Rabu, 04 Juli 2018

Kuasa Yesus dan Kerendahhatian


HARI MINGGU PEKAN BIASA XIII (H)
Keb. 1:13-14,2:23-24
Mzm. 30:2,4,56,11,12a,13b
2Kor. 8:7,9,13-15
Mrk. 5:21-24, 35-43




Keb. 1:13-14,2:23-24

1:13 Memang maut tidak dibuat oleh Allah, dan Iapun tak bergembira karena yang hidup musnah lenyap.
1:14 Sebaliknya Ia menciptakan segala-galanya supaya ada, dan supaya makhluk-makhluk jagat menyelamatkan. Di antaranyapun tidak ada racun yang membinasakan, dan dunia orang mati tidak merajai bumi.
1:15 Maka kesucian mesti baka.
2:23 Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.
2:24 Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.

2Kor. 8:7,9,13-15

8:7 Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, -- dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.
8:9 Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
8:13 Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.
8:14 Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.
8:15 Seperti ada tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."


Mrk. 5:21-24,35-43

5:21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,
5:22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya
5:23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."
5:24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
5:35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"
5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"
5:37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
5:38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.
5:39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
5:40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.
5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
5:43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.




Kuasa Yesus dan Kerendahhatian

Saudara terkasih, dalam bacaan ini ada dua hal besar yang patut kita renungkan. Pertama-tama jelas kuasa Yesus. Salah satunya adalah membangkitkan orang dari kematian, lebih dari sekadar menyembuhkan. Kedua soal kerendahhatian seorang kepala rumah ibadat. Lihat seorang kepala rumah ibadat mau tersungkur di depan kaki Yesus, ingat saat itu, keberadaan Yesus masih belum begitu tenar, juga  sudah mulai ada pro dan kontra. Yairus tidak takut.
Kuasa Yesus kali ini bukan semata menyembuhkan. Namun membangkitkan anak yang sudah mati. Anak ini kata Yesus hanya tidur. Sakit dan mau memohon bantuan Yesus untuk disembuhkan, namun terlambat. Tidak ada yang terlambat di dalam Yesus, dan anak ini bukan semata disembuhkan, bahkan dibangkitkan dari kematian.
Jelas motivasi Yairus adalah kesembuhan sang anak. Demi cintanya pada anaknya, ia mau memohon, bahkan tersungkur di kaki Yesus. Sikap luar biasa, rendah  hati, cinta akan anaknya, dan kemauan untuk memohon pada Sang Guru.
Saudara terkasih, sering kita mentok tidak punya jalan lain, sudah tersudut dan merasa habis harapan, lupa bahwa ada Yesus, ada Sang Guru, ada Sang Penyembuh yang akan memberikan semua penyelesaian. Tidak ada yang tidak mungkin sepanjang di dalam Tuhan. Tidak ada jalan buntu kalau mau melibatkan Tuhan. Ada Tuhan yang akan menyelesaikan apa yang kita tidak  mampu mengatasinya.
Melibatkan Tuhan dalam seluruh hidup kita, bukan dalam arti kita malas dan membebankan pada kuasa Tuhan saja. Tidak. Melibatkan Tuhan itu justru kualitas kita. Keberanian kita bergantung pada Tuhan. Pasrah di dalam Tuhan itu utama. Apa yang membuat kita mampu? Sikap rendah hati. Panggilan Tuhan tidak pernah berhenti. Tuhan selalu hadir, dan kebebasan manusiawi kita yang menjadi pembeda. Tuhan tidak pernah melepaskan kita, namun ingat Tuhan juga memberikan kebebasan manusiawi pada kita.  Tuhan bukan Tuhan yang memaksakan kehendak, termasuk pada manusia ciptaan-Nya sekalipun. Kasih-Nya luar biasa. BD.eLeSHa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar