Kamis Biasa
Pekan IV Paskah (P)
Kis.
13:13-25
Mzm.
89:2-3,21-22,25,27
Yoh.
13:16-20
Kis.
13:13-25
13:13 Lalu Paulus
dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi
Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem.
13:14 Dari Perga
mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada
hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ.
13:15 Setelah
selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, pejabat-pejabat rumah
ibadat menyuruh bertanya kepada mereka: "Saudara-saudara, jikalau
saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini,
silakanlah!"
13:16 Maka
bangkitlah Paulus. Ia memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata: "Hai
orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah!
13:17 Allah umat
Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar,
ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang
luhur Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu.
13:18 Empat puluh
tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun.
13:19 Dan setelah
membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada
mereka untuk menjadi warisan mereka
13:20 selama
kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberikan mereka
hakim-hakim sampai pada zaman nabi Samuel.
13:21 Kemudian
mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kish
dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya.
13:22 Setelah
Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud
Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan
di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.
13:23 Dan dari
keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah
membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.
13:24 Menjelang
kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya
mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.
13:25 Dan ketika
Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang
kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari
kaki-Nya pun aku tidak layak.
Yoh.
13:16-20
13:16
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari
pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.
13:17
Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
13:18
Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih.
Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat
tumitnya terhadap Aku.
13:19
Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika
hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
13:20
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia
menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.
Tindakan Yesus
Saudara terkasih, hari ini Yesus dan
Bunda Gereja mengajak kita untuk merenungkan apa yang dilakukan Yesus, dalam
ayat sebelumnya, yaitu membasuh kaki para murid. Jika Guru saja mau menyuci
para murid, apalagi murid dan pengikut-Nya. Oleh karena itu, menyuci atau
membasuh kaki bukan meniru tindakan Yesus namun melakukan juga apa yang
dilakukan Yesus.
Apa yang patut kita renungkan
berikutnya adalah mengenai penghianatan Yudas. Yesus bukan hendak mengingatkan
kalau Yudas bisa berubah dan mengantar kematian
bagi Yesus. Perilaku ini yang harus terpenuhi, bahwa orang yang makan
roti yang diberikan oleh Yesus akan melawan Yesus.
Peberitahuan Yesus ini bukan untuk
kepentingan Yesus, agar bebas atau dibela murid yang lain, namun memikirkan
para murid agar mereka tidak kaget dan goncang jika terjadi.
Permenungan selanjutnya adalah
mengenai relasi Yesus dan Allah Bapa, bagaimana yang menerima Yesus sama juga
menerima Allah Bapa, menerima utusan sama juga artinya menerima Yang Mengutus. Hal
yang sangat penting untuk bisa menerima dengan segala konsekuensinya.
Saudara terkasih, sering kita
mengalami goncangan, ketakutan, dan gamang karena takut dengan pemahaman yang
masif diajarkan, dengan gegap gempita dan kadang dengan intimidasi, takut kalau
kehilangan kesempatan, pekerjaan, atau kebersamaan. Padahal Tuhan sudah
mengingatkan bahwa hal itu bisa menguncangkan. Jika kita percaya kepada-Nya
kita bisa kuat menghadapi itu semua, karena bersama dengan DIA.
Apa yang dilakukan Yesus bukan kita
tiru saja, namun juga kita lakukan dengan seluruh kesadaran. Meniru saja mudah,
namun melakukan dengan kesadaran, dengan penuh pemahaman, dan kerendahan hati
memerlukan kerendahan hati di dalam Tuhan. Itu bedanya ikut Yesus dan bukan,
tidak semata meniru, namun melakukannya. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar