Senin, 09 Juli 2018

Pesona dan Kuasa Yesus


Senin Pekan Biasa XIV (H)
Hos. 2:13,14b-15,18-19
Mzm. 145:2-3,4-5,6-7,8-9
Mat. 9:18-26





Hos. 2:13,14b-15,18-19

2:13 "Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya.
2:14 b. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir.
2:15 Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku!
2:18 Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.
2:19 Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.


Mat. 9:18-26

9:18 Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup."
9:19 Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.
9:20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.
9:21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
9:22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
9:23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut,
9:24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.
9:25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu.
9:26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.



Pesona dan  Kuasa Yesus

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan bagaimana pesona Yesus makin tersebar dan khabar kuasa Yesus makin nyata dirasakan banyak orang. Ada dua kisah yang disatukan dalam peredaksian Matius, di mana adanya anak kepala rumah ibadat yang baru saja meninggal, diselingi oleh peristiwa perempuan yang menyentuh jubah Yesus dan sembuh.
Pesona Yesus yang selama ini membuat pekerjaan besar, menyembuhkan, dan begitu banyak karya lain yang mencengangkan membuat peristiwa penyembuhan dan membangkitkan anak yang mati kembali hadir sebagai sebuah peristiwa iman yang penting.
Kedua peristiwa penyembuhan ini ada unsur rendah hati dan kesiapsediaan untuk memohon bantuan Yesus, baik secara langsung ataupun tidak. Kepala rumah ibadat itu bukan orang biasa saja. Orang yang cukup tinggi kedudukannya dan mau datang kepada Yesus untuk memohon bantuan. Demikian juga dengan perempuan yang sakit pendarahan tersebut. Ia merasa jika menyentuh saja jumbai jubah Yesus akan sembuh. Lihat betapa besar iman dan keyakinan mereka berdua.  Hanya dengan menyentuh jubah saja akan menyembuhkan tahunan sakitnya. Kepala rumah ibadah juga memberikan contoh keberanian memercayai Yesus.
Kedua peristiwa ini juga memberikan dua sudut pandang kepercayaan yang cukup  berbeda. Sikap kepala rumah ibadat yang tidak takut. Posisinya yang memiliki kedudukan dan kemampuan memang bisa membuatnya lebih mudah dengan yakin untuk percaya. Pada sisi lain memang kedudukannya bisa menghambatnya, namun bukan hal ini yang menjadi fokus. Ia berani menyatakan dengan tanpa takut. Berbeda dengan perempuan yang sakit tersebut, di mana ia dalam adat memang disematkan label tidak bersih, dan itu yang menghambatnya dengan takut-takut, meskipun ia percaya. Keduanya mendapatkan apa yang mereka inginkan, imannya yang berbeda dalam tampilan namun memberikan dampak yang sama. Kuasa Tuhan tidak terpengaruh oleh sikap batin dan pengungkapan orang percaya. Percaya dulu dan itu adalah apa yang diperlukan.
Sering kita lupa dan takut untuk percaya dengan berbagai alasan. Di sinilah kita diajak untuk percaya dan menggantungkan sepenuhnya pada Tuhan. Jangan sampai kita takut dengan bayangan, konsep, atau pemikiran logis kita masing-masing. Kuasa Yesus yang tidak terbatas, kita batasi sendiri. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar