Sabtu Pekan
Biasa XV (H)
Mi. 2:1-5
Mzm. 10:1-2,3-4,7-8,14
Mat.12:14-21
Mi. 2:1-5
2:1 Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan yang
merencanakan kejahatan di tempat tidurnya; yang melakukannya di waktu fajar,
sebab hal itu ada dalam kekuasaannya;
2:2 yang apabila menginginkan ladang-ladang, mereka merampasnya,
dan rumah-rumah, mereka menyerobotnya; yang menindas orang dengan rumahnya,
manusia dengan milik pusakanya!
2:3 Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku merancang
malapetaka terhadap kaum ini, dan kamu tidak dapat menghindarkan lehermu dari
padanya; kamu tidak dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waktu
yang mencelakakan.
2:4 Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kamu dan
akan memperdengarkan suatu ratapan dan akan berkata: "Kita telah
dihancurluluhkan! Bagian warisan bangsaku telah diukur dengan tali, dan tidak
ada orang yang mengembalikannya, ladang-ladang kita dibagikan kepada
orang-orang yang menawan kita."
2:5 Sebab itu tidak akan ada bagimu orang yang melontarkan tali
dengan undian di dalam jemaah TUHAN.
Mat.12:14-21
12:14 Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk
membunuh Dia.
12:15a Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari
sana.
12:15b Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka
semuanya.
12:16 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia,
12:17 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi,
yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia
akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.
12:19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang
tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan.
12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan
sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum
itu menang.
12:21 Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
Buluh yang
Patah Tidak akan Diputuskan...
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan mengenai
bagaimana sikap Yesus sebagai hamba Allah. pertama Ia tidak berbantah, tidak
akan berteriak, dan mengajar di jalan-jalan. Ia juga tidak akan memutuskan
buluh yang patah, sumbu yang berkedip tidak akan dipadamkan.
Ada kesempatan bagi pengikut Yesus. Padahal kita di dunia ini
sering tidak memberikan kesempatan jika melihat keadaan yang tidak
menguntungkan. Yesus mengajarkan untuk memberikan kesempatan. Kesembuhan dan
penyembuhan itu kesempatan. Pertobatan itu kesempatan. Orang frustasi bukan
untuk dijauhi namun dibantu untuk menemukan kekuatan. Sumbu yang puda bukan
untuk dipadamkan, diberi semangat untuk berkembang kembali. Tentu hal yang
berbeda dengan dunia.
Sikap Yesus juga jelas, Ia tidak mau ribut, membantah, atau
menyatakan apa yang bisa membuat perselisihan. Sangat sering pilihan Yesus
adalah menyingkir. Lagi-lagi berbeda dengan dunia dan sekililing kita yang
sering mengajak ribut, ramai, dan membesar-besarkan masalah yang tidak mendasar
sekalipun.
Tidak akan mendengarkan Ia berteriak, lihat bagaimana pola
pengajaran dan Mesianisme Yesus yang tidak berteriak-teriak, apalagi di jalan. Sangat
penting bagi kita, ketika hidup di alam yang mengedepankan teriakan, lebih memilih suara keras di jalanan, soal benar
dan salah bukan menjadi landasan.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk menyembuhkan tanpa pamrih, Ia
bahkan didiam saja ketika hendak dibunuh. Ia menyingkir, bukan frontal melawan,
padahal bisa, namun bukan itu yang Allah kehendaki. Kekerasan bukan pilihan
Allah dan Yesus tentunya.
Ia juga memberikan tanpa perlu untuk mendapatkan ketenaran. Sangat
konkret ketika alam hidup kita yang penting viral, tenar, dan populer, dan
sering tidak penting dan bahkan jahat sekalipun. Mau berkorban dengan rendah hati dan bukan untuk dijadikan bahan bermegah
diri. Bahkan IA melarang untuk mengatakannya. Kesempatan secara duniawi itu ada
dan IA tidak mau.
Memberikan kesempatan. Sangat penting dan mendasar, bagaimana
kasih Tuhan itu memberikan semangat, nyala, dan adanya perbaikan. Mudah memang
memadamkan sumbu yang pudar daripada menjadi kanya nyala besar. Tuhan
menghendaki upaya sebaliknya dari harapan dunia. Harapan positif dan baik. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar