Sabtu, 28 Juli 2018

Dua Benih di Dalam Satu Ladang


Sabtu Pekan Biasa XVI (H)
Yer. 7:1-11
Mzm. 84:3,4,5-6a,8a,11
Mat. 13:24-30



Yer. 7:1-11

7:1 Firman yang datang kepada Yeremia dari pada TUHAN, bunyinya:
7:2 "Berdirilah di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN!
7:3 Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.
7:4 Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN,
7:5 melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing,
7:6 tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri,
7:7 maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya.
7:8 Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah.
7:9 Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal,
7:10 kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!
7:11 Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Kalau Aku, Aku sendiri melihat semuanya, demikianlah firman TUHAN.


Mat. 13:24-30

13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

  

Dua Benih di Dalam Satu Ladang

Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan bagaimana adanya dua benih di dalam satu ladang. Ada benih gandum yang ditebarkan namun ada juga yang menebarkan benih lalang. Mereka bertumbuh bersama, di ladang yang sama. Pekerja mengusulkan untuk mencabut lalang, karena potensi merusak gandum yang akan merusak panenan.
Pemilik ladang berpikir lain, karena jika demikian, bisa saja gandum yang memang ditanam bisa tercabut juga bersama lalang yang hendak dibuang. Pertimbangan yang baik. Peladang memikirkan dengan baik risiko dan kerusakan yang bisa timbul dari keinginan baik tersebut.
Pemiliki kebun ternyata sabar untuk memberikan kesempatan, memang hasil tidak akan maksimal, namun masih jauh lebih baik dan potensi kerusakan lebih parah masih bisa diminimalkan. Merebut humus hara dan malah dalam arti tertentu bisa membantu jalinan akarnya, namun jika dicabut jelas akan menghancurkan tanamangandum yang ditanam.
Saudara terkasih, hidup kita ini sejatinya adalah kebaikan, Tuhan menaburkan kita sebagai benih baik, ingat di dalam Kisah Penciptaan awali, Allah melihat semuanya baik adanya. Baik, tidak ada keburukan dan kejahatan. Naah hidup manusia itu ladang itu sendiri, di mana benih yang ditabur Allah sebagai hal baik itu, ternyata juga ditaburi benih buruk dari si jahat. Tidak mungkin tidak, bahwa adanya taburan beinh jahat itu sebagai bagian utuh. Tuhan akan memberikan kesempatan untuk kita bertumbuh di dalam realitas yang demikian. Kita tetap  tidak bisa memilih dan menolak kejahatan yang ditaburkan, namun kita patut bersyukur bahwa kita adalah kebaikan. Dasar kita adalah baik, dan kejabatan serta yang buruk itu sebagai “pendatang, pendompleng, dan tamu” yang akan merusak benih baik yang ada di dalam hidup kita.
Dasar kita yang baik, perlu mendapatkan porsi untuk dikembangkan, kesempatan bahwa Allah memberikan pilihan  benih jahat juga untuk bisa bertunas, bukan berarti Tuhan menghendaki bahwa kita untuk dirusak. Kita diberi kebebasan untuk mengembangkan yang mana. Luar biasa bukan Tuhan, hadir dengan kebebasan dan itu karunia yang luar biasa.
Gandum di masukan lumbung sebagai panenan, namun lalang masuk ke dalam perapian. Benih sudah tertabur, bagaimana kita mau bertumbuh itu yang membedakan ke mana kita akan bermuara. Mengikuti Tuhan masuk ke dalam lumbung dan mengembangkan si jahat masuk ke perapian sebagai konsekuensi dari si jahat. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar