Senin, 10 Oktober 2016

Yang Berbahagia

Sabtu Biasa Pekan XXVII (H)
Gal. 3:22-28
Mzm. 103:2-3,4-5,6-7
Luk. 11:27-28



Gal. 3:22-28

3:22 Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya.
3:23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan.
3:24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.
3:25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.
3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.
3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.


Luk. 11:27-28

11:27 Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau."
11:28 Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."



Yang Berbahagia

Saudara terkasih, dalam bacaan kali ini, Yesus mengajak kita untuk melihat esensi kebahagiaan. Ukuran kebahagiaan manusia seperti dikisahkan melalui seorang ibu bahwa kebahagiaannya adalah kesuksesan anak-anaknya.
Pandangan ini tidak disalahkan oleh Yesus namun dipertegas oleh Yesus bahwa kebahagiaan itu lebih mendalam lagi, dengan melihat bahwa yang bahagia itu karena ketaatannya pada Allah semata.
Kebahagiaan karena prestasi, atau karena anak-anak yang baik tidak salah di dalam penilaian dan pandangan Yesus,namun ada yang lebih besar yaitu dalam contoh Maria. Sebagai Ibu ia tentu bahagia namun lebih dalam karena ia menyatakan mendengarkan dan taat akan Allah.
Kita tentu akan bahagia mendapatkan hasil luar biasa, prestasi, atau berkat apapun rupanya, namun tentu jauh lebih membahagiakan jika kita mendengarkan kehendak-Nya dan menjalaninya dengan tekun.
Saudara terkasih, apakah kebahagiaan kita sudah hingga melihat Tuhan dan karya-Nya yang bisa kita taati? Jika iya, kita patut berbahagia. Sabda-Nya adalah jalan kita untuk bahagia. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar