Sabtu
Pekan Biasa XVI (H)
Yer.
7:1-11
Mzm.
84:3,4,5-6a,8a,11
Mat.
13:24-30
Yer.
7:1-11
7:1 Firman yang
datang kepada Yeremia dari pada TUHAN, bunyinya:
7:2
"Berdirilah di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini
dan katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk
melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN!
7:3 Beginilah
firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan
perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.
7:4 Janganlah
percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait
TUHAN,
7:5 melainkan
jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika
kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing,
7:6 tidak
menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak
bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi
kemalanganmu sendiri,
7:7 maka Aku mau
diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada
nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya.
7:8 Tetapi
sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah.
7:9 Masakan kamu
mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal
dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal,
7:10 kemudian
kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan,
sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang
keji ini!
7:11 Sudahkah
menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini?
Kalau Aku, Aku sendiri melihat semuanya, demikianlah firman TUHAN.
Mat.
13:24-30
13:24 Yesus
membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal
Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada
waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum
itu, lalu pergi.
13:26 Ketika
gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27 Maka
datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah
benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28 Jawab tuan
itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu
kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29 Tetapi ia
berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu
mencabut lalang itu.
13:30 Biarkanlah
keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata
kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas
untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."
Dua Benih
di Dalam Satu Ladang
Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan bagaimana
adanya dua benih di dalam satu ladang. Ada benih gandum yang ditebarkan namun
ada juga yang menebarkan benih lalang. Mereka bertumbuh bersama, di ladang yang
sama. Pekerja mengusulkan untuk mencabut lalang, karena potensi merusak gandum
yang akan merusak panenan.
Pemilik ladang berpikir lain, karena jika demikian, bisa saja
gandum yang memang ditanam bisa tercabut juga bersama lalang yang hendak
dibuang. Pertimbangan yang baik. Peladang memikirkan dengan baik risiko dan
kerusakan yang bisa timbul dari keinginan baik tersebut.
Pemiliki kebun ternyata sabar untuk memberikan kesempatan, memang
hasil tidak akan maksimal, namun masih jauh lebih baik dan potensi kerusakan
lebih parah masih bisa diminimalkan. Merebut humus hara dan malah dalam arti
tertentu bisa membantu jalinan akarnya, namun jika dicabut jelas akan
menghancurkan tanamangandum yang ditanam.
Saudara terkasih, hidup kita ini sejatinya adalah kebaikan, Tuhan
menaburkan kita sebagai benih baik, ingat di dalam Kisah Penciptaan awali,
Allah melihat semuanya baik adanya. Baik, tidak ada keburukan dan kejahatan. Naah
hidup manusia itu ladang itu sendiri, di mana benih yang ditabur Allah sebagai
hal baik itu, ternyata juga ditaburi benih buruk dari si jahat. Tidak mungkin
tidak, bahwa adanya taburan beinh jahat itu sebagai bagian utuh. Tuhan akan
memberikan kesempatan untuk kita bertumbuh di dalam realitas yang demikian. Kita
tetap tidak bisa memilih dan menolak
kejahatan yang ditaburkan, namun kita patut bersyukur bahwa kita adalah
kebaikan. Dasar kita adalah baik, dan kejabatan serta yang buruk itu sebagai “pendatang,
pendompleng, dan tamu” yang akan merusak benih baik yang ada di dalam hidup
kita.
Dasar kita yang baik, perlu mendapatkan porsi untuk dikembangkan,
kesempatan bahwa Allah memberikan pilihan benih jahat juga untuk bisa bertunas, bukan
berarti Tuhan menghendaki bahwa kita untuk dirusak. Kita diberi kebebasan untuk
mengembangkan yang mana. Luar biasa bukan Tuhan, hadir dengan kebebasan dan itu
karunia yang luar biasa.
Gandum di masukan lumbung sebagai panenan, namun lalang masuk ke
dalam perapian. Benih sudah tertabur, bagaimana kita mau bertumbuh itu yang
membedakan ke mana kita akan bermuara. Mengikuti Tuhan masuk ke dalam lumbung
dan mengembangkan si jahat masuk ke perapian sebagai konsekuensi dari si jahat. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar