIA akan mengalami apa
yang Yesus alami. Pengalaman yang tidak akan mudah dan ringan.
Pesan lainnya adalah untuk berani menyatakan
kesaksian mengenai Yesus. Berani menjadi kata kunci, di mana menyatakan di
dalam terang dan dari atas atap. Hal ini bukan sembarangan, bisa saja kita
takut dengan menyembunyi nama baptis kita, atau menyangkal iman kita agar bisa
mendapatkan jabatan atau apapun itu. Hal yang sangat konkret kita alami bukan?
Namun Tuhan Allah menyatakan, jangan takut,
setialah, pilihlah jalan untuk tetap setia. Jika burung pipit saja dijaga, mana
mungkin kita ditinggalkan. Allah yang akan memelihara kita, Allah yang akan
menjaga kita, dan kepada-Nya saja kita patut untuk takut. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar