Sabtu, 14 Juli 2018

Peneguhan untuk Tetap Setia dan Tidak Takut



Sabtu Biasa Pekan XIV (H)
Yes. 6:1-8
Mzm. 93:1ab, 1c,2,5
Mat. 10:24-33



Yes. 6:1-8

6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
6:5 Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Mat. 10:24-33

10:24 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya.
10:25 Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.
10:26 Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.
10:27 Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah.
10:28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
10:29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
10:30 Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
10:31 Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
10:32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
10:33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."



Peneguhan untuk Tetap Setia dan Tidak Takut

Saudara terkasih, untuk memahami bacaan hari ini, kita perlu juga mengingat mengenai bacaan kemarin, di mana konsekuensi atas panggilan itu tidak mudah dan ringan. Mengikuti Yesus itu bukan jaminan untuk mudah dan semua hal bisa diatasi. Tidak. Justru di dalam Tuhan, potensi permusuhan bukan saja dari lembaga, dalam konteks para murid Sinagoga dan imam kepala saja, namun  termasuk dari keluarga. Di sinilah pesan peneguhan di atas itu menemukan konteksnya. Jika dibaca seperti itu saja, susah memahami untuk apa Yesus menyatakan dan bersabda seperti itu.
Prasyarat selanjutnya yang perlu dipahami dan dijadikan pegangan adalah jika mereka, para murid dan kita tetap percaya dan setia pada-Nya di dalam keadaan yang tidak enak, tidak nyaman, dan susah, serta sulit itu. Bukan hanya ketika enak mengakui Tuhan dan karya-Nya, kemudian pas tidak enak pergi dan menyatakan off atau rehat dulu. Tidak demikian. Para murid  dna juga kita yang ikut DIA akan mengalami apa yang Yesus alami. Pengalaman yang tidak akan mudah dan ringan.
Pesan lainnya adalah untuk berani menyatakan kesaksian mengenai Yesus. Berani menjadi kata kunci, di mana menyatakan di dalam terang dan dari atas atap. Hal ini bukan sembarangan, bisa saja kita takut dengan menyembunyi nama baptis kita, atau menyangkal iman kita agar bisa mendapatkan jabatan atau apapun itu. Hal yang sangat konkret kita alami bukan?
Namun Tuhan Allah menyatakan, jangan takut, setialah, pilihlah jalan untuk tetap setia. Jika burung pipit saja dijaga, mana mungkin kita ditinggalkan. Allah yang akan memelihara kita, Allah yang akan menjaga kita, dan kepada-Nya saja kita patut untuk takut. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar